Biasa Ada di Dapur, Rempah Ini Bisa Menjadi Obat Penurun Panas Anak di Malam Hari, Jangan Panik!

Khaerunisa

Penulis

Anak mengalami demam di malam hari bisa menjadi masalah ketika tidak tersedia obat penurun panas di rumah

Intisari-Online.com - Anak mengalami demam di malam hari bisa menjadi masalah ketika tidak tersedia obat penurun panas di rumah.

Telebih ketika tempat tinggal jauh dari apotek, sehingga tidak bisa memberikan obat penurun panas untuk si kecil.

Jika demam si kecil masih termasuk demam ringan, maka orangtua tak perlu khawatir, Anda bisa mengandalkan rempah ini sebagai obat penurun panas anak.

Ya, tidak selalu demam anak perlu untuk dibawa ke dokter, karena terkadang tubuh anak bisa mengatasinya sehingga demam sembuh dengan sendirinya.

Baca Juga: Siapa Sangka Cuka Apel Bisa Menjadi Obat Penurun Panas, Ini 5 Obat Alami untuk Mengatasi Demam Ringan

Namun, ketika suhu lebih tinggi dari 38,9 derajat Celcius dan/atau demam anak lebih dari 3 hari, orangtua pun perlu lebih waspada dan perlu membawa anak ke dokter.

Selain itu, kondisi seperti anak mengalami diare, mual atau muntah, kejang, ruam kulit yang bukan disebabkan panas, juga perlu diwaspadai.

Jika demam yang terjadi pada anak masih tergolong demam ringan, maka Anda bisa membuat obat tradisional sendiri di rumah.

Rempah-rempah yang biasanya ada di dapur kita ini merupakan salah satu yang bisa diandalkan sebagai obat penurun panas anak.

Baca Juga: Covid Hari Ini 4 Oktober 2020: Bertambah 3.992, Kasus Covid-19 di Indonesia Jadi 303.498

Kunyit sebagai Obat Penurun Panas Anak

Rempah-rempah itu salah satunya adalah kunyit. Anda bisa mengandalkan kunyit sebagai obat penurun panas ketika si kecil mengalami demam di malam hari.

Mengutip Kompas.com, kunyit memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).

Selain sebagai penurun panas, campuran ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya oranye.

Baca Juga: Bikin Risiko Kematian Naik Dua Kali Lipat, DNA Warisan 'Sepupu Manusia' Ini Bikin Komplikasi Covid-19 Makin Parah, Ada di Indonesia?

Sementara itu, menurut dr. Adji Suranto, SpA, dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT DKI Jaya), saat diwawancara oleh Tabloid Nakita, tanaman obat ini tak kalah ampuhnya dengan obat kimia sebagai pengusir demam, dikutip dari Grid Health.

Menurutnya obat-obatan tradisional memiliki kelebihan, yaitu toksitasnya relatif lebih rendah dibanding obat-obatan kimia.

Jadi, relatif lebih aman, dan bahkan tidak ada efek sampingnya bila penggunaannya benar.

Kunyit juga diakui sebagai bahan alami yang dapat dikonsumsi untuk mengatasi masalah pencernaan.

Baca Juga: Lagi-lagi China Kena Batunya, China Dituduh Rencanakan Pembunuhan pada Presiden Donald Trump Hanya Gara-gara Positif Covid-19, Begini Kisahnya

Curcumin merupakan salah satu kandungan yang paling aktif pada kunyit.

Curcumin tersebut memiliki potensi anti virus, anti bakteri, dan juga menghindari dari virus hingga kanker.

Antioksidan dan sifat anti-inflamasi, antibakteri, serta antivirus inilah yang bisa menjadi andalan untuk meredakan demam.

Bagaimana cara membuat ramuan obat penurun panas dengan bahan kunyit?

Baca Juga: Bisa Lumpuhkan Ekonomi Satu Generasi, Proyek 'Arogan' Xanana Gusmao Dipastikan Hanya Jadi Impian, Kecuali Timor Leste Rela Menyerahkan Kedaulatan Bangsanya

Cara membuatnya yaitu sebagai berikut:

Baca Juga: Sepak Terjang David Ben Gurion, Sosok Pendiri Negara Israel yang Terobsesi Senjata Nuklir

Mudah bukan membuat ramuan obat penurun panas dari kunyit?

Selain kunyit, berikut ini beberapa obat tradisional penurun panas, melansir Kompas.com:

1. Lempuyang Emprit (Zingiber amaricans)

Memiliki kandungan senyawa minyak atsiri, yaitu sekuiterpenketon yang bermanfaat untuk menurunkan panas.

Umumnya yang digunakan adalah rimpangnya; warnanya putih kekuningan dan rasanya pahit.

Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi lempuyang emprit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sendok makan (sdm) madu bunga kapuk, aduk rata. Berikan 3 kali sehari.

Baca Juga: Lagi-lagi China Kena Batunya, China Dituduh Rencanakan Pembunuhan pada Presiden Donald Trump Hanya Gara-gara Positif Covid-19, Begini Kisahnya

2. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)

Penampilan temulawak menyerupai temu putih, hanya warna bunga dan rimpangnya berbeda.

Bunga temulawak berwarna putih kuning atau kuning muda, sedangkan temu putih berwarna putih dengan tepi merah.

Rimpang temulawak berwarna jingga kecokelatan, sedangkan rimpang bagian dalam temu putih berwarna kuning muda.

Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain.

Manfaatnya sebagai antiinflamasi (antiperandangan), antibiotik, serta meningkatkan produksi dan sekresi empedu.

Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.

Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.

Baca Juga: Tersohor di Indonesia, Ternyata Komunitas Bela Diri Asal Indonesia Ini Ada di Timor Leste, Tetapi Justru Bikin Pemerintah Timor Leste Keteteran karena Hal Ini

3. Bawang merah (Allium cepa L.)

Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur.

Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.

Caranya: Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.

Baca Juga: Sempat Jadi Negara dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Asia Tenggara, Kini Kasus Harian di Singapura Hanya di Bawah 10, Malah 2 di Antaranya Berasal dari WNI

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait