Find Us On Social Media :

Beginilah Perjuangan Merebut Irian Barat, Bertempur dan menyerang Dari Dalam

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 1 Mei 2018 | 09:00 WIB

Intisari-Online.com – Operasi Pembebasan Irian Barat, dikenal dengan sebutan Operasi Trikora (1962), tidak bisa dilepaskan dari Konferensi Meja Bundar (KMB) di Belanda pada 1949.

Perundingan yang mengukuhkan pengakuan Belanda terhadap kemerdekaan RI itu ternyata masih menyisakan wilayah West New Guinea atau Irian Barat, dan harus selesai dalam satu tahun.

Rupanya persoalan berlarut-larut. Malah sejak 1954 Belanda menutup rapat-rapat wilayah itu dari perundingan. Tak ada cara lain, harus ada operasi militer untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan RI.

Agustus 1960, Jakarta resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda. Bersamaan dengan itu Indonesia mulai menerima kiriman senjata dalam jumlah besar dari Uni Soviet.

Baca juga: Saat Pembebasan Irian Barat, Amerika Ternyata Sempat Melarang Indonesia Menggunakan Pesawat Hercules

Antara lain kapal penjelajah (cruiser) KRI Irian, kapal selam, tank amfibi, helikopter, pesawat transpor, pesawat tempur MiG-15, -17, -19, dan -21, pengebom Ilyushin Il-28, dan Tupolev Tu-16.

Seketika Indonesia menjadi negara dengan kekuatan yang disegani.

Pakta pertahanan Asia Tenggara (SEATO) berafiliasi ke Barat alias ke Amerika Serikat yang masih menghendaki Belanda di Irian Barat. Tapi melihat semangat rakyat Indonesia yang amat tinggi untuk mengembalikan wilayah itu ke pangkuan RI, pandangan mereka mendua.

Apalagi di dalam negeri, Partai Komunis menunggangi sentimen anti-Barat untuk melakukan konsolidasi kekuatan.

Presiden Kennedy sebetulnya lebih setuju pada pengembalian Irian Barat ke Indonesia, namun di sisi lain dia juga ingin menjaga agar Belanda tidak kehilangan muka.

Maka, kendati pada 19 De- sember 1961 Presiden Sukarno mencanangkan “Tri Komando Rakyat” disusul Komando Mandala, AS masih mendesakkan perundingan.

Baca juga: Kisah Dokter Militer yang Ditugaskan dalam Misi Trikora untuk Membebaskan Irian Barat: Pernah Harus 'Menukar' Bayi dengan Babi

Perundingan awal secara rahasia di Middleburg, Virginia, AS, 20-22 Maret 1962, melibatkan negosiator Dubes Belanda Herman van Roijen dan Dubes RI di Moskwa, Adam Malik.