Kasus Positif Melonjak Karena Banyak Warga Indonesia yang Langgar Protokol Kesehatan, 'Kalau di Korea Utara, Mereka Sudah Pasti Ditembak Mati di Depan Umum'

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Di Indonesia, kasus virus corona (Covid-19) pertama kali terkonfirmasi pada 2 Maret 2020.

Walau begitu, sejumlah warga Indonesia terkadang masih menyepelekan pandemi mengerikan ini.

Masih banyak yang tidak memakai masker di depan umum dan masih berkerumunan.

Bahkan beberapa pasien positif Covid-19 nekat kabur dari ruang isolasi atau rumah sakit.

Baca Juga: Sanggup Penggal Negara Malaysia Jadi 2 Bagian, Sebegini Kuat Kekuatan Tempur TNI di Pulau Natuna, China yang Begitu Ditakuti Itu Saja Langsung Mundur Ketakutan

Pemerintah sebenarnya sudah menetapkan banyak peraturan terkait protokol kesehatan. Tapi masih banyak yang melanggar.

Terkadang ada petugas yang tegas. Namun terkadang ada juga yang memaafkan dan meminta jangan diulangi.

Namun itu tidak akan terjadi di negara lain. Dan sebaiknya Anda jangan mencoba melanggar protokol kesehatan.

Misalnya Korea Utara.

Baca Juga: Banyak Negara Ketar-ketir Lawan China, Justru Indonesia Berani Tolak China UntukUbah Wilayahnya Pangkalan Militer, 'Kami Tak Mau Jadi Medan Perang'

Dilaporkan regu tembak Korea Utara mengeksekusi seorang warga di depan umum, setelah mereka kedapatan melanggar aturan untuk mencegah Covid-19.

Sumber internal kepada Radio Free Asia mengungkapkan, dia dieksekusi pada 28 November demi menimbulkan efek jera kepada masyarakat.

Sementara Korea Utara mengeklaim mereka bebas virus corona, rezim Kim Jong Un sudah menerapkan aturan ketat sejak Januari.

Sumber itu menceritakan selain memberlakukan protokol kesehatan secara ketat, pasukan dikerahkan ke perbatasan China guna mencegah penyelundupan.

"Mereka menggelar eksekusi terbuka untuk menakuti warga setempat, karena sering terjadi di kontak dengan orang di perbatasan, terutama penyelundupan," jelas si sumber.

Warga yang ditembak mati diidentifikasi pria berusia 50-an.

Dia disebut melakukan kontak dengan rekan penyelundupnya di China.

Dilansir Daily Mail pada Jumat (4/12/2020), "Negeri Panda" menjadi sekutu sekaligus rekan dagang utama negara yang menganut ideologi Juche itu.

Tetapi, perdagangan dua negara mengalami penyusutan hingga 75 persen imbas wabah Covid-19 yang melanda dunia pada Maret.

Karena takut jika para penyelundup itu membawa virus corona, pemerintahan Kim Jong Un bergerak cepat dengan menutup lokasi yang dicurigai sebagai titik penyelundupan.

Baca Juga: Foto-fotonya Ketika Mengumbar Urat Bocor ke Publik, Selir Kesayangan Raja Thailand Ini Terancam Digulingkan Lagi, Akan Terima Hukuman Mengerikan Ini

Pyongyang juga disebut memberangkatkan unit khusus untuk mengecek petugas perbatasan, dan memastikan mereka juga tak terlibat dalam sindikat penyelundupan.

Selain itu berdasarkan intelijen Korea Selatan, pemerintah pusat Korea Utara memberlakukan lockdown dan melarang warganya memancing.

Telik sandi di Seoul meyakini, pada Agustus lalu seorang pejabat Korut ditembak mati karena ketahuan membawa barang dari luar negeri.

Sumber lain di Korut mengatakan, metode eksekusi di depan umum adalah cara rezim Kim dalam memastikan rakyatnya tak ada yang mengeluh.

"Kapan pun mereka mengeluh soal kehidupan, maka mereka akan ditakut-takuti dengan eksekusi publik atau dikirim ke kamp politik," ujar dia.

(Ardi Priyatno Utomo)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Langgar Aturan Covid-19, Seorang Warga Korea Utara Dieksekusi di Depan Umum")

Baca Juga: Susah-susah Dicari Bahkan Sampai Gelontorkan Ratusan Juta Untuk Membuatnya, Para Peneliti Mendadak Temukan Obat Lain yang Bisa Atasi Virus Corona, 'Sudah Digunakan Banyak Orang'

Artikel Terkait