Advertorial

Negara yang Pernah Kaya Ini Akhirnya Sengsara karena Rakyatnya Hobi Foya-foya, Padahal Sempat Pakai Dolar untuk Tisu Toilet

K. Tatik Wardayati

Editor

Mungkin banyak orang yang masih asing dengan nama Nauru, negara kecil di Samudra Pasifik yang sempat menjadi salah satu negara terkaya di dunia.
Mungkin banyak orang yang masih asing dengan nama Nauru, negara kecil di Samudra Pasifik yang sempat menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

Intisari-Online.com – Siapa sih yang tidak ingin tinggal di negara kaya, apa saja tercukupi oleh negara tersebut.

Tapi apa jadinya bila akhirnya kekayaaan negara habis hanya gara-gara hobi rakyatnya yang senang berfoya-foya.

Nah, Anda pernah mendengar nama negara Nauru?

Mungkin banyak orang yang masih asing dengan nama Nauru, negara kecil di Samudra Pasifik yang sempat menjadi salah satu negara terkaya di dunia.

Baca Juga: Bukan Negara Kaya, Tapi Korea Utara Terus Menjalankan Proyek Nuklir, dari Manakah Uangnya?

Sayang, kekayaan tersebut tak berlangsung lama karena kini rakyat Nauru justru hidup sengsara lantaran gaya hidupnya yang gemar foya-foya.

Nauru merupakan sebuah pulau kecil di Samudra Pasifik dengan luas hanya 21 kilometer persegi.

Ini adalah negara terkecil di Pasifik Selatan dan negara terkecil ketiga berdasarkan wilayah di dunia.

Nauru awalnya dihuni oleh orang-orang Mikronesia dan Polinesia selama setidaknya 3.000 tahun, yang terisolasi kecuali dari pelaut atau narapidana yang melarikan diri, sampai akhir abad ke-19 ketika dianeksasi dan diklaim sebagai koloni oleh Kekaisaran Jerman.

Baca Juga: Kaya Harta Tapi Miskin Air, Negara Kaya Minyak Ini Berencana Tarik 'Antartika' Untuk Stok Air Minum

Bangsa Eropa segera menemukan deposit fosfat dan pulau kecil itu menjadi tambang terbuka, dieksploitasi oleh kekuatan kolonial asing.

Setelah memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1968, penambangan diintensifkan sampai sebagian besar fosfat telah dilucuti.

Dalam proses penambangan fosfat untuk menyuburkan ladang di tempat yang jauh, negara telah membuat banyak lokasi menjadirusak.

Hari ini, pulau ini adalah gurun tandus dengan puncak batu kapur bergerigi yang menutupi 80% pulau.

Baca Juga: Protes Warga Kekurangan Bahan Bakar Padahal Negara Kaya Minyak, Remaja 16 Tahun Buta Setelah Terima Peluru di Matanya

Nauru menghasilkan miliarandolar dari fosfat, yang digunakan dalam produksi pupuk.

Penduduk dibayar untukmelakukan pekerjaan panas dan kotor menggali fosfat dari antara fosil terumbu karang.

Mereka jadi punya banyak uang,membeli tiket untuk membawa mereka pada perjalanan belanja ke Hawaii, Guam dan Singapura.

Seorang kepala polisi bahkan membeli Lamborghini berwarna kuning, kemudian mendapati dirinya terlalu gemuk untuk muat di belakang kemudi.

Baca Juga: Pernah Jadi Negara Kaya, Venezuela Bangkrut Karena Terlalu Baik pada Rakyatnya

"Dari tahun 1970-an hingga 1990-an kami dihujani kekayaan tapi kami tidak tahu cara menanganinya," kata Evi Agir, 40, seorang penduduk pulau Nauru yang memainkan gitarnya di bawah naungan pohon ketika anak-anak berlari-lari di sekitar kakinya.

"Hampir tidak ada orang yang berpikir untuk menginvestasikan uang itu."

Manoa Tongamalo, 43, yang terancam pengangguran mengatakan, "Banyak hal-hal bodoh terjadi. Orang-orang akan pergi ke toko, membeli beberapa permen, membayar denganbanyak uang dan tidak minta kembalian."

"Mereka bahkan menggunakan uang itu sebagai kertas toilet."

Baca Juga: Bagaimana Sebuah Negara Kaya Raya Seperti Venezuela ‘Tiba-tiba’ Jatuh Menjadi Negara Miskin?

Karena keserakahan manusia dan gemar hidup berfoya-foya, kini Nauru menjadi negara yang miskin dan keindahan alamnya juga telah rusak.

Artikel ini telah tayang di Grid.id dengan judul “Sempat Pakai Dolar Untuk Tisu Toilet, Negara Kaya ini Sengsara Karena Rakyatnya Hobi Foya-foya!”

Artikel Terkait