Kemungkinan perang karena sumber daya energi
Turki dan Yunani, keduanya sama-sama sekutu NATO, sedang dalam kondisi saling bermusuhan mengenai klaim sumber hidrokarbon di timur Laut Mediterania.
Konflik ini hanya bagaikan percikan kecil yang menambah parah konflik klaim kedua negara terhadap landasan kontinen mereka.
Ketegangan meningkat bulan ini setelah Ankara lepaskan kapal pengebor minyak dan penghitung seismic bumi Oruc Reis di perairan sengketa tersebut, menyebabkan Athena mulai buat pakta dengan Kairo.
Turki mengatakan pakta itu melanggar landasan kontinen mereka, dan perjanjian itu tumpang tindih dengan zona maritim yang disetujui Turki dengan Libya tahun lalu, yang dicela ilegal oleh Yunani.
Al Jazeera melaporkan dari Athena bahwa Yunani mendapatkan apa yang mereka inginkan secara legal dan diplomatik menyusul kesepakatan maritim dengan Mesir.
"Mereka mendapat dukungan Eropa, memiliki kesepakatan hukum dengan Mesir dan kesepakatan yang sangat baik secara hukum dengan Italia," tulis laporan Al Jazeera.
"Yunani sekarang merasa berada dalam posisi kekuatan hukum untuk menuntut agar Turki setuju untuk melakukan pembicaraan berdasarkan hukum maritim internasional."