Find Us On Social Media :

Trump Sudah Lantang Tuduh Virus Corona Dibuat di China, Peneliti Ini Malah Bikin Geger Dunia Karena Ungkap Covid-19 Lebih Dulu Muncul di Amerika, Ini Buktinya

By Mentari DP, Minggu, 6 Desember 2020 | 13:30 WIB

Ilustrasi virus corona (Covid-19).

Intisari-Online.com - Bicara soal pandemi virus corona atau penyakit Covid-19, tentu kita langsung tertuju pada kota Wuhan, China.

Ini karena virus itu disebutkan pertama kali ditemukan di sana sebelum menyebar di dunia.

Namun hingga detik ini, asal usul virus corona masih belum jelas.

Beberapa waktu belakangan, ditemukan fakta bahwa virus corona baru penyebab penyakit Covid-19 telah muncul terlebih dahulu di Eropa sebelum merebak di China. 

Baca Juga: Mensos Juliari Terancam Hukuman Mati Karena Terima Suap Bansos Covid-19 Sebanyak Rp17 Miliar: Begini Urutan Eksekusi Mati di Indonesia, Harus Mati dalam 1 Menit

Kini ditemukan tanda bahwa virus juga telah muncul lebih dahulu di Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari South China Morning Post, peneliti dari Centres for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa sampel darah yang diambil di AS dari 13 Desember tahun lalu mengungkapkan bukti antibodi untuk virus COVID-19, yang dikenal sebagai Sars-Cov-2.

 

Sampel tersebut diambil lebih dari dua minggu sebelum wabah Covid-19 dikonfirmasi secara resmi di Wuhan pada 31 Desember 2019.

Sampel juga muncul sebulan lebih awal dari kasus pertama Covid-19 di AS.

Baca Juga: Terima Suap Rp17 Miliar dari Bansos Penanganan Covid-19, Warga Indonesia Minta Menteri Sosial Juliari Dihukum Mati, 'Korupsi di Saat Bencana Nasional Layak Dihukum Mati'

"Adanya antibodi serum ini menunjukkan bahwa infeksi Sars-CoV-2 mungkin telah terjadi di bagian barat Amerika Serikat lebih awal daripada yang diketahui sebelumnya," ungkap CDC melalui jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Clinical Infectious Diseases.

Menurut laporan CDC, para peneliti menguji 7.389 sampel darah yang dikumpulkan antara 13 Desember 2019 hingga 17 Januari 2020, sampel berasal dari sejumlah negara bagian berbeda.

Melalui serangkaian uji coba, ditemukan 106 orang bereaksi terhadap tes antibodi Sars-CoV-2.

Dari jumlah tersebut, 39 dikumpulkan antara 13 dan 16 Desember 2019, sedangkan sisanya diambil antara 20 Desember 2019 dan 17 Januari 2020.

Temuan baru ini mendukung hasil temuan sebelumnya yang diterbitkan di Italia bulan lalu.

Penelitian di Italia menemukan adanya tanda virus corona pada sampel darah yang diambil pada September 2019 lalu.

Sejalan dengan itu, hasil swab seorang pasien rumah sakit di Prancis yang diambil pada 27 Desember 2019 juga menunjukkan adanya virus Sars-Cov-2.

Kedua set sampel di Eropa tersebut diambil sebelum virus diidentifikasi di Wuhan, menambah perdebatan politis tentang asal-usul virus corona.

Laporan terbaru dari CDC ini diharapkan bisa membantu tugas tim khusus WHO yang saat ini sedang mencoba mencari tahu dari mana penyakit itu berasal.

Baca Juga: Kasus Positif Melonjak Karena Banyak Warga Indonesia yang Langgar Protokol Kesehatan, 'Kalau di Korea Utara, Mereka Sudah Pasti Ditembak Mati di Depan Umum'

Menurut WHO, penelitian itu berupaya untuk menemukan spesies hewan yang diduga asal virus corona.

Hingga saat ini penelitian masih belum menemukan hasil. Tim khusus bernama Lancet ini juga akan fokus pada penyebaran awal Sars-CoV-2.

WHO mengatakan timnya akan memulai penyelidikannya di Wuhan.

Upaya untuk menemukan bagaimana virus corona bisa melewati batas hewan-manusia dinilai WHO bisa memakan waktu bertahun-tahun dan tidak akan pernah tercapai.

(Prihastomo Wahyu Widodo)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Mengejutkan, virus corona ternyata telah ada di AS sebelum muncul di Wuhan")

Baca Juga: Sanggup Penggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian, Sebegini Kuat Kekuatan Tempur TNI di Pulau Natuna, China yang Begitu Ditakuti Itu Saja Langsung Mundur Ketakutan