Find Us On Social Media :

Susul UEA dan Bahrain Setelah Bayar Upeti Rp4,9 Triliun pada AS Agar Lepas dari Status Negara Teroris, Sudan Siap Normalisasi Hubungan dengan Israel

By Tatik Ariyani, Sabtu, 24 Oktober 2020 | 09:32 WIB

Donald Trump

Intisari-Online.comSudan akhirnya lepas dari daftar negara teroris setelah 'menyetor' 335 juta dollar AS (Rp 4,9 triliun) kepada Amerika Serikat, Selasa (20/10/2020).

Jumlah uang yang sangat besar mengingat negara tersebut tengah mengalami krisis yang sangat hebat.

Label sebagai negara teroris sendiri melekat pada Sudan selama 27 tahun, setelah negara itu dituduh melindungi tokoh teroris paling diburu di dunia.

Transfer uang oleh Sudan kepada AS telah menjadi kesepakatan kedua belah pihak, sebagai kompensasi kepada para korban dan keluarga mereka yang mendapatkan dampak serangan dari pasukan militan Sudan.

Baca Juga: Bagaikan Bola Salju yang Kian Membesar, Protes Warga Thailand Dikhawatirkan Oleh Pakar Mempengaruhi Posisi Thailand di Laut China Selatan, Bagaimana AS dan China Menghadapinya?

Sebagai gantinya, Sudan akan dihapus dari daftar negara teroris.

Setelah penghapusan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan pada Rabu (21/10/2020) bahwa dia berharap Sudan akan segera mengakui Israel ketika Washington menghapus negara Arab itu dari daftar negara sponsor teroris.

Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump mengumumkan bahwa Sudan dan Israel akan menormalisasi hubungan politik.

Hal itu disampaikan oleh Trump melalui sebuah pernyataan dari Ruang Oval di Gedung Putih pada Jumat (23/10/2020) sebagaimana dilansir dari CNN.

Baca Juga: Bukan Lagi Amerika atau Rusia, Putin Sebut Dua Negara Ini yang Bakal Jadi Negara Superpower, Salah Satunya Negara yang Sering Bikin Onar Ini

Pengumuman itu disampaikan kurang dari dua pekan sebelum pemilihan umum (pemilu) AS yang akan digelar pada 3 November.

Pernyataan tersebut juga dikeluarkan bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ketua Dewan Kedaulatan Sudan Abdel Fattah al-Burhan, dan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok.

Menurut pernyataan bersama dari ketiga negara, para pemimpin Sudan dan Israel menyetujui normalisasi hubungan antara Sudan dan Israel dan untuk mengakhiri keadaan perang antara negara mereka.

Mereka juga setuju untuk memulai hubungan ekonomi dan perdagangan dengan berfokus awal pada pertanian.

Para pemimpin kedua negara sedianya akan dilangsungkan beberapa pekan mendatang untuk membicarakan kerja sama dalam bidang teknologi pertanian, penerbangan, masalah migrasi, dan bidang lainnya.

“Para pemimpin juga memutuskan untuk bekerja sama untuk membangun masa depan yang lebih baik dan memajukan tujuan perdamaian di kawasan itu," kata pernyataan bersama itu.

Baca Juga: Armenia-Azerbaijan Tetap Ngotot Perang Meski Sudah Coba Didamaikan, Vladimir Putin Sebut Korban Tewas Perang Hampir 5.000 Orang

Netanyahu mengatakan delegasi Israel dan Sudan akan bertemu sesegera mungkin untuk memulai diskusi tentang kerja sama di berbagai bidang.

Namun, Menteri Luar Negeri Sudan Omar Gamareldin mengatakan kepada televisi pemerintah pada Jumat bahwa dewan legislatif negara itu masih harus menyetujui perjanjian normalisasi.

“Ini kesepakatan untuk normalisasi, belum (resmi) normalisasi. Kita harus menunggu lembaga demokrasi Sudan berfungsi, termasuk dewan legislatif, sehingga kita bisa menyelesaikan ratifikasi langkah ini sehingga pada kenyataannya bisa menjadi normalisasi. Pemerintah tidak bisa secara sepihak menyelesaikan proses normalisasi karena pemerintah adalah Sovereign Council, Council of Ministers, dan Legislative Council, "kata Gamareldin.

Di sisi lain, para pemimpin Palestina mengecam perjanjian normalisasi tersebut.

Sebagian menyebut perjanjian normalisasi tersebut sebagai sebuah tusukan dari belakang terhadap rakyat Palestina.

Kelompok militan di Gaza pun menyuarakan kemarahan mereka.

Baca Juga: Akhirnya Diungkap Keluarga, Ini Rupanya yang Jadi Penyebab Serangan Jantung Ashraf Sinclair! Ini Bisa Jadi Pembelajaran Semua Orang Terutama Orang Muda!

Pengumuman normalisasi itu diungkapkan tak lama setelah Trump telah memberi tahu Kongres AS tentang niatnya untuk menghapus Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme.

Berbicara dari Oval Office pada Jumat, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan normalisasi dan langkah untuk mencabut Sudan dari daftar negara yang mensponsori terorisme.

Pompeo mengatakan Sudan melakukan semua hal yang perlu mereka lakukan untuk dihapus dari daftar negara yang mensponsori terorisme.

Dia mencatat bahwa AS ingin mendukung pemerintah yang dipimpin sipil yang didirikan setelah mantan pemimpin Sudan, Omar al-Bashir, digulingkan dalam kudeta militer pada April 2019 setelah berkuasa selama tiga dekade.

"Kepemimpinan Sudan sekarang sedang menuju hasil yang sangat kuat dan meningkatkan kehidupan rakyat Sudan dan kami berpikir untuk wilayah yang lebih luas di Afrika utara juga," kata Pompeo.

Baca Juga: Avontur Daring, Kisah Tentang Tradisi Melarikan Anak Gadis Usai Acara Pinangan Suku Sasak

Danur Lambang Pristiandaru

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Umumkan Normalisasi Hubungan Diplomatik Israel dan Sudan"