Find Us On Social Media :

Pernyataan Resmi Dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran Atas Terbunuhnya Prof. Mohsen Fakhrizadeh, Begini Isi Lengkapnya

By Maymunah Nasution, Kamis, 3 Desember 2020 | 13:47 WIB

Mohsen Fakhrizadeh (tengah)

Intisari-online.com - Beberapa hari yang lalu tepatnya pada Jumat 27 November 2020, Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan nuklir terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran tewas terbunuh.

Kematiannya membuat berang Iran, yang mengutuk keras tindakan tersebut.

Iran menyebut tindakan itu sebagai tindakan pengecut dan merupakan aksi terorisme.

Hal ini seperti disampaikan Kedutaan Besar Republik Islam Iran yang mengutuk pembunuhan brutal dan langkah tidak manusiawi ini.

Baca Juga: Kebenciannya Terhadap Amerika Sudah Mendarah Daging, Iran Hadapi Krisis Nuklir Setelah Ilmuwan Nuklirnya Tewas, Mendadak Minta Tolong Hal Ini pada Joe Biden

Kedutaan Besar Republik Islam Iran juga menyerukan kepada komunitas internasional, negara-negara pecinta dan pembela hak asasi manusia untuk mengutuk tindakan kriminal dan teroris tersebut.

Mengutip press release yang dikeluarkan dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran, berikut adalah isi pernyataan resmi mereka:

Kedutaan Besar Republik Islam Iran mengajak mengambil tindakan yang diperlukan terhadap pelaku, para pendukung dan aktor intelektual di balik serangan teroris ini.

Pernyataan dari Kedutaan Besar Republik Islam Iran menyampaikan beberapa poin berkaitan dengan perkembangan yang terjadi seputar tindakan terorisme tersebut:

Baca Juga: Bencana Bagi Iran, Tapi Angin Segar Bagi Israel, Pejabat Israel Ini Sesumbar Minta Dunia Berterimakasih Pada Israel Karena Telah Membunuh Ilmuwan Nuklir Iran, Ini Alasannya

Mohsen Fakhrizadeh, yang bergelar Profesor, merupakan seorang pejabat resmi Republik Islam Iran dan tindakan pembunuhan keji terhadap dirinya merupakan langkah terorisme serta amelanggar berbagai peraturan, konvensi dan kesepakatan internasional yang diakui oleh dunia.

Beberapa tujuan yang dicapai dari pembunuhan ini antara lain:

Pertama, menghambat pendekatan diplomatik dan dialog untuk menyelesaikan perbedaan di tingkat regional dan internasional.

Kedua, merampas hak sah dan wajar Republik Islam Iran atas penggunaan teknologi nuklir damai sebagaimana ditetapkan dalam peraturan internasional.

Baca Juga: Baru Kegirangan Tahu Donald Trump Bakal Lengser, Iran Langsung Mencak-Mencak Usai Ahli Nuklirnya Dibunuh, PBB Diamuk Tuduh 'Teman dekat' AS Ini Pelakunya

Ketiga, menciptakan krisis skala besar untuk semakin membuat kawasan Timur Tengah tidak stabil dan mempersulit penerapan perjanjian nuklir Iran (perjanjian dengan nama Joint Comprehensive Plan of Action atau JCPOA).

Prof. Mohsen Fakhrizadeh merupakan ilmuwan dengan peran besar dalam berbagai proyek IPTEK Iran yang bertujuan damai.

Ia berkontribusi dalam pengembangan uji kit dan vaksin Covid-19 pertama di Iran, sebuah kontribusi besar bagi upaya nasional Iran menanggulangi pandemi Covid-19 dan produksi vaksin meskipun ditekan dengan sanksi ilegal dari Amerika Serikat.

Sanksi dari AS telah mencegah dan menutup akses Iran terhadap barang-barang kemanusiaan termasuk obat-obatan dan peralatan medis.

