Find Us On Social Media :

Tak Hanya Kerusuhan Massa Pendukung Donald Trump yang Menyerang, Nyatanya Sejarah Mencatat Serangan di US Capitol Juga Pernah Terjadi di Masa Lampau, dari Kebarakan Hingga Dipasangi Bahan Peledak

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 12 Januari 2021 | 12:00 WIB

US Capitol

Anggota Kongres Selatan yang pernah bekerja di Capitol mulai berperang melawan Union yang diwakilinya, meskipun selama Perang Sipil, Tentara Konfederasi tidak pernah merebut D.C.

3. Penembakan dan Pemboman di Capitol

Selain duel dan perkelahian fisik antara anggota kongres, non-anggota Kongres telah menembakkan senjata atau menanam bom di halaman Capitol.

Pada 2 Juli 1915, mantan profesor Jerman di Harvard, Erich Muenter, menanam paket berisi tiga batang dinamit di Capitol dekat ruang Resepsi Senat.

Bahan peledak itu meledak sekitar tengah malam dan pada saat Senat sedang istirahat.

Seorang petugas Kepolisian Capitol yang sedang bertugas hampir terlempar dari kursinya selama ledakan itu, tetapi untungnya tidak ada yang terluka.

Pria kelahiran Jerman itu kemudian menulis sepucuk surat kepada sebuah surat kabar Washington, DC yang mengatakan bahwa dia telah menanam bahan peledak untuk memprotes bantuan AS pada masa perang ke Inggris dan mengatakan dia berharap ledakan itu akan "membuat cukup banyak suara untuk didengar di atas suara-suara yang menuntut perang.”

Dia kemudian pergi ke rumah J.P. Morgan di Long Island, New York dan menembak pemodal.

Luka Morgan terbukti dangkal dan dia selamat. Muenter segera ditangkap dan ditahan di penjara di mana, beberapa hari kemudian, dia bunuh diri.

Baca Juga: Saat AS Tengah Berada di Tubir Kerusuhan Demokrasi, Kongres AS Kuatkan Pondasi dengan Akhirnya Sahkan Joe Biden Menjadi Presiden AS ke-46, Simak Korban Kerusuhan Pendukung Trump Tersebut