Find Us On Social Media :

Lebih Dari Perebutan Status dan Hegemoni Negara Adidaya, Inilah yang Sebenarnya Dicari AS Sampai Mati-matian Kalahkan China, Bahkan Berani Perang Dingin Lagi Bila Perlu

By Maymunah Nasution, Kamis, 7 Januari 2021 | 20:10 WIB

Keduanya Merupakan Mitra Dagang Indonesia, Begini Dampak Perang Dagang Cina-AS bagi Indonesia

Ia mencoba memundurkan ekonomi China dengan menargetkan sektor teknologi China.

Meskipun kekacauan dan konflik di administrasinya, ia mampu menghasilkan hasil-hasil signifikan,dengan bukti kesulitan-kesulitan yang dihadapi Huawei dan perusahaan China lainnya.

Namun dalam jangka panjang pendekatannya malah justru membantu China, membantu mereka menemukan kerentanan rantai suplai dan menciptakan inovasi baru.

Joe Biden yang baru disahkan, secara luas diharapkan bergerak melebihi perhitungan transaksi dari administrasi Trump untuk bekerja sama memaksa China membayar tindakan mereka menantang tatanan dunia liberal yang dipimpin AS.

Baca Juga: China Kena Karma, Para Pakar Buktikan Jika China Akan Lebih Butuh Produk-produk Australia di Tahun Mendatang Jika Masih Terus-terusan Tolak Produk Mereka, Ini Sebabnya

Dari pandangan Biden, politik dunia seharusnya masih mengikuti nilai dan aturan yang dipimpin oleh AS.

Seperti halnya paparan dari Jake Sullivan dan Kurt Campbell dalam esai yang dipublikasi akhir tahun kemarin, kebijakan ini akan memuluskan koersi tatanan dunia yang lebih halus.

"Jika China berharap menikmati akses setara untuk komunitas ekonomi baru ini, kerangka kerja ekonomi dan aturan mereka harus dibuat sesuai standar yang sama," tulis keduanya.

"Kombinasi tarikan gravitasi komunitas ini akan berikan China pilihan: entah memangkas cara mereka dan mulai bekerja dengan aturan perdagangan atau menerima kondisi yang kurang menolong dari lebih dari separuh ekonomi global."

Baca Juga: Hukuman Bagi Australia Diharapkan China Jadi Pelajaran Negara Lain, Apakah Bisa Benar-Benar Berhasil? Mengapa Sepertinya Hasil Tunjukkan Hal Sebaliknya?