Find Us On Social Media :

Pasukan Khusus Indonesia Ini Ternyata Pernah Permalukan SAS Inggris, Lakukan Serangan Mendadak di Tengah Hujan, Jadi Tentara Pertama ASEAN yang Habisi Anggota SAS

By Khaerunisa, Senin, 18 Januari 2021 | 21:10 WIB

Pasukan SAS dan Kopassus. (Ilustrasi) Pasukan Khusus Indonesia Ini Ternyata Pernah Permalukan SAS Inggris, Lakukan Serangan Kilat di Tengah Hujan, Jadi Tentara Pertama ASEAN Habisi Anggota SAS

Intisari-Online.com - Kopassus merupakan salah satu pasukan khusus yang dimiliki Indonesia.

Merupakan satuan komando tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memiliki kemampuan khusus gerak cepat dalam setiap medan, menembak cepat, pengintaian dan anti-teror.

Prajurit Kopassus dikenal dengan baret merahnya, sehingga mendapat sebutan Pasukan Baret Merah.

Baca Juga: Menjadi Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, Kematangan Taktik Tempur SAS Inggris Tak Lepas dari Pengalamannya Terjun di Belantara Kalimantan Hadapi Pasukan Indonesia Ini

Moto yang dimiliki pasukan khusus ini yaitu "Berani, Benar, dan Berhasil".

Berbagai keberhasilan operasi yang dilakukan Kopassus menunjukkan motto tersebut bukan sekedar omong kosong.

Salah satu kehebatan Kopassus ditunjukkan dalam pertempurannya dengan pasukan khusus Inggris, SAS, di belantara Kalimantan.

Ketika itu, Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia, sementara SAS Inggris bertempur membela Negeri Jiran.

Baca Juga: Saking Muaknya pada Trump, Publik AS Sampai Sarankan Sosok Trump Sebagai Cameo di Film Home Alone 2 Diedit

Sebuah serangan tiba-tiba dilakukan Kopassus, membuat pasukan SAS Inggris terkejut dan tak bisa banyak berkutik.

Misi itu dijalankan Kopassus di malam hari dan di bawah guyuran hujan.

Dengan serangan itu, Kopassus menewaskan seorang anggota SAS, yang menjadikannya tentara ASEAN pertama yang berhasil menghabisi prajurit SAS.

Karena keberhasilannya itu, mereka juga diberi hadiah pemotongan masa tugas dan diberi kehormatan berbaris di depan Presiden Soekarno pada upacara peringatan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1965.

Baca Juga: Penuh Kepicikan dan Tipu Daya, Ternyata Inilah Alasan Mengapa Filipina yang Dulunya Sekutu AS Kini Benci Setengah Mati dengan Amerika

Melansir Tribun Jambi, kisah Kopassus bertempur dengan pasukan SAS Inggris menjadi satu diantara kisah heroik saat Operasi Dwikora dalam konfrontasi melawan Malaysia.

Satu diantara pertempuran berdarah antara Kopassus dan pasukan elit kerajaan Inggris tersebut terjadi di Desa Mapu, Long Bawan perbatasan Kalimantan Barat dan Sabah Malaysia.

Pertempuran terjadi pada bulan April tahun 1965.

TNI yang gerah dengan penyusupan yang dilakukan pasukan Inggris ke wilayah Indonesia mengirimkan pasukan elite Kopassus ke wilayah tersebut.

Baca Juga: Negara Afrika Ini Termasuk Negara Paling Korup di Dunia, Presidennya Banyak Dituduh Lakukan Korupsi Tapi Masih Bertahan Bahkan setelah Serangkaian Upaya Kudeta

Saat itu batalion 2 RPKAD (sekarang Grup 2 Kopassus) baru saja terbentuk.

Batalion baru ini dikirim ke Kalimantan Barat perbatasan dengan Malaysia tersebut untuk melakukan misi khusus menghancurkan pos musuh.

