Find Us On Social Media :

Malah Muncul Sebagai Pahlawan, Bagaimana Bisa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI?

By Muflika Nur Fuaddah, Sabtu, 26 Desember 2020 | 07:00 WIB

Soekarno dan Soeharto.

Persaingan yang dikenal dengan Perang Dingin ini membelah dunia menjadi dua.

Ada Uni Soviet dengan paham komunisnya. Dan ada Amerika Serikat dengan paham kapitalisnya.

Di tahun 1960-an, Sukarno dan PKI condong ke Uni Soviet dan antibarat. Nah, Dewan Jenderal diyakini sejalan dengan Amerika Serikat yang ingin menyingkirkan Sukarno.

Atas dasar keyakinan ini, para perwira militer yang loyal kepada Sukarno bergerak secara diam-diam untuk mencegah kudeta.

Baca Juga: Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS, Situasi Makin Memanas dengan Serangan Roket yang Hancurkan Kedutaan AS di Baghdad, Begini Peringatan Trump untuk Iran

Ada Kolonel Abdul Latief (Komandan Garnisun Kodam Jaya), Letkol Untung (Komandan Batalion Pasukan Pengawal Presiden Cakrabirawa), dan Mayor Sujono (Komandan Resimen Pasukan Pertahanan Pangkalan di Halim).

Mereka didukung oleh Sjam Kamaruzaman, Kepala Biro Chusus (BC) PKI yang merupakan badan intelijen PKI. Daftar jenderal yang jadi sasaran disusun oleh Sjam bersama para perwira militer.

Mereka berencana "menculik" para jenderal dan membawanya ke hadapan Presiden Sukarno.

Belakangan, rencana ini gagal total. Persiapan tidak dilakukan dengan matang. Para jenderal malah dibunuh.

Baca Juga: Kota di China Mendadak Gelap Total Setelah 10 Tahun Tak Pernah Ada Pemadaman Listrik, Kehabisan Batubara Gegara Konflik dan Hentikan Pasokan dari Australia?