Advertorial

Lewat Perjuangannya yang Sangat ‘Manusiawi’ di Belantara Papua, Herlina Kasim Diberi Pending Emas oleh Bung Karno

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Kehadiran Herlina Kasim di Sorong demi memperjuangkan kembalinya Irian Barfat (Papua) ke pangkuan Indonesia selalu menjadi berita besar.

Pasalnya ia telah dikenal secara luas sebagai Srikandi Trikora lewat perjuangannya yang sangat manusiawi.

Seperti selebritas yang sedang ngetop di masa sekarang, ribuan penduduk pun berkerumun di seputar pelabuhan Sorong.

Demi mengamankan Herlina dari kerumunan penduduk, ia dibawa ke rumah seorang Kepala Kehutanan asal Tanah Toraja, Simon Randa.

(Baca juga: Pegang Jari dalam Posisi-posisi Sederhana Ini, Anda akan Rasakan Manfaat Luar Biasa!)

Dari rumah ini, Herlina kemudian berkiprah secara lebih luas dengan para pejabat Indonesia maupun PBB dan Belanda.

Seperti biasa Herlina pun menggalang kegiatan sosial bersama masyarakat sekitar yang kemudian membalasnya dengan memberikan sabun dan peralatan kosmetik.

Acara untuk berkeliling Irian Barat sambil mengkampanyekan cinta tanah air dilanjutkan lagi oleh Herlina di kota-kota penting Irian Barat.

Pada 23 Oktober 1962 ia berangkat ke Kotabaru (Jayapura) dan disambut gegap gempita oleh masyarakat luas.

Di pusat kota Irian Barat itu, Herlina bisa merasakan pengembaraannya di belantara sudah selesai.

Tugas baru pun menunggu, yakni mengembangkan surat kabar Cendrawasih yang semula masih stensilan menjadi surat kabar profesional.

Berkat bantuan sejumlah pejabat dan staf pemerintahan Irian Barat, pada 28 Oktober 1962, Cendrawasih versi terbaru pun terbit dan menjadi surat kabar favorit hingga saat ini.

Perjuangan Herlina selama mengikuti aksi penyusupan bersama pasukan gerilya hingga tiba di daratan Irian Barat berpengaruh pada kesehatan fisiknya.

Antara lain karena dia kekurangan gizi kemudian diterbangkan ke Jakarta untuk kemudian beristirahat di kota kelahirannya, Malang.

Pada 22 Desember 1962, Herlina ditetapkan oleh Presiden Soekarno sebagai Srikandi Trikora dan dianugerahi sabuk emas seberat 500 gram, Pending Emas.

Nama “Srikandi” merupakan nama prajurit wanita dalam dunia pewayangan dan dikenal mahir memanah.

Herlina meninggal di usia tua karena sakit pada 17 Januari 2017 dan dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta Timur.

(Baca juga: Menyeramkan! Beginilah Penjara Phu Quoc Vietnam yang Tidak Manusiawi)

Artikel Terkait