Intisari-Online.com - Masa transisi pemerintahan Amerika Serikat (AS) dikatakan sebagai periode 'mudah terbakar', di mana provokasi meningkat, ini perbandingan kekuatan militer Iran dan AS.
Beberapa waktu lalu, Trump sempat meminta opsi untuk menyerang fasilitas penelitian nuklir Iran di Natanz.
Tetapi Trump akhirnya memutuskan untuk tidak mengambil langkah dramatis itu setelah dibujuk oleh para penasihat.
Rencana tersebut terlanjur membuat heboh, bahkan mendapat tanggapan keras dari pihak Iran.
Seorang juru bicara pemerintah Iran memperingatkan akan melakukan "tanggapan yang menghancurkan" jika Iran diserang.
Tak lama setelah beredarnya kabar rencana tersebut, kini peristiwa mengejutkan lainnya terjadi, yaitu pembunuhan seorang ilmuwan nuklir top Iran, Mohsen Fakhrizadeh.
Meskipun masih belum jelas siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Fakhrizadeh di luar Teheran, para pejabat Iran menuding Israel, sekutu utama AS, dikutip Aljazeera (27/11/1010).
Pembunuhan tersebut pun disebut akan membuat kemampuan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden untuk memulai kembali diplomasi antara Washington dan Teheran menjadi lebih sulit, kata analis yang berbasis di AS pada hari Jumat.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR