Find Us On Social Media :

Wilayahnya Dijadikan Medan Perang Armenia-Azerbaijan, Sebenarnya Nagorno-Karabakh Ingin Perjuangkan Republik Sampai Mati

By Tatik Ariyani, Sabtu, 3 Oktober 2020 | 12:55 WIB

Pertempuran Armenia dan Azerbaijan pada 2016.

Intisari-Online.com - Perang Armenia-Azerbaijan di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh yang telah berlangsung sejak pekan kemarin.

Sampai saat ini korban jiwa akibat perang tersebut diperkirakan telah mencapai 300 orang termasuk tentara dan warga sipil. 

Seorang pejabat senior yang mewakili gerakan wilayah Nagorno-Karabakh yang berada di jantung konflik antara Armenia dan Azerbaijan menyebutkan perlawanan mereka adalah perjuangan sampai mati.

Nagorno-Kabarakh adalah wilayah yang mendeklarasikan sebagai negara sendiri.

Baca Juga: Mars dan Bulan 'Bertemu', Hujan Meteor, hingga Blue Moon, Sederet Keajaiban Benda Langit yang Akan Terjadi pada bulan Oktober 2020 Ini, Jangan Terlewat!

Sebagai republik kecil, menurutnya kekalahan bisa berarti akhir dari pemerintahannya, yang tidak diakui secara internasional.

"Ini pertarungan eksistensial," kata Robert Avetisyan, perwakilan tetap untuk Amerika Serikat dari Republik Artsakh, yang dikenal dunia sebagai Nagorno-Kabarakh.

Melansir Newsweek pada Sabtu (2/10/2020), Avetisyan lahir dan besar di tanah yang selama sekitar 1 abad menjadi pusat perselisihan etnis dan teritorial antara rival Kaukasus Selatan, Armenia dan Azerbaijan.

Nagorno-Kabarakh adalah rumah bagi mayoritas Kristen Armenia yang memimpin Republik Artsakh, dianggap oleh PBB sebagai bagian dari Azerbaijan, negara Muslim Syiah yang lebih besar, yang seluruhnya mengelilingi wilayah yang memisahkan diri ini.

Baca Juga: Jadi Band Asing Pertama yang Tampil di Negara Kim Jong-un, Inilah Fakta- fakta Laibach, Dikenal sebagai Band Kontroversial