Find Us On Social Media :

Kesaksian Mantan Pilot Drone yang Mengungkap Kekejaman Program Militer AS, Anggap Anak Afghanistan Bagai Anjing untuk Dibunuhi

By Muflika Nur Fuaddah, Minggu, 9 Februari 2020 | 14:07 WIB

Drone milik militer Amerika Serikat

Pria asal Missoula, Montana ini selama tujuh tahun menerbangkan Predator, drone yang memiliki spesifikasi tugas tempur.

Pesawat itu dilengkapi rudal pembunuh Hellfire.

Selain di pusat kendali Las Vegas, ia juga pernah ditugaskan di New Mexico dan Irak.

Brandon mengundurkan diri dari dinas militer AS setelah insiden pengeboman anak-anak di Afghanistan.

Baca Juga: Negara yang Pernah Kaya Ini Akhirnya Sengsara karena Rakyatnya Hobi Foya-foya, Padahal Sempat Pakai Dolar untuk Tisu Toilet

Ia pun mengungkapkan hal ihwal program drone AS.

Brandon terakhir berpangkat Staff Sergeant di dinas kemiliteran.

Brandon mengalami “post traumatic stress disorder”, tekanan psikologis yang dialami banyak tentara AS setelah menjalani tugas-tugas tempur di berbagai front jauh dari tanah airnya.

Pria berkepala plontos itu masuk dinas militer pada usia 19 tahun, dan pertama kali “membunuh” target pada 2007 menggunakan drone.

Baca Juga: Ingin Bersihkan Paru-paru Perokok? Minum Saja Ramuan Rahasia Ini, Dijamin Ampuh Hilangkan Nikotin dalam Sekejap!