Advertorial

Diincar FBI Karena Jadi Salah Satu Teroris Paling Dicari di Dunia, Pasukan Khusus Afghanistan Berhasil Bunuh Abu Muhsin al-Masri, Orang Terkuat Kedua di Al Qaeda

Mentari DP

Penulis

Pasukan keamanan Afghanistan telah membunuh Abu Muhsin al-Masri, orang nomor dua di Al-Qaeda dalam operasi khusus.
Pasukan keamanan Afghanistan telah membunuh Abu Muhsin al-Masri, orang nomor dua di Al-Qaeda dalam operasi khusus.

Intisari-Online.com - Anda tahu Al-Qaeda?

Al-Qaeda merupakansuatu organisasi paramiliter fundamentalis Islam Sunni yang salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi pengaruh luar terhadap kepentingan Islam.

Kelompok inididirikan oleh Osama Bin Laden dan pernah terlibat dalamSerangan 11 September atau serangan 9/11.

Saat itu,19 pembajak dari kelompok militan Islam, Al-Qaeda, membajak empat pesawat jet penumpang dan menabrak menara kembar WTC.

Baca Juga: Ketika Virus Corona Merajalela di Seluruh Dunia, Justru Kasus Flu Turun Hingga 98%, Benarkah Jika Kita Terinfeksi 1 Virus, Kita Tak Bisa Terkena Virus Lainnya?

Karena hal ini, lebih dari 3.000 orang meninggal dunia.

Dan langsung membuat FBIserta pasukan khusus Amerika Serikat (AS) menjadikanAl-Qaeda sebagai musuh utama mereka.

Akibatnya,Osama Bin Laden diklaim telah berhasil mereka bunuh dalam sebuah operasi rahasia khusus.

Walau sang pendiri tewas, nyatanya kelompok militanAl-Qaeda tetap beroperasi.

Salah satunya dipimpin olehAbu Muhsin al-Masri, seorang pemimpin senior Al Qaeda.

Baca Juga: PantasKhabib NurmagomedovJadi Petarung Nomor Satu di Dunia, Ternyata AyahnyaPernah Jadi Mantan Anggota Militer Rusia, Lihat Saja Kekuatan Militer Rusia yang Mematikan Ini

Tapi dilaporkan kiniAbu Muhsin al-Masri telah meninggal dunia.

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Minggu (25/10/2020), pasukan keamanan Afghanistan telah membunuh Abu Muhsin al-Masri, orang nomor dua diAl-Qaeda.

DiketahuiAbu Muhsin al-Masri telah berada dalam daftar teroris paling dicari di dunia.

NamunDirektorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan mengatakan bahwa mereka berhasil membunuhnya.

Kepala Pusat Penanggulangan Terorisme Nasional AS, Chris Miller, membenarkan kematian al-Masri dalam sebuah pernyataan.

Dia mengatakan, Amerika Serikat telah memfasilitasi mitranya dan berhasil membunuh Al-Masri.

Al-Masri telah didakwa di Amerika Serikat karena telah memberikan dukungan material dan sumber daya kepada organisasi teroris asing, dan konspirasi untuk membunuh warga negara AS.

Al-Masri, yang diyakini sebagai orang kedua di al Qaeda, tewas dalam operasi khusus di provinsi Ghazni, kata NDS.

Hanya saja FBI menolak berkomentar.

Operasi Al-Qaeda, yang juga menggunakan nama Husam Abd-al-Ra'uf, adalah warga negara Mesir, menurut FBI.

Baca Juga: Bukan Lagi Kelompok Agama, Dunia Kini Hadapi Ancaman Terorisme yang Lebih Berbahaya, Aksinya Meningkat 320% di Seluruh Dunia

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan kurang dari 200 anggota al Qaeda tetap berada di Afghanistan.

Bulan ini menandai 19 tahun sejak Amerika Serikat menginvasi Afghanistan untuk menggulingkan para penguasa Taliban, yang menyembunyikan militan al Qaeda yang menyerang AS pada 11 September 2001.

Amerika Serikat secara bertahap menarik pasukannya dari Afghanistan setelah mencapai kesepakatan penting dengan Taliban pada Februari 2020 kemarin.

Kesepakatan itu diatur untuk melihat pasukan asing meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontraterorisme dari Taliban, yang setuju untuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.

Proses perdamaian intra-Afghanistan dimulai di Doha bulan lalu.

Meskipun ada pembicaraan, pertempuran antara Taliban dan pasukan pemerintah Afghanistan telah berkecamuk dalam beberapa pekan terakhir.

Pekan lalu, utusan khusus AS Zalmay Khalilzad mengatakan Taliban telah setuju untuk 'mengatur kembali' komitmen mereka di bawah kesepakatan penarikan pasukan dan mengurangi jumlah korban di negara itu.

Baca Juga: Kondisi Laut China Selatan Memanas, TNI AL Tingkatkan Kemampuan Tempur, Langsung Gelar Latihan Laut dan Udara di Natuna Utara, Berbagai Senjata pun Diturunkan

Artikel Terkait