Intisari-Online.com - Pada akhir-akhir masa jabatannya (diperkirakan berakhir 30 Juni 2022), Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghadapi beragam badai yang membuatnya benar-benar berada di ujung tanduk.
Badai-badai yang dihadapi oleh kepemimpinan Duterte ini dijabarkan oleh Mong Palatino dengan judul "A Deadly and Disastrous 2020 for the Philippines" yang dimuat di The Diplomat (28/12/2020).
Letusan gunung berapi besar, banjir besar di beberapa daerah, melonjaknya kasus COVID-19, dan situasi hak asasi manusia yang memburuk termasuk di antara bencana yang membuat kehidupan warga Filipina semakin sengsara di tahun 2020.
Setelah lebih dari empat dekade tidak aktif, Gunung Berapi Taal di selatan ibu kota Manila kembali meletus pada Januari 2020.
Letusannya menyelimuti banyak kota dengan abu, membuat ribuan orang mengungsi di wilayah selatan Tagalog, dan mengganggu pusat pariwisata yang ramai di sekitar gunung berapi dan Danau Taal.
Saat penduduk perlahan mulai membangun kembali komunitas mereka, pandemi Covid-19 datang.
Presiden Rodrigo Duterte pun memerintahkan lockdown sebagian besar Filipina pada bulan Maret untuk menahan penyebaran virus mematikan tersebut.
Lockdown Filipina digambarkan sebagai salah satu yang paling keras dan terpanjang di dunia.