Find Us On Social Media :

Dijamin Jadi Presiden Rusia Seumur Hidup, Putin Mendadak Dikabarkan Akan Mundur dari Kursi Kepresidenan Tahun Depan, Benarkah?

By Tatik Ariyani, Minggu, 22 November 2020 | 13:25 WIB

Vladimir Putin

Intisari-Online.com - Majelis Federal Rusia, Duma, mendukung rancangan undang-undang (RUU) yang akan memberikan imunitas terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.

Jika peraturan itu disahkan, upaya hukum apapun tidak akan bisa menjerat Putin dan keluarganya setelah orang nomor satu Rusia itu turun dari tampuk kekuasaan.

RUU itu adalah bagian dari amendemen konstitusi Rusia yang disepakati lewat referendum, Juli lalu.

Mayoritas kursi di Majelis Federal dan Dewan Federasi Rusia diduduki pendukung Putin.

Baca Juga: Berhasil Kadali Militer China, 2 Pesawat Bomber AS Sukses Nyelonong Masuk ke Laut China Selatan, Bikin China Mencak-mencak Sampai Sebut Siap Perang Terbuka

Masa kepresidenan Putin yang keempat akan berakhir tahun 2024.

Namun amendemen konstitusi memungkinkannya untuk kembali mencalonkan diri dan menjadi presiden setidaknya hingga dua periode lagi.

Saat ini Putin berusia 68 tahun. Belum jelas kepada siapa dia akan memberikan tongkat estafet kepemimpinan.

Hak imunitas yang diajukan ini melanjutkan spekulasi tentang masa depan politik Putin.

Baca Juga: Laut Saja Tak Cukup China Kemaruk Ingin Kuasai Planet, Inilah Rencana Super Gila China Ingin Kuasai Bulan dengan Kekuatan Militer Gunakan Senjata Aneh Ini, Apa Alasannya?

Sejak tahun 2000 dia telah memimpin Rusia, menjadi patron, dan memiliki pengaruh yang luar biasa.

Namun, di tengah kepastian kekuasaan Putin yang masih panjang tersebut, seorang analis politik mengatakan Putin mungkin akan mengumumkan dia akan mundur dari kursi kepresidenan Rusia awal tahun depan.

Hal itu terjadi di tengah spekulasi tentang kesehatan pemimpin Rusia dalam beberapa hari terakhir.

Meskipun Kremlin dengan tegas membantah bahwa Putin sakit.

Melansir Express.co.uk, Sabtu (21/11/2020), Valery Solovei - seorang kritikus Putin yang terkenal - mengklaim pemimpin Rusia tersebut menderita kanker.

Ini mengikuti pernyataan sebelumnya oleh Solovei bahwa Putin mungkin menderita Penyakit Parkinson, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh The Sun.

Sekarang, Solovei membuat klaim lebih lanjut tentang kesehatan pemimpin Rusia itu.

Baca Juga: Ekonominya Nyaris Hancur Karena Menurunnya Pembelian Minyak Bumi, Arab Saudi Rencanakan Visi Mentereng Ini untuk Bangun Kembali Perekonomian Mereka

Solovei merujuk pada sumber-sumber di Kremlin yang diduga memiliki kontak dengannya.

Dia mengatakan kepada The Sun pada hari Jumat bahwa Putin, 68, memiliki dua kondisi kesehatan.

Solovei menambahkan "satu bersifat psiko-neurologis, yang lainnya adalah masalah kanker."

Dia berkata: "Jika ada yang tertarik dengan diagnosis pasti, saya bukan dokter, dan saya tidak memiliki hak etis untuk mengungkap masalah ini."

Solovei, yang merupakan mantan kepala departemen PR di Institut Hubungan Internasional Moskow, juga mengklaim Putin menjalani operasi pada Februari tahun ini.

Beberapa minggu lalu, Kremlin mengeluarkan pernyataan yang membantah spekulasi Solovei tentang penyakit Parkinson.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, mengatakan pernyataan dan laporan media selanjutnya tentang kesehatan Putin adalah "benar-benar tidak masuk akal".

Baca Juga: Jor-joran Gelontorkan Duit Triliunan Rupiah Demi Provokasi China, Nyatanya Belum Diapa-apakan Jet Tempur Taiwan Bisa Jatuh Sebelum Menyerang, Militer China: Jangan Sok!

Sementara itu, Solovei telah menyarankan sejumlah tokoh Rusia lainnya dikatakan bersaing untuk menjadi presiden.

Mereka termasuk putri Putin yang berusia 34 tahun Katerina Tikhonova, yang saat ini memimpin program AI.

Lainnya dikatakan Dmitry Medvedev, yang mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri awal tahun ini, dan Dmitry Patrushev, Menteri Pertanian dan CEO Bank Pertanian Rusia.

Juru bicara Kremlin, Peskov telah membantah awal bulan ini bahwa Putin berencana untuk mundur dalam waktu dekat.

Baca Juga: Ada yang Sampai Masuk Islam untuk Jalankan Misi Berbahaya, Inilah 9 Pasukan Khusus Paling Mematikan di Dunia