Bukan Lagi Amerika atau Rusia, Putin Sebut Dua Negara Ini yang Bakal Jadi Negara Superpower, Salah Satunya Negara yang Sering Bikin Onar Ini

Tatik Ariyani

Penulis

Bukan lagi AS atau Rusia, tapi dua negara ini. Paling tidak, itulah menurut pendapat Putin.

Intisari-Online.com - Dulu, jika menyangkut negara adidaya, semua mata pastilah tertuju pada AS dan Rusia.

Namun, tampaknya kini predikat tersebut mulai bergeser.

Bukan lagi AS atau Rusia, tapi dua negara ini.

Paling tidak, itulah menurut pendapat Putin.

Baca Juga: Armenia-Azerbaijan Tetap Ngotot Perang Meski Sudah Coba Didamaikan, Vladimir Putin Sebut Korban Tewas Perang Hampir 5.000 Orang

Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis (22/10/2020) mengatakan, era ketika Amerika Serikat dan Rusia menjadi negara paling penting di dunia sudah menjadi masa lalu.

Menurutnya, China dan Jerman sekarang menuju status negara superpower (adidaya).

Diketahui, China saat ini tengah terlibat konflik dengan banyak negara.

Melansir Reuters, Putin mengatakan bahwa saat ini peran Amerika Serikat telah berkurang, seperti halnya peran Inggris dan Prancis.

Sebaliknya, peran Beijing dan Berlin -dalam hal bobot politik dan ekonomi- sedang menuju status negara adidaya.

Baca Juga: Akhirnya Diungkap Keluarga, Ini Rupanya yang Jadi Penyebab Serangan Jantung Ashraf Sinclair! Ini Bisa Jadi Pembelajaran Semua Orang Terutama Orang Muda!

"Jika Washington tidak siap untuk membahas masalah global dengan Moskow, Rusia siap untuk berdiskusi dengan negara lain," kata Putin, yang berbicara melalui tautan video.

Dia mengatakan Washington tidak bisa lagi mengklaim eksepsionalisme dan mempertanyakan mengapa mereka menginginkannya.

Informasi saja, eksepsionalisme adalah pandangan bahwa sebuah negara, masyarakat, lembaga, gerakan, atau era bersifat "eksepsional" (tidak biasa atau hebat).

Reuters memberitakan, menjelang pemilihan presiden AS pada 3 November, Putin mengatakan dia berharap pemerintahan baru akan siap untuk berdialog tentang keamanan dan pengendalian senjata nuklir.

Seperti yang diketahui, Washington pada pekan lalu menolak proposal Rusia untuk perpanjangan satu tahun tanpa syarat dari perjanjian terakhir yang membatasi penyebaran senjata nuklir strategis AS dan Rusia, seraya menyebut proposal itu "bukan permulaan."

Baca Juga: Avontur Daring, Kisah Tentang Tradisi Melarikan Anak Gadis Usai Acara Pinangan Suku Sasak

Perjanjian New START (Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis), yang ditandatangani pada 2010 akan berakhir pada Februari.

Kesepakatan ini membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat dikerahkan Rusia dan Amerika Serikat serta rudal dan pembom yang membawanya.

Terlepas dari perbedaan mereka, Moskow dan Washington tampaknya semakin mendekati kesepakatan tentang New START.

Baca Juga: ‘Mulai Pagi Hingga Sore Pakai Masker’ Tapi Kok Masih Tertular Virus Covid-19, Begini Penjelasan Ketua Satgas Covid-19 Soal Klaster Perkantoran Tempat Penularan Virus

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Putin: Era AS masa lalu, China dan Jerman tengah menuju status negara superpower"

Artikel Terkait