Find Us On Social Media :

Kudapan Ini Bernama 'Bajingan', Siapa Sangka Merupakan Salah Satu Kudapan Merakyat nan Mantap di Pelosok Borobudur

By Maymunah Nasution, Selasa, 21 Juli 2020 | 07:30 WIB

Candi Borobudur

Kudapan Ini Bernama 'Bajingan', Siapa Sangka Merupakan Salah Satu Kudapan Merakyat nan Mantap di Pelosok Borobudur

Intisari-online.com - "Bajingan" biasanya digunakan sebagai kata umpatan bermakna kasar di Indonesia.

Namun, di sebuah dusun tidak jauh dari Candi Borobudur, tepatnya di Sendaren, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bajingan adalah kudapan terbuat dari singkong yang dimasak menggunakan air nira kelapa.

Sebetulnya makanan bajingan sudah tidak asing bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Magelang, Temanggung, dan sekitarnya.

Bahan dasar yang digunakan sama, yaitu singkong, tetapi ada beberapa modifikasi di setiap daerah.

Baca Juga: Tak Sanggup Kehilangan Mantan Pacar, Pria Ini Tak Mandi Selama Sebulan Demi Susun Strategi Memperkosanya

Di Temanggung, misalnya, bajingan terbuat dari singkong yang direbus dengan air gula jawa, daun pandan, dan sedikit garam.

Seorang warga asal Sendaren, Sugiyo (67), menceritakan, konon nama "bajingan" berasal dari kata bajing atau hewan tupai yang sering mencuri air nira kelapa (badeg) saat masih di pohonnya.

Bajing memang menjadi musuh penderes nira kelapa kala itu ketika sebagian besar warga masih bertumpu kehidupan menjadi pembuat gula jawa.

Termasuk Sugiyo yang sampai saat ini masih bekerja menderes nira.

Baca Juga: Tidur di Luar Rumah Karena Kipas Angin Mati, Secara Mengerikan 1 Keluarga Tewas 'Dibunuh' Monyet

Akibat ulah bajing, pendapatan mereka berkurang.

Air nira yang sedikit otomatis memengaruhi jumlah gula yang diproduksi warga.

Jika air nira banyak, mereka bisa menghasilkan rata-rata 5 kilogram gula jawa sekali masak. Namun, karena sedikit, petani hanya menghasilkan 2 kilogram.

"Badeg-nya sedikit karena dicuri bajing, jadi kami hanya dapat sisanya saja, kami sebut dengan bajingan.

Baca Juga: Warga Heboh, Wanita Ini Tiba-tiba Saja Melahirkan Tanpa Hamil Lebih Dahulu, 'Saya Tidak Percaya Kok Bisa Melahirkan Tanpa Hamil'

Singkongnya yang dimasak pakai air nira sisa bajing itu juga dibilang bajingan," ungkap Sugiyo menggunakan bahasa Jawa kepada Kompas.com, Minggu (19/7/2020).

Seorang warga lainnya, Agus Prayitno (35), memaparkan bahwa pembuatan bajingan sangat mudah.

Air nira direbus sebelum kemudian jadi gula jawa.

Saat nira mulai mendidih, singkong dimasukkan beberapa saat sampai air nira meresap.

Baca Juga: Covid Hari Ini 20 Juli 2020: Misa Dibuka Lagi, Uskup Agung dan 4 Pastor Medan Positif Covid-19, Sedangkan 305 Pedagang di Pasar-pasar Jakarta Positif Covid-19

Setelah itu baru diangkat dan disantap sebagai sarapan.

"Itu saja, tanpa ada tambahan apa pun karena kalau ditambah bahan lain akan memengaruhi rasa gula.

"Nah, saat itu spontan para petani itu menyebutkan kalau mereka makan makanan sisa dari si bajing atau bajingan," ungkap Agus.

Bajingan memang bukan makanan mewah.

Baca Juga: Dulu Dipercaya Sakti Mandraguna Bisa Cegah Santet Sampai Kebanjiran Pasien, Ningsih Tinampi Malah Bongkar Sendiri Rahasia Praktiknya, Dijual dengan Harga Murah Meriah

Makanan ini justru identik dengan makanan rakyat jelata, khususnya pada petani atau penderes di kaki Pegunungan Menoreh itu.

Sekarang, bajingan tentu saja kalah dari makanan lain yang lebih kekinian.

Hal itu seiring dengan semakin langkanya profesi penderes nira kelapa dan populasi pohon kelapa itu sendiri.

Pohon kelapa semakin jarang karena tidak ada regenerasi setelah banyak ditebang untuk bahan bangunan.

Baca Juga: Tak Tahu Malu, Buka Donasi untuk Istrinya yang Menderita Kanker, Pria Boyolali ini Malah Gunakan Uangnya untuk Beli 3 Motor dan Sapi

Selain itu, bencana erupsi Merapi beberapa tahun lalu juga menyebabkan pohon kelapa rusak dan mati.

"Begitu juga dengan penderes nira yang sudah jarang, hanya ada sekitar 12 orang.

"Generasi sekarang tidak ada yang mau manjat pohon kelapa.

"Selain sulit, butuh keahlian tersendiri, juga gengsi lebih memilih pekerjaan lain," kata dia.

Baca Juga: Ditangkap Israel dan Dieksekusi Mati, 10 Tahun Kemudian Terungkap Pemuda Palestina Ini Masih Bisa Menghamili Istrinya, Kisahnya Bikin Terenyuh

Agus kemudian mencoba membangkitkan kembali bajingan di tengah gempuran kudapan kekinian.

Dia menghadirkan kembali bajingan yang dikemas dalam satu paket wisata edukasi. Bajingan menjadi salah satu daya tarik dan sajian khas di sela-sela edukasi pembuatan gula jawa.

Tak hanya bajingan, dalam paket @gubugkopiborobudur milik Agus, juga ada berbagai kudapan variasi gula jawa, antara lain kluwo, kolak, ndolo, lemet dan sebagainya.

Sajian andalannya adalah kopi dan teh gula jawa klethus (kunyah).

Baca Juga: WHO Sebutkan Belum Ada Vaksin Resmi untuk Covid-19, Indonesia Malah Sudah Borong Vaksin Asal China ini Lewat Bio Farma, Apakah Efektif?

(Ika Fitriana)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengulik Cerita Bajingan, Kudapan Merakyat di Pelosok Borobudur"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini