Penulis
Intisari-Online.com - Ketegangan terus meningkat di antara kedua negara ini, seperti apa perbandingan kekuatan militer Iran dan AS?
Peristiwa demi peristiwa semakin memanaskan hubungan Iran dan AS.
Terbaru, sebuah serangan roket dilaporkan menghancurkan kedutaan AS di Baghdad, dengan Iran dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab.
Serangan itu disebut sebagai yang terbesar di Zona Hijau ibu kota dalam satu dekade terakhir.
Melansir The Wall Street Journal (23/12/2020), Komandan militer AS untuk Timur Tengah mengatakan bahwa serangan roket yang diluncurkan di Kedutaan Besar AS di Baghdad pada Minggu adalah serangan terbesar di Zona Hijau ibu kota sejak 2010, yang berjumlah 21 rudal.
Sementara itu, Presiden Irak mengecam penembakan roket itu sebagai "tindakan teroris" dan mengatakan bahwa penargetan misi diplomatik telah mencoreng reputasi negara.
Dilaporkan bahwa sebuah tinjauan setelah aksi oleh Komando Pusat AS, menunjukkan serangan itu jauh lebih besar dari delapan roket daripada yang dilaporkan Irak pada awalnya.
Pejabat AS mengatakan, serangan itu tampaknya telah dimentahkan oleh sistem pertahanan dipandu radar C-RAM Amerika yang telah dikerahkan AS untuk melindungi kedutaan, dan roket lain meleset dari sasaran.
Tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan itu, namun merusak dua bangunan dan sebuah gym yang digunakan pasukan dan personel kedutaan untuk berolahraga.
Beberapa mobil yang diparkir di dekat kompleks kedutaan juga rusak.
Semua 21 roket menghantam di dalam Zona Hijau yang dijaga ketat - di mana kedutaan dan pangkalan yang menampung pasukan dari koalisi pimpinan AS berada - dengan sekitar setengah dari roket itu mendarat di dalam kompleks kedutaan Amerika, kata seorang pejabat.
Seorang tentara Irak terluka dan kendaraan serta generator di sebuah kompleks apartemen Irak dekat kompleks Kedutaan Besar AS juga rusak, kata pejabat keamanan Irak.
Jenderal Frank McKenzie, yang memimpin Komando Pusat AS, yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah, mengatakan tidak jelas apakah serangan itu diatur oleh milisi nakal atau secara khusus diarahkan oleh Teheran.
Para pejabat AS mengatakan senjata itu diyakini dipasok oleh Iran, tetapi tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
"Saya tidak tahu sejauh mana Iran terlibat," kata Jenderal McKenzie kepada The Wall Street Journal, Selasa.
“Kami tidak mencari perang, dan saya sebenarnya tidak percaya mereka mencari perang.”
Baca Juga: Jamu Penggemuk Badan yang Bisa Anda Buat Sendiri, Apa Resepnya?
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu menyalahkan "milisi yang didukung Iran" atas serangan itu dan mendesak pemerintah Irak untuk membawa mereka ke pengadilan.
Atas kejadian tersebut, Presiden AS Donald Trump yang akan segera meninggalkan jabatannya juga telah buka suara.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan Iran atas serangan roket ke kedutaan AS di Baghdad dan mengancam tanggapan militer jika ada orang Amerika yang terbunuh, dikutip dari Aljazeera (24/12/2020).
"Kedutaan kami di Baghdad dihantam pada hari Minggu oleh beberapa roket," kata Trump di Twitter, merujuk pada serangan yang menyebabkan kerusakan tetapi tidak ada kematian.
"Tebak dari mana asalnya: IRAN," tambahnya.
“Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap orang Amerika di Irak…
"Beberapa nasihat kesehatan yang bersahabat untuk Iran: Jika satu orang Amerika terbunuh, saya akan meminta pertanggungjawaban Iran. Pikirkan lagi," kata Trump.
Baca Juga: Korea Utara Bakal Jadi Masalah Besar, Amerika Terpaksa Pepet China untuk Menakhlukannya, Tapi...
Sebaliknya, juru bicara kementerian luar negeri Iran mengutuk tuduhan AS, mengatakan tuduhan itu berada di bawah payung "tuduhan berulang, tidak berdasar dan dibuat-buat" yang bertujuan untuk merapikan "situasi yang sangat sulit yang dialami Trump".
“Seperti yang telah diumumkan berkali-kali sebelumnya, serangan terhadap wilayah diplomatik dan pemukiman ditolak,” kata Saeed Khatibzadeh.
“Dalam contoh khusus ini, tuduhan terletak pada AS sendiri dan sekutunya di kawasan yang mengejar ketegangan yang meningkat.”
Khatibzadeh menyarankan Trump untuk menggunakan "skenario yang lebih dapat dipercaya" dan menahan diri dari "petualangan berbahaya" di hari-hari terakhirnya di Gedung Putih.
Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan AS
Berdasarkan Power Index menurut Global Firepower2020, kekuatan militer Iran berada di bawah AS, yaitu di peringkat ke-14 dari 138 negara.
Posisi AS dalam peringkat kekuatan militer dunia tentu mudah ditebak.
Ya, AS berada di peringkat pertama, mengokohkan posisinya dari tahun ke tahun.
Statistik Global Firepower menunjukkan bahwa AS secara konsisten terus menempati posisi teratas sebagai militer terkuat, diikuti Rusia dan China.
Baca Juga: Al dan Dul, Membuat Destinasi Wisata Baru di Yogyakarta dengan Nama Restu Bumi Kreo
Bahkan, hampir di semua sektor, kekuatan militer AS unggul dibanding negara-negara lain.
Total kekuatan udara AS berada di peringkat pertama. Sedangkan kekuatan lautnya di peringkat keempat, hanya di bawah Korea Utara, China dan Rusia.
Di darat, AS memimpin untuk kepemilikan kendaraan lapis bajanya, yaitu 39.253 unit.
Meski berada cukup jauh di bawah peringkat kekuatan militer AS, Iran mengejar di sektor lautnya.
Kekuatan laut Iran menduduki peringkat ke-6 dengan 398 total aset.
Kemudian untuk personel militer, AS memiliki personel militer aktif sebanyak 1.400.000 dan cadangannya 860.000.
Sedangkan Iran kalah jumlah dengan 523.000 tentara aktif dan 350.000 personel cadangan.
AS juga unggul dalam hal anggaran pertahanan, di mana militer AS merupakan yang terkaya di dunia dengan anggaran sebesar $ 237 miliar, sedangkan Iran hanya $ 19,6 miliar.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari