Find Us On Social Media :

Bisa Mata-matai Negara Lain dari Jarak Ratusan Mil, 2 Pesawat AS Berhasil Kecoh Pangkalan Militer China Selama Berbulan-bulan, 'Itu Tipuan Lama Militer AS'

By Mentari DP, Minggu, 25 Oktober 2020 | 14:30 WIB

Pesawat mata-mata Amerika U-2 yang berhasil membuat China ketar-ketir.

Intisari-Online.com - Ketika China mengklaim 80% wilayah Laut China Selatan sebagai teritorialnya, para analis sudah menyakini bahwa itu bisa merujuk pada suatu konflik besar.

Memang secara fakta militer China sangat kuat di Asia bahkan dunia.

Namun China melupakan fakta bahwa negara-negara yang berkonfliknya bersekutu dengan musuh besarnya, Amerika Serikat (AS).

Ditambah hubungan China dan AS memburuk setelah pandemi virus corona (Covid-19) menyebar ke seluruh dunia.

Baca Juga: Diincar FBI Karena Jadi Salah Satu Teroris Paling Dicari di Dunia, Pasukan Khusus Afghanistan Berhasil Bunuh Abu Muhsin al-Masri, Orang Terkuat Kedua di Al Qaeda

Nah, sepertinya ancaman konflik itu makin menyebabkan ketakutan.

Sebab, dilansir dari express.co.uk pada Minggu (25/10/2020), Prakarsa Penyelidikan Situasi Strategis Laut China Selatan (SCSPI) yang berbasis di China, mengklaim AS telah menerbangkan setidaknya 60 misi untuk memata-matai China.

Dan itu hanya terjadi pada bulan September 2020 saja.

Pada bulan Agustus 2020, organisasi tersebut mengatakan AS telah menggandakan penerbangan pengintaian semacam itu selama beberapa bulan sebelumnya.

Baru-baru ini, AS juga menyelesaikan kesepakatan senjata dengan Taiwan - negara kepulauan di kawasan Laut China Selatan yang memiliki hubungan tegang dengan China akibat perselisihan kedaulatan.

Baca Juga: Ketika Virus Corona Merajalela di Seluruh Dunia, Justru Kasus Flu Turun Hingga 98%, Benarkah Jika Kita Terinfeksi 1 Virus, Kita Tak Bisa Terkena Virus Lainnya?

Ia menambahkan, angka bulan September kemungkinan merupakan perkiraan rendah karena banyak pesawat mata-mana menyamar atau bersembunyi dari pelacak.

Alexander Huang, profesor studi strategis di Tamkang University di Taiwan, mengatakan misi tersebut akan memungkinkan AS untuk mengamati aktivitas kapal selam Beijing dan juga "membiasakan" diri dengan laut, Voice of America melaporkan.

Alexander menambahkan AS kemungkinan besar akan tertarik dengan wilayah Selat Luzon.

Pesawat AS yang terlibat dalam kegiatan mata-mata termasuk model RC-135 dan E-8C Angkatan Udara AS.

SCSPI mengatakan penyebaran E-8C secara khusus "menarik perhatian".

Pesawat tersebut mampu memata-matai negara lain dari jarak sejauh 155 mil.

Sejauh ini, ini memungkinkan operator untuk menentukan target berbasis darat dan sistem pemantauan radar.

Pada bulan September, organisasi penelitian tersebut mengklaim AS telah menyembunyikan misi mata-matanya dengan menyamarkan pesawat militernya sebagai pesawat sipil.

Dikatakan bahwa pesawat AS telah mengubah kode identifikasi elektronik mereka - yang dikenal sebagai kode hex - untuk membuatnya tampak seolah-olah itu adalah pesawat Malaysia selama tiga hari berturut-turut.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan menyamarkan pesawat sedemikian rupa adalah "tipuan lama militer AS".

Dia menambahkan langkah itu sangat melanggar aturan penerbangan internasional dalam konferensi pers di bulan yang sama.

Baca Juga: Pantas Khabib Nurmagomedov Jadi Petarung Nomor Satu di Dunia, Ternyata Ayahnya Pernah Jadi Mantan Anggota Militer Rusia, Lihat Saja Kekuatan Militer Rusia yang Mematikan Ini

 

Baru-baru ini, AS juga menyelesaikan kesepakatan senjata dengan Taiwan - negara kepulauan di kawasan Laut China Selatan yang memiliki hubungan tegang dengan China akibat perselisihan kedaulatan.

Paket senjata, yang dikatakan bernilai 1,8 miliar US Dollar, termasuk rudal dan peluncur roket.

Menteri Pertahanan Taiwan Yen De-fa menyambut baik langkah tersebut, menambahkan Taiwan akan terus mengkonsolidasikan kemitraan keamanan kami dengan AS.

Tetapi menteri itu menyangkal Taiwan akan terlibat dalam perlombaan senjata dengan Komunis China.

Sebaliknya, dia mengklaim, "Taiwan akan mengedepankan persyaratan dan membangun sepenuhnya sesuai dengan konsep strategis pencegahan berat, mempertahankan posisi dan kebutuhan pertahanan kita."

Tentu saja kerja sama antara AS dan Taiwan dikecam oleh China.

Juru bicara kementerian luar negeri negara itu Zhao Lijian mengatakan penjualan senjata semacam itu "sangat mengganggu urusan dalam negeri China".

Namun Taiwan dan AS tidak peduli.

Bahkan Penasihat keamanan nasional AS Robert O'Brien menyarankan agar Taiwan bisa "membentengi dirinya sendiri" terhadap China.

Baca Juga: Bukan Lagi Kelompok Agama, Dunia Kini Hadapi Ancaman Terorisme yang Lebih Berbahaya, Aksinya Meningkat 320% di Seluruh Dunia

 

Ketakutan akan konflik EXPLODE karena China diincar oleh pesawat mata-mata AS di Laut China SelatanAS telah secara tajam meningkatkan misi pesawat mata-mata di atas Laut China Selatan dalam beberapa bulan terakhir yang menargetkan China, kata para analis.