Advertorial

Jadi Pion Andalan di Suriah dan Libya, Tentara Bayaran Ini Kembali Jadi Tumpuan Turki untuk Sokong Militer Azerbaijan, Jumlahnya Dijamin Bikin Gentar Armenia

Tatik Ariyani

Penulis

Armenia dan Azerbaijan saling tuduh dibantu pasukan asing, yang kebanyakan berasal dari Suriah, dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh.
Armenia dan Azerbaijan saling tuduh dibantu pasukan asing, yang kebanyakan berasal dari Suriah, dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh.

Intisari-Online.com -Pertempuran sengit antara Armenia dan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh masih berlanjut.

Korban tewas dalam pertempuran sengit tersebut dilaporkan bertambah sebanyak 150 jiwa dari kedua belah pihak.

Armenia dan Azerbaijan saling tuduh dibantu pasukan asing, yang kebanyakan berasal dari Suriah, dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh.

Lantas negara-negara mana saja yang dituduh ikut terlibat dalam peperangan ini?

Baca Juga: Pantas China Ogah Jual Jet Tempur J-20 Miliknya ke Negara Lain, Rupanya 'Si Naga Perkasa' Ini Penantang F-22 Milik Amerika, Punya Kecepatan Jelajah Supersonik dan Manuver Super, Sehebat Apa?

Berikut adalah gambarannya yang dikutip dari AFP Sabtu (3/10/2020).

Orang Suriah di militer Azerbaijan?

Sejak awal bentrokan pekan lalu, Armenia menuduh Turki mengirim tentara bayaran dari Suriah utara untuk berperang bareng pasukan Azerbaijan.

Pada Jumat (2/10/2020) Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan ke surat kabar Perancis Le Figaro, bahwa Turki telah "memberangkatkan ribuan tentara bayaran dan teroris" ke Azerbaijan dari Suriah utara.

Baca Juga: Bikin Pendidikan Bak Jadi 'Kutukan', Di Timor Leste, Semakin Tinggi Tingkat Pendidikan Semakin Tinggi Risiko Jadi Pengangguran

Pashinyan dan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon, menyatakan "keprihatinan serius" atas laporan "keterlibatan dalam aksi militer gerilyawan kelompok bersenjata ilegal dari Timur Tengah," ujar Kremlin.

Presiden Perancis Emmanuel Macron juga nimbrung, menuntut Turki menjelaskan apa yang dikatakannya sebagai kedatangan pasukan milisi di Azerbaijan.

"Garis merah telah dilintasi, yang tidak dapat diterima," ucap Macron.

Belum ada komentar resmi dari Turki yang mendukung Baku dalam konflik tersebut, tetapi Azerbaijan membantah laporan itu.

"Ada lagi potongan informasi yang salah terhadap Azerbaijan," ucap Hikmat Hajiyev asisten presiden urusan luar negeri Azerbaijan, dalam konferensi pers.

"Kami sepenuhnya menolaknya, Azerbaijan tidak butuh pasukan asing karena kami punya angkatan bersenjata profesional dan kami juga punya pasukan cadangan yang cukup."

Akan tetapi Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, sekitar 1.200 prajurit Suriah pro-Turki dikirim ke Azerbaijan sejak pekan lalu, dan setidaknya 64 dari mereka tewas dalam pertempuran.

Kerabat ketiga tentara itu mengonfirmasi ke AFP anggota keluarga mereka tewas, sementara netizen membagikan foto 4 prajurit yang tewas dalam bentrokan.

Baca Juga: Betapa Piciknya Trump, Dia yang Jadikan Vietnam 'Pemenang' dalam Perang Dagang, Dia Juga yang Ngebet Jatuhkan Sanksi

Apa afiliasinya?

Menurut Macron, laporan intelijen menunjukkan 30 prajurit yang ditarik dari "kelompok milisi" dari kota Aleppo di Suriah telah melintasi Gaziantep di Turki, dalam perjalanan menuju Azerbaijan.

"Para prajurit ini dikenali, dilacak, dan telah diidentifikasi," ungkapnya.

Observatorium juga menerangkan, para prajurit Suriah adalah anggota kelompok bersenjata pro-Turki yang sebagian besar aktif di wilayah Afrin utara yang direbut Ankara dari Kurdi pada 2018.

Mereka sebagian besar berasal dari etnis minoritas Turkmenistan yang tinggal di Suriah, kata kepala Observatorium Rami Abdel Rahman.

Mereka bertempur di bawah panji-panji tiga kelompok di Tentara Nasional Suriah (SNA) yang didukung Turki, yaitu Brigade Sultan Murad, Suleiman Shah, dan Liwa Al Muntasser bi Allah.

Namun juru bicara SNA Youssef Hammoud dalam pernyataan yang dikirim ke AFP, membantah keterlibatan pasukannya di Azerbaijan.

Bulan lalu kepala HAM PBB Michelle Bachelet mengatakan, kelompok bersenjata di Suriah utara yang dikontrol Turki mungkin telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional lainnya.

Baca Juga: Lagi-lagi China Kena Batunya, China Dituduh Rencanakan Pembunuhan pada Presiden Donald Trump Hanya Gara-gara Positif Covid-19, Begini Kisahnya

Aymenn Jawad Tamimi akademisi dan ahli kelompok bersenjata di Suriah menerangkan, para prajurit yang dikerahkan bersifat campuran.

"Mereka yang akan berperang adalah jenis orang yang sama yang direkrut untuk berperang dalam intervensi Turki di Libya," urainya.

Mereka adalah "campuran veteran pemberontal dan rekrutan baru" dan "beberapa dari pemberontak ini sebelumnya mendapat dukungan Barat".

Orang asing di pihak Armenia?

Baku mengatakan, orang Armenia dari luar negeri dikerahkan ke medan tempur.

"Orang-orang Armenia dari Suriah dan Lebanon sedang dikerahkan ke Armenia, dan mereka termasuk dalam jajaran angkatan bersenjata Armenia yang berperang melawan Azerbaijan," ucap Hajiyev.

Observatorium mengatakan, ratusan orang Armenia dari Suriah telah bergabung dalam pertempuran itu, tetapi seorang pejabat Armenia di Suriah utara membantahnya.

Anggota parlemen Armenia dari Lebanon Hagop Pakradounian menyampaikan, "Partai-partai politik Armenia tidak berniat mengirim orang-orang muda (ke Karabakh), tidak ada tindakan terorganisir seperti itu."

Baca Juga: Siapkan Dana Rp94 Triliun, Warga Jepang Akan Terima Vaksin Virus Corona Secara Gratis, 'Warga Asing yang Tinggal di Jepang Juga Kebagian'

Aditya Jaya Iswara

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Saja Pasukan Asing yang Dituduh Terlibat Perang Azerbaijan-Armenia?"

Artikel Terkait