Advertorial

Lawan Militer Kuat di Eropa, Turki Tak Punya Sekutu, Ternyata Prancis Diam-diam Tinggalkan Turki dan Gabung Latihan Militer Yunani, Italia, dan Siprus, 'Endorgan Bakal Murka'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Di Laut China Selatan, China tengah menghadapi puluhan negara.

Sementara di LautMediterania Timur, Turki dan Yunani sedang berkonflik.

Beberapa negara Eropa pun sudah saling bersekutu. Dan hasil sekutu itu membuat marah Turki.

Apa alasannya?

Baca Juga: Jumlah Tes Covid-19 Jauh di Bawah Standar WHO, Indonesia Diklaim Telah Masuk ke Fase Kritis Pandemi, 'Ini Bisa Berlangsung Lama, Bisa Sampai Akhir Tahun'

TernyataPrancis dilaporkan bergabung dengan latihan militer dengan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

Hal initerjadi tengah perselisihan yang memburuk antara Turki dan Yunani mengenai sumber daya energi di kawasan itu.

Sebelumnya, ketegangan antara Turki dan Yunani meningkat.

Baca Juga: Gelontorkan Rp7 Miliar, Menteri Edhy Siap Beli 200 Senapan Buatan PT Pindad, Produsen Senjata Karya Anak Bangsa yang Mendunia, Pernah Kalahkan AK-47 Rusia!

Ini terjadi setelah Ankara mengirim kapal survei Oruc Reis ke perairan Mediterania Timur yang disengketakan bulan ini, tindakan yang oleh Athena disebut ilegal.

“Mediterania Timur berubah menjadi area ketegangan."

"Menghormati hukum internasional harus menjadi aturan dan bukan pengecualian," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly di Twitter, Rabu (26/8/2020).

"Itu tidak boleh menjadi arena bermain ambisi beberapa orang," tegasnya seperti dilansirReuters.

Parly mengatakan, tiga jet tempur Rafale dan sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan helikopter Prancis akan menjadi bagian dari latihan militer gabungan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

Hubungan antara Prancis dan Turki memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena tindakan Ankara di NATO, Libya, dan Mediterania.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan kepada Uni Eropa untuk menunjukkan solidaritas kepada Yunani dan Siprus dalam perselisihan mengenai cadangan gas alam di lepas pantai Siprus.

Dia juga mendorong sanksi lebih lanjut atas Turki oleh Uni Eropa, meskipun ada perpecahan di blok tersebut terkait masalah tersebut.

Jerman berusaha menjadi penengah antara Turki dan Yunani.

Baca Juga: Sepakat Untuk Berdamai, Menantu Donald Trump Akan Jadi Orang Pertamayang Menikmati Penerbangan Komersial antara UEA dan Israel, 'Sekarang Es Telah Pecah'

Pada Selasa (25/8/2020), Menteri Luar Negeri Turki dan Yunani menyatakan, mereka ingin menyelesaikan masalah melalui dialog setelah menggelar pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas.

Namun, Turki dan Yunani mengingatkan, mereka akan terus mempertahankan hak-haknya di wilayah Mediterania Timur.

“Pesan kami sederhana: prioritaskan pada dialog, kerjasama dan diplomasi."

"Sehingga Mediterania Timur menjadi wilayah yang stabil dan menghormati hukum internasional,” ujar Parly.

(S.S. Kurniawan)

(Artikel ini sudah kontan.co.id dengan judul "Turki bakal murka, Prancis gabung dengan latihan militer Yunani, Siprus, dan Italia")

Baca Juga: Warga Lebanon Masih Menderita Karena Ledakan Beirut, Militer Israel Justru Akan Beri Serangan Terkuat ke Lebanon, 'Semua Ini Gara-gara Hezbollah!'

Artikel Terkait