Advertorial
Intisari-Online.com -Tentu seseorang yang lolos kriteria untuk mengadopsi seekor anjing diharapkan merawat anjing tersebut dengan penuh kasih sayang.
Namun, bagaimana ceritanya jika anjing tersebut mendapat perlakuan kejam dari pasangan yang telah mengdopsinya.
Begitu pula yang terjadi pada anjing malang berikut, yang hidupnya berakhir di tangan pasangan yang mengadopsinya.
Pasangan itu mengadopsi seekor anjing yang 'menyenangkan' dari tempat penampungan hewan.
Namun, setelah mereka berhasil mengadopsinya, mereka justru memukuli anjing itu sampai mati dan bahkan memakannya.
Dilansir dari Daily Star, Kamis (6/2/2020), sejak itu polisi melancarkan penyelidikan setelah anjing yang bernama Nika ditemukan tewas di Pulau Sakhalin, Rusia timur.
Salah satu pekerja tempat penampungan tiba untuk memeriksa anjing ketika dia 'mencium bau daging goreng'.
Relawan Ekaterina Valyus melihat bulu dan bagian dari mayat anjing di teras.
Sedang sisa sisa dari mayat anjing berada di kompor.
Foto-foto yang mengganggu menunjukkan semangkuk usus yang terbuka di dapur kotor pasangan itu di antara panci masak.
Foto-foto lainnya menunjukkan darah Nika berceceran di salju di luar rumah.
Wanita yang mengadopsi anjing itu hanya diidentifikasi sebagai Galina.
Awalnya ia membantah menyembelih hewan tak berdaya bersama dengan suaminya yang tidak disebutkan namanya.
Namun, ia kemudian mengakui kejahatannya kepada polisi.
Nika dilaporkan diserang dengan tongkat besi dalam pemukulan brutal itu.
Direktur penampungan anjing Irina Savitskaya sekarang menuntut hukuman penjara untuk pasangan itu.
Dia berkata, “Dia memberi saya detail paspornya, membuat kontrak, mengambil anjing itu, dan memakan hewan peliharaan barunya malam itu juga.
“Dia mengakui bahwa dia telah membantai anjing itu dan memakannya.
"Dia hanya mengatakan 'tidak ada yang akan memasukkan saya ke penjara atas seekor anjing'."
Dalam kondisi lain, beberapa pemilik hewan peliharaan China telah diperingatkan untuk "menangani" kucing dan anjing mereka di tengah wabah koronavirus - atau pejabat pemerintah dapat memusnahkan mereka.
"Jika anjing-anjing Anda berlarian di luar dan melakukan kontak dengan wabah atau orang-orang yang terinfeksi virus, maka hewan peliharaan Anda juga harus dikarantina," Profesor Li Lanjuan dari Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan kepada stasiun televisi pemerintah, Rabu.
"Karena epidemi menyebar di antara mamalia, maka kita harus mengambil tindakan pencegahan terhadap mamalia lain."
Kata-katanya dilaporkan memicu kepanikan di beberapa provinsi dan kota.
Pemerintah setempat kemudian memasang selebaran yang melarang penduduk membiarkan kucing, anjing atau ternak keluar dari rumah mereka.