Padahal Para Pemimpin Dunia Gagal Bikin Armenia-Azerbaijan Damai, Trump Malah Sebut Konflik Itu Mudah Diselesaikan dan Dirinya Layak dapat Nobel Perdamaian

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Armenia dan Azerbaijan sekali lagi menyepakati gencatan senjata dalam konflik Nagorno-Karabakh, yang berlaku mulai Senin (26/10/2020).

Kesepakatan itu disampaikan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS), setelah gagalnya dua gencatan sebelumnya untuk menghentikan konflik di wilayah sengketa tersebut.

Gencatan senjata pertama dinegosiasilan oleh Perancis, dan yang kedua ditengahi oleh Rusia. Keduanya sama-sama dilanggar.

Dikutip dari AFP, para pemimpin negara di dunia telah berjuang selama berminggu-minggu untuk menengahi gencatan senjata antara Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Covid Hari Ini 26 Oktober 2020: Ini Sebabnya Pemerintah Membeli Vaksin Covid-19 yang Belum Lolos Uji Klinis, Jokowi: Kita Ini Kejar-kejaran

Presiden Rusia Vladimir Putin juga memperkirakan bahwa hampir 5.000 orang telah tewas selama beberapa pekan terakhir dalam pertempuran di wilayah tersebut.

Ketikaupaya yang dilakukan para pemimpin dunia untuk mendamaikan Armenia-Azerbaijan gagal, Trump justru mengatakan sebaliknya.

Hari Minggu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan "meluruskan" pertempuran Kaukasus Selatan yang sedang berlangsung di wilayah Nagorno-Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan.

Melansir Newsweek, Minggu (25/10/2020), Trump mengatakan konflik itu akan "mudah" dibandingkan dengan "perdamaian di Timur Tengah" yang telah dia buat.

Baca Juga: Berbanding Terbalik Dengan Tabiat Ayahnya yang Gemar Foya-foya Dan Main Wanita, Inilah Calon Pewaris Tahta Raja Thailand yang Hidup Merakyat Sejak Usia 14 Tahun

Trump menanggapi beberapa pendukungnya pada rapat umum di Londonberry, New Hampshire, Minggu sore yang memegang bendera Armenia dan meneriakkan "I love you" saat berbicara di podium.

Pekan lalu, Joe Biden menuduh Trump acuh tak acuh terhadap bentrokan mematikan itu dan menyerahkan kepemimpinan di wilayah itu ke Moskow.

Biden mengatakan Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo "memanjakan" Turki.

Biden juga memperingatkan Iran untuk tidak ikut serta dalam pertempuran militer yang telah menyebabkan ratusan korban — termasuk warga sipil — sejak akhir September.

Trump menyoroti bahwa dia telah dinominasikan tiga kali untuk Hadiah Nobel Perdamaian, termasuk untuk upaya kebijakan luar negerinya yang melibatkan Israel dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Dulunya Sebut Indonesia Penjajah Kejam dan Pembantai, Begini Pernyataan Mantan Pemimpin Timor Leste Ketika Berbicara di Hadapan Media Arab, Puji Indonesia Setinggi Langit Gara-gara Hal Ini

Trumpmengatakan dia telah mengambil garis keras dalam menangani konflik Serbia-Kosovo dan harus dianugerahi Nobel atas tindakannya di Suriah.

"Armenia. Anda tahu Armenia? Kami sedang mengupayakannya, Anda tahu, kami sedang mengupayakannya. Kami melakukannyaterhadap Kosovo dan Serbia, apakah Andapercaya saya mendapat tiga nominasi untuk Hadiah Nobel Perdamaian, dapatkah Anda percaya?" kata Trump di perhentian kampanye New Hampshire.

"Armenia, ini terkait dengan Serbia, kami memiliki Serbia-Kosovo, kami memiliki kesepakatan ini dan saya berkata tunggu sebentar orang-orang ini membunuh diri mereka sendiri, mereka telah saling membunuh selama bertahun-tahun dan dekade dan kami sedang menangani mereka," kata Trump.

Trump mengatakan dia secara pribadi telah memfasilitasi "perdamaian di Timur Tengah" dan mempelopori perubahan pada kesepakatan Israel-Palestina yang dia klaim mengirim $ 750 juta setiap tahun kepada kelompok-kelompok Palestina yang meneriakkan "matikan Amerika, matikan Israel."

Trumpmengatakan kepada pendukungnya bahwa menyelesaikan konflik di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh akan "mudah" sebagai perbandingan.

"Jadi sekarang kita memiliki Armenia, lihat orang Armenia, mereka adalah orang-orang yang luar biasa. Mereka berjuang mati-matian. Dan Anda tahu apa yang akan kami lakukan untuk menyelesaikan sesuatu, terima kasih, Anda tahu orang Armenia mengalami kesulitan," Kata Trump.

Baca Juga: Gempuran Perang Nagorno-Karabakh Makin Meluas, Negara Ini Sebut Telah Kirim Pasukannya Masuki Medan Perang, Rupanya Karena Kesalahan Ini

"Tapi saya melihat, sebenarnya saya berada di Ohio kemarin dan kami memiliki sekelompok besar orang Armenia dengan bendera dan semuanya. Masalah yang mereka miliki, dengan kematian dan pertempuran, kami akan meluruskannya. Itu akan terjadi, saya menyebutnya hal yang mudah. ​​Kembali dan beri tahu orang-orang Anda. Kembali dan beri tahu orang-orang Anda, kami akan meluruskannya."

Di bawah Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, Rusia berkewajiban melindungi Armenia dari serangan di wilayah tersebut.

Tetapi pasukan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran telah dikerahkan ke Jolfa dan Khoda Afarin di perbatasan utara Iran sebagai tanggapan yang tidak menyenangkan atas pertempuran Nagorno-Karabakh.

"Entah mengapa, pemerintahan Trump sebagian besar pasif dan tidak terlibat ... bahkan ketika kawasan itu terbakar," kata Biden pekan lalu.

Komite Nasional Armenia Amerika (ANCA) mentweet video pernyataan Trump hari Minggu, mendesaknya untuk "mengambil tindakan" segera.

Sementara itu, responden kurang optimis, dengan banyak yang menuduh politisi AS sering berbicara tentang tindakan tetapi tidak pernah menindaklanjuti.

Beberapa mantan pejabat NATO dan pemimpin perdagangan Timur Tengah-Eropa telah meminta pemerintahan Trump dan kekuatan Barat lainnya untuk turun tangan dan menurunkan semua tindakan militer di wilayah Nagorno-Karabakh.

Baca Juga: Megaproyek Pemerintah 'Jurassic Park' Kecewakan Banyak Pihak, Cucu Keponakan Mantan Presiden BJ Habibie: Maafkan Kami, Komodo

Artikel Terkait