Find Us On Social Media :

Alami Kecelakaan Pesawat Hebat Hingga Pesawatnya Hancur Berkeping-Keping, Dua Orang Ini Berhasil Menyelamatkan Diri Dengan Gunakan Trik Ini

By Afif Khoirul M, Senin, 11 Januari 2021 | 09:16 WIB

Foto kecelakaan pesawat di Kolombia.

Intisari-online.com - Belakangan sebuah kabar duka terdengar datang dari maskapai penerbangan Sriwijaya Air.

Pesawat dengan nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak terjatuh di perairan dekat kepulauan Seribu.

Insiden ini menambah daftar panjang kecelakaan pesawat yang kerap terjadi di Indonesia.

Sementara itu, kejadian ini menggambarkan betapa mengerikannya ketika mengalami kecelakaan pesawat, karena sangat sulit untuk menyelamatkan diri dari situasi ini.

Baca Juga: Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, Maskapai Penerbangan Itu Rupanya Sudah Lama Tidak Lagi Rawat Pesawat di Bengkel Garuda dan Pilih Kerjasama dengan Perusahaan Non Pelat Merah, Ini Sebabnya

Akan tetapi tahukah Anda bahwa ternyata di dunia ini ada seorang pria yang pernah berhasil menyelamatkan diri dari kecelakaan pesawat.

Pria tersebut bernama Erwin Tumiri, seorang penumpang di maskapai LaAia Airlines Penerbangan 933.

Kecelakaan itu menewaskan setidaknya 71 orang di dalamnya kecuali Erwin Tumiri yang berhasil selamat karena menggunakan cara khusus ketika menyelamatkan diri.

Erwin Tumiri adalah seorang teknisi penerbangan Bolivia, dia adalah satu di anatara enam orang lainnya yang selamat.

Baca Juga: Perkembangan Terbaru Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJ182, Black Box Akhirnya Sudah Ditemukan Beserta Bukti-bukti Lainnya

Saat itu kecelakaan terjadi karena pesawat LaAia Airlines menabrak gunung di selatan kota Medellin di Kolombia pada 2016.

Korban selamat lainnya adalah pramugari, jurnalis, dan tiga anggota tim sepak bola Chapecoense, yang sedang dalam perjalanan menuju pertandingan terbesar dalam sejarah klub saat kecelakaan itu terjadi.

Tumiri mengatakan kepada penyelamat yang menariknya dari reruntuhan bahwa, orang lain di sekitarnya dalam penerbangan carter panik dan berdiri.

Tetapi dia tetap duduk dan mengikuti pedoman yang direkomendasikan selama keadaan darurat udara, media lokal melaporkan.

percaya tindakannya menyelamatkan hidupnya.

"Saya selamat karena saya mengikuti protokol keamanan," katanya, menurut surat kabar El Telegrafo dan Radio Caracol di Kolombia .

Banyak yang bangkit dari kursi dan mulai berteriak.

Baca Juga: Dari 88 Pesawat yang Lenyap Hingga Kawasan Paling Berbahaya untuk Terbang, Inilah Fakta-fakta Tak Terduga dari Kecelakaan Pesawat

"Saya meletakkan tas di antara kedua kaki saya dan masuk ke posisi janin seperti yang direkomendasikan dalam kecelakaan," imbuhnya.

Pramugari Bolivia Ximena Suarez, juga seorang korban selamat lainnya, mengatakan lampu mati di pesawat kurang dari satu menit sebelum pesawat itu jatuh ke gunung, menurut pejabat Kolombia di Medellin.

Dia mengirim pesan video ke keluarganya dari rumah sakit untuk mengatakan bahwa dia mencintai mereka, sepupunya Ana Rodriguez Suarez di AS mengatakan kepada CBS .

Ana, dari Arlington di Texas, mengatakan kepada CBS bahwa sepupunya telah memberitahunya bahwa dia pindah ke bagian belakang pesawat saat jatuh.

Alhasil dia selamat tetapi mengalami patah tulang di kaki, punggung, dan lehernya dalam kecelakaan itu.

Dalam pesan videonya, yang direkam dalam bahasa Spanyol, Suarez berkata, "Sepupu, saya hanya ingin memberi tahu Anda bahwa saya mencintaimu dan saya tidak terlalu terluka."

Baca Juga: Sempat Dikaitkan dengan Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182, yang Sudah Berusia 26 Tahun, Pakar Ungkap Meski Usianya Tua Kondisi Pesawat Bisa Tetap Sehat, Ini Alasannya

"Dan saya tidak tahu kapan saya akan pulang, tapi dia mengatakan akan pulang, dan aku tidak sabar untuk bersama kalian semua," katanya

Dokter mengatakan bahwa Suarez dan Erwin Tumiri tidak dalam kondisi kritis.

Rincian lebih lanjut sekarang muncul tentang menit-menit menjelang kecelakaan itu, yang terjadi sekitar pukul 10.15 malam pada hari Senin waktu setempat.

Surat kabar Kolombia El Tiempo mengutip kru dari pesawat yang mendekati bandara Medellin tepat sebelum kecelakaan itu mengatakan pilot penerbangan itu berteriak melalui radio.

Mengatakan bahwa pesawatnya kehabisan bahan bakar dan perlu melakukan pendaratan darurat.

Media Kolombia juga menerbitkan audio pilot Bolivia Miguel Quiroga yang berkomunikasi dengan operator menara kendali di bandara Medellin tak lama sebelum kecelakaan itu.