Penulis
Intisari-Online.com -PerangAzerbaijan-Armenia akan mulai memasuki 'pertempuran final' seiring digunakannya senjata-senjata mematikan.
Hal tersebut disampaikan olehPemimpin separatis Karabakh Arayik Harutyunyan.
"Bangsa dan Tanah Air berada di bawah ancaman. Waktunya telah tiba bagi seluruh bangsa untuk menjadi tentara yang kiat," katanya kepada wartawan sebelum bergabung dengan pasukan di medan perang.
Juru bicara militer Karabakh Suren Sarumyan sendiri sudah menyatakan bahwapasukan Azerbaijan yang memakai armada angkatan udara, drone, dan tank.
Apalagi,Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengklaim pasukannya telah "merebut pijakan baru (di Karabakh) dan membersihkan wilayah itu dari pasukan musuh."
Namun, kini perang dipastikan akan semakin cepat memasuki fase tersengitnya seiring laporan dari pajabat Armenia.
Sang pejabat melaporkan pasukan Azerbaijan pada Minggu (4/10/2020) menembaki Stepanakert, kota utama di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.
Aksi penembakan tersebut dipastikan sangat mematikan seiring dengan penggunaan senjata 'pembersih' oleh pasukanAzerbaijan.
Pasukan Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam pertempuran yang makin sengit di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan.
Pihak berwenang Armenia mengatakan, Azerbaijan melancarkan serangan baru berskala besar pada Sabtu (3/10/2020).
Hampir 200 orang dipastikan tewas sejak pertempuran meletus Minggu (27/9/2020), termasuk lebih dari 30 warga sipil.
Ada kekhawatiran bahwa pertempuran itu bisa menjadi perang multi-negara besar-besaran yang melibatkan kekuatan regional Turki dan Rusia.
Senjata 'pembersih'
Di Stepanakert, jurnalis AFP di lokasi mendengar suara sirene sekitar pukul 09.30 siang yang diikuti beberapa ledakan. Listrik di kota itu juga padam hari ini.
"Pasukan Azerbaijan menembaki target sipil di Stepanakert dengan roket-roket," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan kepada AFP.
Sementara itu pihak berwenang Azerbaijan mengatakan, mereka melakukan "tindakan balasan" setelah tembakan roket oleh separatis Armenia di Stepanakert.
Kemudian Kementerian Pertahanan Azerbaijan di Baku mengatakan, angkatan bersenjata Armenia menembakkan roket ke kota Terter dan Horadiz di wilayah Fizuli dari Stepanakert.
Baku dan Yerevan selama puluhan tahun terlibat konflik yang membara atas provinsi etnis Armenia, yang memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang sengit tahun 1990-an.
Pertempuran terbaru yang pecah sejak Minggu (27/9/2020) ini menjadi yang terbesar dalam beberapa dekade, dan telah merenggut 240 nyawa termasuk lebih dari 30 warga sipil.
Pertempuran terus berlangsung meski ada seruan internasional kepada dua negara bertetangga itu, untuk menghentikan bentrokan dan memulai pembicaraan.
Sebab, dikhawatirkan pertempuran ini dapat meluas menjadi perang multi-negara yang menyedot kekuatan regional Turki dan Rusia.
Presiden Perancis Emmanuel Macron telah memperingatkan Turki, yang mendukung Azerbaijan, terhadap dugaan pengerahan milisi dari Suriah ke area konflik Karabakh.
Deklarasi kemerdekaan Karabakh dari Azerbaijan memicu perang di awal 1990-an yang merenggut 30.000 nyawa, tetapi masih belum diakui sebagai negara merdeka oleh negara mana pun termasuk Armenia.
Pembicaraan untuk menyelesaikan konflik ini banyak terhenti sejak gencatan senjata 1994.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perang Azerbaijan-Armenia Membesar, Roket Hujani Kota Utama Karabakh", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/global/read/2020/10/04/181649670/perang-azerbaijan-armenia-membesar-roket-hujani-kota-utama-karabakh?page=all#page3.Penulis : Aditya Jaya IswaraEditor : Aditya Jaya Iswara