Sementara itu, mengutip Aljazeera (27/11/1010), Nader Hashemi, direktur Pusat Studi Timur Tengah di Sekolah Studi Internasional Universitas Denver, menyamakan pembunuhan Fakhrizadeh dengan pembunuhan AS terhadap komandan militer Iran Qassem Soleimani,
"Kami hampir mengalami perang AS-Iran saat itu," kata Hashemi.
Ia menambahkan, Trump yang hanya beberapa minggu lagi menghabiskan akhir masa kepresidenannya, mungkin lebih banyak melakukan tindakan yang diharapkan memprovokasi Iran untuk melakukan pembalasan.
Jenderal top Iran Qasem Soleimani dilaporkan tewas dalam sebuah serangan yang berlangsung di Bandara Baghdad, pada awal tahun ini.
Saat itu, AS mengatakan langkah tersebut diambil untuk mencegah rencana serangan Teheran di masa mendatang.
Serangan dan kematian Soleimani pun direspons oleh pihak Iran. Sejumlah pejabat Iran, termasuk pemimpin tertingginya, bersumpah akan membalas dendam.
Benar saja, Iran menyerang dua pangkalan di Irak yang menampung pasukan Amerika dengan rentetan rudal 8 Januari, memenuhi janji Teheran untuk membalas atas pembunuhan seorang komandan tinggi Iran, dikutip dari The New York Times.
"Balas dendam sengit oleh Pengawal Revolusi telah dimulai," kata Korps Pengawal Revolusi Islam dalam sebuah pernyataan di saluran aplikasi pesan Telegram.