Baca Juga: Pembalasan Dendam Iran Atas Pembunuhan Fakhrizadeh Makin Menggema, AS-Israel Patut Waspada pada 2 Pasukan Khusus Iran Ini, Berafiliasi dengan Kelompok Ekstremis Ganas hingga Dijuluki 'Hantu yang Kuat'

Iran telah mencatat sejumlah ilmuwan dan pahlawan nasionalnya terbunuh dalam berbagai serangan teroris. Bukti yang didapatkan otoritas Iran tunjukkan dengan jelas bahwa pusat-pusat tertentu yaitu pihak asing berada di balik pembunuhan tersebut.

Pembunuhan kepada Prof. Mohsen Fakhrizadeh juga memiliki ciri dan cara yang sama dengan tindakan pengecut lain yang biasanya dilakukan oleh Rezim Teroris Israel.

Israel juga telah membunuh sejumlah besar elit ilmiah di Iran dan di seluruh kawasan.

Rezim Zionis Israel telah merancang sebuah konspirasi, sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di kawasan, untuk memicu kekacauan di wilayah Timur Tengah.

Baca Juga: 'Israel Itu Negara Penjahat,' Ucap Mahathir Saat Dulu Malaysia Dicoret Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Rezim ini sejak penandatanganan perjanjian nuklir (Joint Comprehensive Plan of Action - JCPOA) antara Iran dan lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman tahun 2015 lalu terus menerus mencoba membujuk Washington agar meninggalkan JCPOA dan mengembalikan sanksi paling parah sepanjang sejarah dan ilegal terhadap masyarakat Iran.

Pembunuhan terhadap Fakhrizadeh merupakan pelanggaran nyata terhadap aturan internasional dan prinsip moral serta kemanusiaan yang dilakukan terhadap Iran sebagai negara yang selama ini berada di garis terdepan dalam perang melawan terorisme demi membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia.

Rakyat Iran berharap komunitas internasional dan negara-negara pembela hak asasi manusia untuk mengutuk terorisme negara dan membangun konsensus agar melawan ketegangan di kawasan.

Iran menyerukan kepada dunia internasional, terutama Uni Eropa, untuk meninggalkan standar ganda dan mengutuk tindakan terorisme berbasis negara ini.

Baca Juga: Meski Punya Senjata Nuklir Mengerikan Sampai Membuat Amerika Ketar-ketir, Ternyata Militer Korea Utara Sebenarnya Sangat Bobrok, Hal Ini Jadi Buktinya!

Tindakan teroris terhadap ilmuwan terkemuka Iran memperlihatkan keputusaan para musuh rakyat Iran yang berasal dari kelemahan, ketidakmampuan dan kekalahan mereka di kawasan dan di arena politik lainnya.

Musuh-musuh bangsa Iran yang buta hati, terutama mereka yang merancang, melakukan dan mendukung tindakan kriminal ini, harus mengetahui bahwa tindakan jahat seperti itu tidak akan mempengaruhi tekad dan keinginan bangsa Iran untuk melanjutkan jalan mereka yang mulia menuju kemajuan dan kejayaan.

Pembunuhan ilmuwan-ilmuwan terkemuka Iran seperti Syahid Prof. Mohsen Fakhrizadeh tidak akan melemahkan kemajuan kami di berbagai ranah termasuk sains dan inovasi.

Terjadi kerancuan data dalam program nuklir Iran, yang telah dikonfirmasi oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran telah sepenuhnya mematuhi JCPOA dan langkah-langkah Iran dalam menanggapi penarikan sepihak AS dari JCPOA dan tidak berdampak pada pengawasan dan pemantauan serta verifikasi IAEA atas program nuklir damai Iran.

Baca Juga: Sanggup Luluh Lantakkan Pangkalan Angkatan Laut Dalam Sekejab Mata, Inilah Proyek Kapal Selam Nuklir Tercanggih Rusia, Siap Beroperasi Akhir Tahun Ini

Program nuklir Iran tetap tunduk pada kerangka inspeksi internasional yang paling kuat dalam sejarah IAEA.

Republik Islam Iran juga memperingatkan terhadap tindakan petualangan apa pun dan menekankan pada hak sah dan wajarnya untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat seta mengamankan kepentingannya serta akan merespon pembunuhan ini pada waktu yang tepat.

Demikian adalah isi dari pernyataan Kedutaan Besar Republik Islam Iran.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini