Penulis
Intisari-Online.com - Polisi Sektor (Polsek) Sukawati, Gianyar menangkap enam remaja karena kerap melempari mobil lewat di sejumlah tempat di wilayah Gianyar dan Denpasar.
Kanit Reskrim Polsek Sukawati, I Gusti Ngurah Jaya Winangun mengatakan, mereka yang ditangkap yakni KB (14), NW (13), MJ (14), YR (16), AG (14), dan BWB (13).
Para remaja ini ditangkap di rumahnya masing-masing pada Senin (9/3/2020) pukul 01.00 Wita.
Penangkapan ini berawal dari laporan warga. Saat itu, korban pada Minggu (8/3/2020), pukul 22.30 Wita melintas di Jalan By Pass Ida Bagus Mantra, Ketewel, Gianyar.
Korban saat itu mengendarai Daihatsu Terrios tiba-tiba dilempari batu oleh sekelompok remaja.
Korban lalu melaporkannya ke pihak kepolisian.
Tak lama setelah mendapat laporan, polisi akhirnya menangkap para remaja ini.
Winangun mengatakan, saat diinterogasi para remaja ini mengakui perbuatannya.
Mereka melakukannya karena iseng dan mencari kepuasan.
Mereka juga mengaku sudah melakukannya selama dua bulan terlahir di sejumlah tempat kejadian perkara (TKP).
"Mereka dari dua bulan yang lalu kumpul-kumpul ada kesepakatan mereka untuk melempar-lempar mobil."
Pada saat kumpul langsung ambil batu dan melempar mobil itu kepuasan mereka," kata Winagun, kepada wartawan, Senin (9/3/2020) sore.
Kini, para remaja ini ditahan di Polsek Sukawati.
Winangun mengatakan, belum menentukan apakah mereka akan dijerat dengan hukum pidana atau dikembalikan ke orangtuanya.
Kasus pelemparan ini sebelumnya viral di sejumlah media sosial di Bali.
Akun Facebook Christi Mooi menceritakan bahwa mobilnya dilempari sekelompok remaja di sekitar Pertamina Teras Ayung, Gatot Subroto Timur, Denpasar sekitar pukul 23.00 Wita.
"Setelah melempar mobil yang sedang melaju di jalan, mereka lari sambil tertawa, sepertinya sengaja melakukan itu," tulis Christi Mooi, pada Minggu.
Ia melanjutkan, warga setempat juga bercerita sehari sebelumnya juga ada kejadian serupa di lokasi yang sama.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 ABG Lempari Mobil dengan Batu Malam-malam, Motifnya Cari Kesenangan"
Aksi Heroik Bocah-bocah SD Gigit dan Lempar Batu ke Penculik Demi Selamatkan Temannya, Si Penculik Hadang Pakai Mobil dan Iming-imingi Uang Rp 1 Juta
Intisari-Online.com- Sementara kasus lempar batu yang tadi mengakibatkan hal destruktif, lempar batu yang pernah terjadi ini justru dapat sebaliknya.
Kasus penculikan makin marak terjadi di sekitar kita.
Modusnya pun beragam, hingga kerap membuat orangtua ketar-ketir.
Seorang anak SD di Jetis, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, hampir menjadi korban kejahatan tersebut.
Beruntung, ia diselamatkan oleh teman-temannya.
Melansir dariKompas.com,kisah gagalnya percobaan penculikan itu pun menjadi viral di media sosial.
Video amatir kesaksian tiga siswa SDN Jetis yang melakukan aksi herioik penyelamatan temannya itu tersebar luas.
Dari wawancara Kompas.com dengan ketiga bocah yang masing-masing berinisial DE (10), AD (10), dan RS (10), diketahui jika mereka adalah teman sebangku dan tetangga desa di kecamatan Karangrayung.
Peristiwa penculikan yang mereka alami terjadi ketika seperti biasa bocah-bocah itu pulang berbarengan dengan bersepeda.
Ya, selama ini ketiganya selalu berangkat bersama dengan mengayuh sepeda menempuh jarak hampir 1 kilometer.
Dalam perjalanan itu, mereka harus melintasi jalan pedesaan yang cukup sepi.
Di hari percobaan penculikan terjadi, Rabu (5/2/2020), seperti biasanya mereka melakukan perjalanan tersebut menuju sekolah.
DE berboncengan dengan AD, sementara RS mengayuh sepedanya sendirian.
Baca Juga:Beredar Video Ribuan Babi Dikubur Hidup-hidup Akibat Virus Corona, Kominfo Ungkap Fakta Sebenarnya
Namun pagi itu sedikit berbeda, saat jarak mereka dari sekolahan tinggal kurang lebih 20 meter, tiba-tiba mereka dihadang oleh satu minibus hitam.
"Kami kaget dan sepeda kami menabrak mobil hitam itu," kata AD.
Kemudian seorang laki-laki berkaus hitam keluar dari mobil berplat B itu.
Terlihat samar-samar oleh ketiga bocah itu beberapa orang di dalam mobil.
Setelah turun dari mobil,laki-laki berkaus hitam langsung menghampiri dan merayu DE untuk ikut masuk ke dalam mobil.
Bahkan DE diiming-imingi uang Rp 1 Juta, jajanan, dan permen agar mau diajak jalan-jalan oleh sosok yang tak dikenalnya.
Tak hanya itu, laki-laki itu juga membujuk DE dengan mengatakan kalau bapak dan ibunya ada di mobil.
Karena tahu orangtuanya merantau di Jakarta, DE tak langsung percaya.
Namun DE merasa kebingungan sehingga hanya bisa terdiam dan menggeleng-geleng.
Melihat temannya seperti itu, sontak AD dan RS lah yang melakukan penolakan.
Keduanya juga tahu kalau orangtua teman dekatnya itu ada di Jakarta.
"Ojo gelem. Diapusi kowe, kan bapak ibumu ning Jakarta (jangan mau. Kamu ditipu, bapak ibumu di Jakarta)," sahut AD dan RS dengan lantang bersamaan.
Setelah itu hal mengejutkan dilakukan oleh si laki-laki berkaus hitam, ia menarik tangan DE dan berupaya membawanya masuk ke dalam mobil.
Saat itulah AD dan RS melancarkan aksi heroiknya menyelamatkan DE.
"Kami gigit tangannya, kami pukul batu ke tubuhnya serta pintu mobil. kami tendang-tendang dan berontak sebisanya. Kami juga berteriak, ada maling !!!," terang AD dan RS.
Akai bocah-bocah SD itu pun membuat tangan kuat laki-laki berkaus hitam melepas tubuh DE, sehingga DE bisa keluar daria mobil.
Akhirnya mereka bisa kabur dan selamat dari peristiwa yang diduga penculikan itu.
Terungkap pula jika kesadaran AD akan situasi yang dihadapinya lantaran tontonan yang dilihatnya di televisi dan Youtube.
"Saya langsung sadar kalau itu penculik seperti yang saya lihat di televisi dan di YouTube. Makanya saya berkeras ingin menyelamatkan teman saya. Saat itu kami langsung lapor ke warga dan pak guru," pungkas AD.
Terkait sosok bocah-bocah pemberani ini, Kepala SDN Jetis mengatakan jika mereka dikenal rajin, berkepribadian baik, dan pemberani.
DE merupakan siswa pindahan dari SD sebelah, sehingga sementara masih mengenakan seragam yang berbeda.
Diduga oleh Anggraini, DE menjadi sasaran terduga penculik lantaran parasnya.
"Mungkin karena parasnya yang ganteng dan kulitnya yang putih, DE jadi sasaran penculik.
"Mereka itu anak-anak baik dan jujur. Syukur alhamdulilah, mereka lolos dari penculikan. Kami himbau kepada orangtua untuk mengawasi anak-anaknya," kata Anggarini.
Sementara itu orangtua DE yang bekerja di Jakarta diketahui segera pulang ke kampung halamannya di Jetis.
Akibat insiden yang dialami anaknya, mereka pun berencana memboyong DE ke Jakarta untuk sementara waktu.
Mereka tak mau kejadian yang sama berulang dan berujung penyesalan.
Terkait dugaan penculikan yang terjadi kepada DE, Kanit Reskrim Polsek Karangrayung, Ipda Abdul Kadir, mengatakan, kepolisian telah memintai keterangan ketiga pelajar SDN Jetis tersebut.
Menurutnya, aksi kriminalitas dengan upaya penculikan baru pertama kali ini terjadi di wilayah Karangrayung.
Namun ia menghimbau masyarakat, khususnya para orangtua untuk berhati-hati.
"Kami masih mendalami kasus percobaan penculikan itu. Saat kejadian jalanan desa sepi karena mayoritas warga bertani di sawah.
"Kami himbau kepada warga untuk berhati-hati dan selalu mendampingi anak-anaknya," jelasnya.