Pasukan elite TNI AD tersebut ditempatkan di Balai Karangan.

Pos tersebut merupakan pos terdepan TNI yang berhadap-hadapan dengan wilayah Malaysia.

Baca Juga: Begini Respon Netizen Malaysia Saat Tau Rakyat Indonesia dan Singapura Sudah Diberi Vaksin Covid-19, Malah Iri dan Salahkan Pemerintahnya

Di depan mereka sekitar 1 Km terdapat pos terdepan tentara Inggris yakni di Desa Mapu.

Pos terdepan yang berbatasan dengan wilayah Indonesia ini dijaga oleh satu kompi British paratrooper dan beberapa orang SAS. Dan pos ini adalah target operasi dari pasukan khusus yang dikirimkan TNI.

Menyerang pos tersebut menjadi prioritas dan misi khusus batalion RPKAD, dan tentu saja bakal merugikan pihak lawan.

Sebelum melakukan serangan para prajurit Kopassus menyiapkan rencana dan strategi yang akan dijalankan.

Baca Juga: Mungkinkah Misteri Virus Corona Akhirnya Terungkap? Video Lama Tunjukkan Para Ilmuwan Wuhan Menangani Kelelawar Sebelum Pandemi Covid-19

Setelah sebulan mempersiapkan penyerangan, tiba waktunya pada 25 April 1965 gladi bersih dilakukan.

Kopassus telah menyiapkan tiga kompi pasukan untuk menjalankan misi tersebut.

Tiga kompi tersebut telah bersiap di Pos Balai Karangan.

Saat hari yang ditentukan Komandan batalion, Mayor Sri Tamigen, memutuskan hanya kompi B (Ben Hur) yang akan melakukan penyerangan.

Baca Juga: Dipercaya Sukses Tangani Covid-19, China Justru dalam Keadaan Gawat Darurat Virus Corona Menyebar Mirip Seperti di Wuhan, Pemerintah Sampai Lakukan Hal Ini

Sementara 2 kompi lainnya tetap berada di wilayah Indonesia untuk berjaga-jaga bila terjadi sesuatu.

Dalam penyerangan ini, kompi B diharuskan membawa persenjataan lengkap.

Mulai dari senapan serbu AK-47, senapan mesin Bren, peluncur roket buatan Yugoslavia, dan Bangalore torpedoes.

Selesai melakukan persiapan tim Kompi B mulai menuju sasaran.

Baca Juga: Sakit Perut Tak Kunjung Sembuh, Pria Ini Kaget Saat Diperiksa Malah Dinyatakan 'Hamil', Tak Disangka Ada Fakta Tak Terduga di Baliknya

Mereka bergerak secara senyap melintasi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia selepas Maghrib.

Perjalanan dilakukan dengan sangat hati-hati. Saking berhati-hatinya mereka baru sampai lokasi target operasi pada pukul 02.00 dini hari.

Tiba di tempat sasaran pasukan segera mengatur posisi seperti strategi yang telah disusun dan dilatih sebelumnya.

Pos Mapu berbentuk lingkaran yang dibagi ke dalam empat bagian yang masing-masing terdapat sarang senapan mesin.

Baca Juga: Ayahnya Dimakzulkan 2 Kali, Putri dan Menantu Trump Panik Karena Masa Depan Mereka Juga Terancam Suram, Tak Tahu Tinggal di Mana Setelah Keluar dari Gedung Putih

Perineter luar dilindungi oleh kawat berduri, punji, dan ranjau claymore.

Satu-satunya cara untuk merebut pos ini adalah dengan merangsek masuk kedalam perimeter tersebut dan bertarung jarak dekat.

Memberondong pos ini dari luar bakal percuma, pasalnya pos ini memiliki perlindungan yang kuat.

Namun sepertinya rencana serangan tersebut diuntungan dengan kondisi cuaca.

