Perang Armenia vs Azerbaijan di Karabakh Terus Berkobar, Gerilyawan Kelompok Bersenjata Ilegal dari Timur Tengah Ini DIduga Ikut Terlibat

Muflika Nur Fuaddah

Penulis

Intisari-Online.com - Konflik Armenia vs Azerbaijan di Nagarno-Karabakh bukan hanya melibatkan kedua negara.

Armenia dan Azerbaijan sama-sama menuding ada militer lain yang turut campur dalam perang tersebut

Dikuti dari AFP Sabtu (3/10/2020), berikut keterlibatan militer asing dalam konflik Amernia vs Azerbaijan.

Orang Suriah di militer Azerbaijan?

Baca Juga: Pantas Dihujat Habis-habisan oleh Dokter, Mobil Canggih yang Dinaiki Trump Demi Sapa Pendukungnya Ternyata Merupakan Mobil 'Paling Sempurna' untuk Menyebarkan Virus Corona

Sejak awal bentrokan pekan lalu, Armenia menuduh Turki mengirim tentara bayaran dari Suriah utara untuk berperang bareng pasukan Azerbaijan.

Pada Jumat (2/10/2020) Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan ke surat kabar Perancis Le Figaro, bahwa Turki telah "memberangkatkan ribuan tentara bayaran dan teroris" ke Azerbaijan dari Suriah utara.

Pashinyan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon, menyatakan "keprihatinan serius" atas laporan "keterlibatan dalam aksi militer gerilyawan kelompok bersenjata ilegal dari Timur Tengah," ujar Kremlin.

Presiden Perancis Emmanuel Macron juga nimbrung, menuntut Turki menjelaskan apa yang dikatakannya sebagai kedatangan pasukan milisi di Azerbaijan.

Baca Juga: Usianya Baru 5 Tahun, Theo Mampu Operasikan Eskavator untuk Keruk Sungai Pascabanjir Ambon, 'Dia Sangat Lincah Sekali Mengoperasikan Eskavator Itu'

"Garis merah telah dilintasi, yang tidak dapat diterima," ucap Macron.

Belum ada komentar resmi dari Turki yang mendukung Baku dalam konflik tersebut, tetapi Azerbaijan membantah laporan itu.

"Ada lagi potongan informasi yang salah terhadap Azerbaijan," ucap Hikmat Hajiyev asisten presiden urusan luar negeri Azerbaijan, dalam konferensi pers.

"Kami sepenuhnya menolaknya, Azerbaijan tidak butuh pasukan asing karena kami punya angkatan bersenjata profesional dan kami juga punya pasukan cadangan yang cukup."

Baca Juga: Viral Kakak Beradik Galih & Galuh Punya 12 Jari Tangan dan 12 Jari Kaki, Sang Ayah Ungkap Kelebihan Anak

Akan tetapi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, sekitar 1.200 prajurit Suriah pro-Turki dikirim ke Azerbaijan sejak pekan lalu, dan setidaknya 64 dari mereka tewas dalam pertempuran.

Kerabat ketiga tentara itu mengonfirmasi ke AFP anggota keluarga mereka tewas, sementara netizen membagikan foto 4 prajurit yang tewas dalam bentrokan.

Apa afiliasinya?

Menurut Macron, laporan intelijen menunjukkan 30 prajurit yang ditarik dari "kelompok milisi" dari kota Aleppo di Suriah telah melintasi Gaziantep di Turki, dalam perjalanan menuju Azerbaijan.

Baca Juga: Trump Positif Corona, Netizen Fokus dengan Warna Kulit Wajahnya yang Berbeda dari Biasanya, Ada Apa?

"Para prajurit ini dikenali, dilacak, dan telah diidentifikasi," ungkapnya.

Observatorium juga menerangkan, para prajurit Suriah adalah anggota kelompok bersenjata pro-Turki yang sebagian besar aktif di wilayah Afrin utara yang direbut Ankara dari Kurdi pada 2018.

Mereka sebagian besar berasal dari etnis minoritas Turkmenistan yang tinggal di Suriah, kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.

Mereka bertempur di bawah panji-panji tiga kelompok di Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki, yaitu Brigade Sultan Murad, Suleiman Shah, dan Liwa Al Muntasser bi Allah.

Baca Juga: Setelah 'Hilang' 2 Bulan, Ini yang Dilakukan Adik Kim Jong-un saat Pertama Kali Terlihat di Publik, Ikut Turun Tangan setelah Kakaknya Geram dengan Para Pejabat?

Namun juru bicara SNA Youssef Hammoud dalam pernyataan yang dikirim ke AFP, membantah keterlibatan pasukannya di Azerbaijan.

Bulan lalu kepala HAM PBB Michelle Bachelet mengatakan, kelompok bersenjata di Suriah utara yang dikontrol Turki mungkin telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional lainnya.

Aymenn Jawad Tamimi akademisi dan ahli kelompok bersenjata di Suriah menerangkan, para prajurit yang dikerahkan bersifat campuran.

"Mereka yang akan berperang adalah jenis orang yang sama yang direkrut untuk berperang dalam intervensi Turki di Libya," urainya.

Baca Juga: 'Pertempuran Final' di Depan Mata, Perang Azerbaijan-Armenia Dipastikan Meledak Makin Besar Setelah Senjata 'Pembersih Musuh' Mulai Beraksi di Karabakh

Mereka adalah "campuran veteran pemberontak dan rekrutan baru" dan "beberapa dari pemberontak ini sebelumnya mendapat dukungan Barat".

Orang asing di pihak Armenia?

Baku mengatakan, orang Armenia dari luar negeri dikerahkan ke medan tempur.

"Orang-orang Armenia dari Suriah dan Lebanon sedang dikerahkan ke Armenia, dan mereka termasuk dalam jajaran angkatan bersenjata Armenia yang berperang melawan Azerbaijan," ucap Hajiyev.

Baca Juga: Biasa Ada di Dapur, Rempah Ini Bisa Menjadi Obat Penurun Panas Anak di Malam Hari, Jangan Panik!

Observatorium mengatakan, ratusan orang Armenia dari Suriah telah bergabung dalam pertempuran itu, tetapi seorang pejabat Armenia di Suriah utara membantahnya.

Anggota parlemen Armenia dari Lebanon Hagop Pakradounian menyampaikan, "Partai-partai politik Armenia tidak berniat mengirim orang-orang muda (ke Karabakh), tidak ada tindakan terorganisir seperti itu."

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Saja Pasukan Asing yang Dituduh Terlibat Perang Azerbaijan-Armenia?"

Artikel Terkait