Advertorial
Intisari-Onlina.com -Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) berakhir dengan kemenangan Joe Bidan dari Partai Demokrat atas petahana Donald Trump dari Partai Republik.
Dikutip dari Kompas.com, Minggu (8/11/2020) Joe Biden dipastikan melenggang ke Gedung Putih setelah sukses meraih 290 suara elektoral.
Sayang, kemenangan Joe Bidan malah tak diakui Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dalam keterangan persnya, Senin (9/11/2020), Putin menegaskan tidak akan pernah mengakui Joe Biden sebagai Presiden AS. Bahkan Putin mengatakan, Joe Biden akan menjadi musuh nomor 1 Rusia.
Apa alasannya? Ternyata ada kaitan dengan konflik Ukraina.
Dilansir The Daily Beast, Senin (9/11/2020) tak seorang pun di Moskow meragukan bahwa Joe Biden akan terus membela kepentingan Ukraina dan menghukum Rusia karena mencaplok Krimea.
Sebuah laporan Departemen Keuangan AS pada awal September 2020 mengatakan anggota parlemen Ukraina, Andriy Derkach, di garis depan mendorong disinformasi tentang Biden dan putranya Hunter.
Keduanya dituduh telah menjadi agen aktif satu dekade lebih.
Baca Juga: Anak Anda Demam? Ini Obat Penurun Panas Anak yang Tepat, Catat!
Beberapa minggu jelang pemilihan presiden AS, pejabat Kremlin menyatakan Rusia jauh dari kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat.
Gedung Putih menolak usulan Putin untuk mempertahankan kesepakatan besar terakhir, New Start, tetap hidup.
Perjanjian tersebut berakhir pada Februari 2021.
Ketika negosiasi senjata terurai, Rossiya-24, sebuah stasiun televisi pemerintah, menyiarkan pertemuan Putin dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov sehingga seluruh bangsa dapat menyaksikan reaksi Putin:
"Jadi kita memiliki ancaman yang jelas untuk meninggalkan dunia tanpa kesepakatan ini?" Putin bertanya.
Lavrov menegaskan tanpa dokumen lain yang akan memberikan pendekatan timbal balik untuk mempertahankan stabilitas strategis.
Ahli Kremlinologi yang berbasis di Washington Nikolay Zlobin meramalkan Rusia akan menjadi musuh Amerika No. 1 di bawah kepresidenan Biden.
Zlobin mengatakan kepada kantor berita Interfax sanksi ekonomi terhadap Rusia di bawah kepemimpinan presiden Demokrat tidak akan ada habisnya.
"Putin akan menunggu keputusan resmi dari hasil pemilu, sertifikasi dari negara bagian, sebelum memberi selamat kepada Biden," kata Sergei Markov, seorang analis yang dekat dengan Kremlin, kepada The Daily Beast.
"Tidak ada yang mengharapkan dia menjadi pemimpin independen, agen rahasia AS yang anti-Rusia akan terus menjalankan Amerika," prediksi Markov.
"Perang hibrida yang dimulai pada tahun 2014, ketika AS membantu revolusi di Ukraina, akan terus berlanjut, begitu pula perang dingin dengan Rusia," tambahnya.
Sementara itu, Putin masih berpegang pada sahabatnya Presiden Trump dan menolak mengakui Joe Biden sebagai presiden terpilih Amerika.
Sikap diam Putin tidak mengherankan, Biden pernah menyebut Rusia sebagai ancaman terbesar bagi Amerika dan Kremlin bergantung pada kata-kata itu.
Pemerintah Rusia menjelaskan selama pemilihan Trump adalah kandidat pilihan Kremlin dan di Moskow, politisi mengatakan kepada The Daily Beast, tidak ada yang baik untuk diharapkan dari Biden.
Bagi Kremlin, tidak ada misteri tentang bagaimana perasaan Biden tentang Putin.
Pada tahun 2011 lalu, wakil presiden saat itu mengadakan pertemuan dengan para pemimpin oposisi Rusia di kediaman duta besar AS di Moskow, Spaso House.
Salah satu peserta, Boris Nemtsov, yang kemudian dibunuh di Moskow, menulis di blognya:
“Biden mengatakan jika dia] menggantikan Putin, tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2012, karena itu akan berdampak buruk bagi negara dan untuk dirinya sendiri."
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Presiden Rusia Tak Akan Akui Joe Biden Sebagai Presiden AS, Akan Jadi Musuh Nomor 1