Find Us On Social Media :

Pasukan Bentukannya Kini Menjelma Jadi Pasukan Militer Terkuat di Indonesia, Siapa Sangka Pendiri Kopassus Pernah Mendamprat Presiden Indonesia Ini

By Mentari DP, Minggu, 22 November 2020 | 15:10 WIB

Alex Evert Kawilarang, sang pendiri Kopassus.

Intisari-Online.com - Komando Pasukan Khusus atau Kopassus TNI AD dikenal sebagai pasukan khusus terkuat Indonesia.

Berdiri sejak tanggal 16 April 1952, Kopassus punya sejarah panjang.

Salah satunya kisah Alex Evert Kawilarang, sang pendiri Kopassus.

Dilansir dari laman kopassus.mil.id, Alex Kawilarang lahir di Jakarta 23 Pebruari 1920.

Baca Juga: Niat Mau Amankan Timor Leste Pasca Berpisah dari Indonesia, Pasukan Khusus Australia Mati Langkah Ketika Bertemu Pasukan Paskhas TNI AU, 'Posisi Senjata Sudah Ditodongkan dan Siap Tembak'

Jabatan terakhir dalam pemerintahan resmi adalah Atase Militer di KBRI Washington (1957).

Setelah tahun itu, nama Alex Kawilarang lebih sering dihubung-hubungkan dengan angkatan perang PRRI/Permesta (1959).

Alex Kawilarang dikenal sebagai seorang yang berdarah militer.

Ayahnya seorang perwira KNIL yang pada tahun 1910 sudah mendapat pendidikan sekolah perwira di Jatinegara.

Alex Kawilarang sendiri setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Bandung masuk CORO (Corps Opleiding Reserve Officieren =Korps Pendidikan Perwira Cadangan).

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, 2 Pesawat Bomber AS Sukses Nyelonong Masuk ke Laut China Selatan, Bikin China Mencak-mencak Sampai Sebut Siap Perang Terbuka

Pada tahun 1941, Alex Kawilarang masuk Koninklijk Militair Academia (Akademi Militer Kerajaan/KMA), yang dipindahkan dari Breda (Belanda) ke Hindia setelah serbua Jerman atas Belanda (1940).

Karena dinililai sangat cakap, Alex Kawilarang ditunjuk menjadi instruktur pada akademi militer tersebut dan ikut bertempur melawan Jepang.

Bahkan ia pernah merasakan siksaan sebagai tawanan Jepang.

Pada awal revolusi, Alex Kawilarang bersama sejumlah rekannya di CORO dan KMA ikut menyusun tentara keamanan rakyat di wilayah Jawa Barat.

Pada awal 1946 Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Brigade II untuk wilayah yang mencakup Cianjur, Bogor dan Sukabumi dengan pangkat Letnan Kolonel.

Dalam Agresi Belanda pertama (pertengahan 1947), Alex Kawilarang mendapat ultimatum dari Belanda untuk menyerah.

Akan tetapi Alex Kawilarang menjawab bahwa ia bersama rekannya lebih suka mati dari pada menyerah.

Kota Sukanegara yang menjadi markas Brigade II direbut Belanda, namun Alex Kawilarang telah membumihanguskannya terlebih dahulu.

Hingga setelah berhasil menumpas pemberontakan militer Andi Azis di Sulawesi Selatan, ia diangkat sebagai Panglima dari semua satuan (darat, laut dan udara) yang bertugas menjalankan operasi di wilayah Indonesia Timur.

Setelah pemberontakan tersebut berhasil ditumpas, Alex Kawilarang kembali ditugaskan untuk mengatasi pemberontakan RMS di Maluku dan Kahar Muzakar.

Baca Juga: Jor-joran Gelontorkan Duit Triliunan Rupiah Demi Provokasi China, Nyatanya Belum Diapa-apakan Jet Tempur Taiwan Bisa Jatuh Sebelum Menyerang, Militer China: Jangan Sok!

Pada bulan Nopember 1951, Alex Kawilarang diangkat sebagai Komandan Teritorium III Jawa Barat dengan pangkat Letnan Kolonel.

Pada saat inilah Alex Kawilarang memprakarsai dibentuknya Kesatuan Komando yang terlatih bertempur dalam satuan-satuan kecil yang serba bisa dan dapat diandalkan.

Sebagai Panglima Divisi Siliwangi ia terjun langsung dalam penumpasan gerombolan Darul Islam pimpinan Karto Suwiryo.

Alex Kawilarang diangkat sebagai Atase Militer di KBRI Washington hingga tahun 1957.

Ia selanjutnya mengajukan pengunduran diri karena tidak setuju dengan kebijaksanaan pemerintah pusat dalam menangani kasus Permesta.

Sejak saat itu namanya sering dicantumkan sebagai Kepala Staf Angkatan Perang PRRI/Permesta.

Salah satu tingkah Alex Kawilarang yang paling diingat adalah ketika dia dikabarkan pernah menampar Soeharto.

Dilansir dari surya.co.id pada Minggu (22/11//2020), kejadian itu terjadi saat Soeharto muda dan masih aktif di militer.

Saat itu juga, Alex Evert Kawilarang menjabat sebagai Panglima. Dan berarti ia berosisi sebagai atasan dari Letkol Soeharto.

Kisah penamparan Soeharto oleh Alex Evert Kawilarang ini ada dalam buku "Suharto and His Generals: Indonesian Military Politics 1975-1983' tulisan David Jenkins" tahun 1984.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Alat yang Bisa Buktikan Kita Positif Virus Corona Atau Tidak, Warga Indonesia Keluhkan Lamanya Hasil Tes Swab atau PCR, Dokter: Kapasitas Kita Memang Kurang

Sekitar tahun 1950-an, sebagai Panglima Wirabuana, Alex Kawilarang melaporkan kepada Presiden Soekarno bahwa keadaan di Makassar sudah aman.

Namun Soekarno justru menyodorkan sebuah radiogram yang baru saja diterimanya yang melaporkan bahwa pasukan KNIL Belanda sudah menduduki Makassar.

Brigade Mataram, pasukan yang seharusnya mempertahankan kota Makassar saat itu, juga dilaporkan telah mundur ke Lapangan Udara Mandai.

Mendengar radiogram tersebut, Kawilarang marah besar dan segera kembali ke Makassar.

Setibanya di lapangan udara Mandai, ia langsung memarahi Komandan Brigade Mataram, Letkol Soeharto, sambil menamparnya.

"Sirkus apa-apaan nih?" kata Kolonel Alex Kawilarang sambil menampar pipi Letkol Soeharto.

Bagaimana reaksi Soeharto?

Beliau hanya bisa menahan sakit sambil bersungut-sungut karena kelalaiannya dalam menjalankan tugas.

Dalam satu wawancara, Kawilarang membantah bahwa ia menyerang Soeharto.

Tetapi ia mengakui bahwa dia harus menegurnya pada waktu itu.

(Putra Dewangga Candra Seta)

(Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "Sosok Pendiri Kopassus yang Dikabarkan Pernah Tampar Soeharto Muda, Punya Banyak Pengalaman Tempur")

Baca Juga: Padahal Jadi Pasukan Elite, Tapi Tingkah Pemimpin Pasukan Elite Australia Ini Bertolak Belakang, Paksa Anggota Baru Tembak Mati Tahanan Afghanistan, Menham: Saya Jijik Mendengarnya