Sinem Koseoglu, koresponden Al Jazeera di Istanbul, bagaimanapun, mengatakan tidak mungkin bahwa Turki akan "datang ke meja perundingan" atas krisis Mediterania timur.
Dia menambahkan bahwa kesepakatan Yunani-Mesir berarti "ketegangan militer akan meningkat" di wilayah tersebut. "Tapi apakah akan berubah menjadi konflik? Ini masih tanda tanya," ucapnya.
Melibatkan Mesir dalam kesepakatan maritim ini berarti membawa pemain baru ke dalam laga Turki-Yunani.
Militer Mesir sendiri tidak bisa dianggap remeh, ia berada di posisi 9 dari peringkat militer dunia.
Bisa jadi nantinya jika Turki mulai lakukan latihan militer maka Yunani akan didukung oleh militer negara Uni Eropa dan ditambah dengan Mesir.
Sebelumnya, pada Rabu kemarin Perancis juga bergabung dengan latihan gabungan dengan Italia, Yunani dan Siprus di Laut Mediterania Timur.
Sehingga, jika kapal Turki akan tetap beroperasi pada 1-2 September besok, militer Angkatan Laut Mesir pun juga akan bergabung dengan Yunani.
Mengutip globalfirepower.com, Angkatan Laut Mesir memiliki jumlah aset sebanyak 316.