Baca Juga: Sudah Diboikot dari Militer Karena Bikin Huru-hara di Amerika, Donald Trump Seenaknya Minta Parade Militer sebagai Tanda Perpisahan, Jawaban Pentagon di Luar Dugaan

Kebetulan malam itu hujan deras turun mengguyur wilayah Pos Mapu, di mana bunyi hujan menyamarkan langkah kaki dan gerakan puluhan prajurit komando RPKAD yang mengatur posisi di sekitar pos tersebut.

Korps baret merah itu mengepung Pos Mapu dari tiga arah, tim pun dipecah menjadi tiga kelompok.

Peleton pertama akan menjadi pembuka serangan sekaligus penarik perhatian.

Sementara kedua peleton lainnya akan bergerak dari samping/rusuk dan akan menjebol perimeter dengan bagalore torpedoes agar para prajurit RPKAD bisa masuk ke dalam dan melakukan close combat.

Pada jam 04.30 saat yang dinanti-nanti tiba, peleton tengah membuka serangan dengan menembakkan senapan mesin Bren ke posisi pertahanan musuh.

Baca Juga: Hanya Dalam 30 Tahun China Bisa Bangun Militer Terkuat yang Saingi Amerika Serikat, Rupanya Belajar dari Saddam Hussein untuk Bisa Meniru Semua Teknologi AS

Segera setelah itu, dua peleton lainnya merangsek masuk dari kedua arah. Serangan tiba-tiba ini membuat musuh kaget.

Belum reda kekagetan para tentara Inggris yang tak menduga mereka kembali dikejutkan dengan puluhan prajurit RPKAD yang dengan gagah berani masuk menerjang ke dalam pos.

Malam itu satu diantara pasukan terbaik di dunia ini tak menduga bakal mendapat serangan jarak dekat dari tentara baret merah Kopassus.

Malam itu jumlah pasukan yang ada di pos hanya sekitar 34 orang, prajurit lain tengah berpatroli.

Baca Juga: Militer China Dulu Tidak Ada Apa-apanya dan Kini Sudah Hampir Kalahkan Militer AS, Justru Karena Aksi AS di Irak Ini yang Bisa Bangkitkan Militer China

Sesuai perkiraan dari Kopassus yang telah melakukan pengamatan lapangan sebelumnya. Hari itu memang 2/3 kekuatan meninggalkan pos, dan mengapa hari itu yang dipilih untuk hari penyerangan.

Beberapa prajurit Kopassus yang sudah masuk ke pos harus melakukan pertempuran jarak dekat yang menegangkan. Dua prajurit Kopassus terkena tembakan dan gugur.

Namun rekan mereka terus merangsek masuk dan berhasil menewaskan beberapa tentara Inggris dan melukai sebagian besar lainnya.

Tentara Inggris yang tersisa hanya bisa bertahan sampai peluru terakhir mereka habis karena mereka telah terkepung.

Baca Juga: Bukti Pandemi Makin Gawat, Kasus Virus Corona di Indonesia Tembus 900.000 Kasus, Jadi Nomor 19 Terbanyak di Dunia

Diantara yang terbunuh dalam pertempuran jarak dekat yang brutal tersebut adalah seorang anggota SAS. Ini adalah korban SAS pertama yang tewas ditangan tentara dari ASEAN.

Pertempuran itu sendiri berakhir saat matahari mulai meninggi.

Prajurit RPKAD yang sudah menguasai sepenuhnya pos Mapu segera menyingkir karena mereka mengetahui pasukan Inggris yang berpatroli sudah kembali beserta bala bantuan Inggris yang diturunkan dari helikopter.

Sekembali di pos Balai Karangan, kompi B disambut dengan suka cita oleh rekan-rekannya.

Baca Juga: Di Hari-hari Terakhir Kekuasaannya, Trump Masih Sempat Boikot Perusahaan Iran, China dan Uni Emirat Arab, Ini Sebabnya

(*)

 

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini