"Taruhan untuk memberangus Victoria-Jiangsu Programme for Technology and Innovation R&D, yang diteken pada 2015, jelas-jelas berniat sebagai aksi balas dendam Perdana Menteri Australia Scott Morrison karena penolakan China atas impor dari Australia," ujar editorial terbitan koran pemerintah China Daily Selasa kemarin.
"Menjadi kekecewaan bagi siapa saja yang berharap kondisi membaik, pemerintah Australia semakin membuat hubungan bilateral memburuk.
"China tidak punya niat mencari hegemoni global.
"China mengejar kebangkitan damai, dan mencari cara mengembangkan hubungan setara dan timbang balik dengan semua negara.
"Namun, nampaknya pemerintah Australia yang sekarang tidak senang akan itu.
"Melihat prisma ideologi dan geopolitik, Australia melihat gambar China yang terdistorsi, dan melihatnya sebagai ancaman."
Minggu lalu saat ditanyai apakah ada kesempatan dua negara dapat berbicara tingkat pemerintahan, Menteri Hubungan Luar Negeri China mengatakan jika saluran diplomasi tetap terbuka dan mereka akan berniat berhubungan jika Australia tunjukkan ketulusan untuk diskusi bermartabat melalui "aksi yang nyata".
China berang dengan Australia sejak Australia mendorong investigasi internasional mencari asal muasal virus Corona tanpa berkonsultasi pada Beijing.