Find Us On Social Media :

Jumlah Kasus Baru Penderita Virus Corona Lampaui Penderita SARS, Pertanda Virus Corona Bisa Menyebar Secara Global, Tiga Perusahaan Besar Global Sampai Lakukan Hal Ini

By Maymunah Nasution, Rabu, 29 Januari 2020 | 14:30 WIB

Antrian warga yang terjangkit virus Corona di Rumah Sakit Wuhan

Intisari-online.com - Jumlah kasus virus Corona yang terkonfirmasi di China daratan telah mencapai 5974, seperti dikatakan oleh Lembaga Kesehatan Nasional China pada Rabu (29/1/2020).

Angka ini telah lampaui penderita epidemi SARS yang telah membunuh lebih dari 800 orang seluruh dunia.

Angka kematian dari virus Corona dinyatakan sejumlah 132, dan tercatat ada 840 suspek baru terkonfirmasi di provinsi Hubei, tempat di mana virus tersebut merebak pertama kali.

Pengumuman ini juga datang bersamaan dengan Jerman, Taiwan, dan Vietnam umumkan infeksi yang berasal dari penularan antar manusia.

Baca Juga: Antarkan Jenazah Pengemis, Polisi Malah Kaget Temukan Berkarung-karung Uang Koin Hasil Mengemisnya Ternyata Selama Ini Disimpan, Setelah Dihitung Jumlahnya Fantastis

Tercatat, SARS telah menginfeksi 5237 warga di China daratan selama 9 bulan dan membunuh 349 warga, menurut data WHO.

Kematian akibat infeksi virus Corona telah dilaporkan semua yang ada di China daratan, dengan 125 kematian terjadi di Hubei dan 7 lainnya di provinsi lain.

Saat ini update terbaru Rabu (29/1/2020) tercatat jumlah infeksi seluruh dunia mencapai 6062 kasus, dan 3300 warga sedang dirawat di Hubei, dengan lebih dari 20000 diobservasi ada atau tidaknya infeksi.

Salah satu daerah di Tibet telah melaporkan dugaan kasus infeksi, jika terkonfirmasi, itu akan menjadi kasus pertama di Tibet.

Baca Juga: 42 Kerangka Tua Misterius Ditemukan di Lahan yang Akan Dibangun, Tubuh Mereka Terikat di Belakang

Dari kasus kematian yang telah terjadi, sebagian besar pasien yang telah meninggal lebih tua dari usia 60 tahun dan memiliki kondisi kesehatan yang sudah menurun.

Penularan Antar Manusia Secara Masif

Setelah semakin menyebar ke negara di luar China, kekhawatiran kasus Corona dapat menyebar dengan cepat semakin besar.

Dilaporkan dari kantor berita DPA, setidaknya satu dari empat orang di Bavaria di Jerman selatan dikonfirmasi pada hari Senin ketika kasus virus korona pertama negara mereka jatuh sakit setelah seorang rekan dari China mengunjungi tempat kerja mereka.

Baca Juga: Hanya Celana Dalam Bekas dan Kusut, Harganya Bisa Tembus Rp105 Juta, Sejarah Celana Itu Ternyata Tidak Sembarangan, Logo Ini Membuktikannya Bernilai Mahal

Kasus di Jerman berawal ketika seorang kolega penderita, seorang wanita dari Shanghai, mulai mengalami gejala penyakit akibat virus Corona selama penerbangan pulang dari Jerman pada hari Kamis, seperti dilaporkan pihak berwenang Bavaria.

Sebelum perjalanannya ke Jerman, wanita China tersebut didatangi orang tuanya yang berasal dari Wuhan.

Selanjutnya, Menteri Kesehatan Taiwan mengatakan pria berumur 50 tahun di Taiwan telah terinfeksi tanpa pergi ke China daratan.

Ia adalah suami dari pasien terinfeksi yang telah pergi ke China daratan.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap! Beginilah Nasib Wanita yang Viral Akibat Makan Sup Kelelawar di Tengah Mewabahnya Virus Corona di Wuhan

Di Vietnam, dilaporkan oleh Jurnal Kesehatan New England Rabu bahwa seorang pria berumur 27 tahun positif terinfeksi corona, setelah ayahnya kembali ke Hanoi dari Wuhan.

'Belum Mencapai Puncak'

Zhong Nanshan, salah satu dokter ahli pernapasan di China, pada Selasa mengatakan jika penyebaran virus ini belum mencapai puncak.

Dia memperkirakan puncaknya akan terjadi dalam seminggu hingga 10 hari ke depan, dan menambahkan seharusnya tidak ada lagi penambahan setelah itu.

Baca Juga: Rela Jual Rumah dan Tinggal di Gubuk Reot demi Mencari Anaknya yang Masih Kelas SD Hilang Diculik, Orang Tua Ini Syok Temukan Anaknya 4 Tahun Kemudian Sudah Hamil 9 Bulan

Namun, akademisi di Universitas Hong Kong telah memprediksi jika jumlah infeksi di lima kota besar di China: Beijing, Shanghai, Guangzhou, Shenzhen dan Chongqing, akan memuncak antara akhir April dan awal Mei.

Di Hong Kong, ahli penyakit infeksi Profesor Yen Kwok-yung mengatakan pada Selasa jika peneliti di kota Hong Kong telah mengembangkan vaksin untuk virus corona tetapi perlu waktu untuk mengujinya.

Ilmuwan di China daratan dan Amerika Serikat juga berpacu dengan waktu untuk memproduksi vaksin.

Gao Fu, direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China (CDC) mengatakan jika dia yakin pencegakan dan pengendalian penyakit sudah dilakukan dengan efektif, sebab jumlah terduga kasus sudah menurun.

Baca Juga: Peringati Hari Gizi Nasional, Penguin Edukasi Pentingnya Air Bersih untuk Cegah Stunting

Ia juga mengatakan banyak ahli mengharapkan "situasi akan membaik sekitar Festival Lampion" pada 8/2/2020.

Selain 16 negara, pada Rabu Negara Arab Saudi telah mengkonfirmasi kasus pertama di Timur Tengah.

Penerbangan Ke China Dihentikan

Perusahaan penerbangan Inggris British Airways telah menghentikan penjualan tiket dari London ke Shanghai dan Beijing sampai akhir Februari, mengindikasikan jika mereka menunda pelayanan ke China dengan efek yang cepat.

Baca Juga: Akhirnya Terkuak Dari Mana Virus Corona Muncul, Fakta yang Lebih Mengerikan Sumber Virus Corona Ternyata Mirip Dengan yang Ada di Indonesia Ini

United Airlines, perusahaan penerbangan Amerika juga memotong 24 penerbangan ke China daratan dan Hong Kong sampai 8 Februari.

Hal ini mengikuti adanya penurunan permintaan pergi ke China, padahal biasanya dalam sehari terdapat 12 penerbangan tujuan China dan Hong Kong.

Tawaran Bantuan dari Inggris dan Korea Selatan

Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Sekertaris Luar Negeri Inggris Dominic Raab mendiskusikan virus Corona dalam telepon pada Selasa.

Baca Juga: Melalui Ponsel Xiaomi, Benarkah Virus Corona Bisa Menyebar Hingga Indonesia, Kominfo Berikan Pernyataan Seperti Ini Soal Penyebaran Viru Corona

Pihak Inggris memuji usaha China menangani penyebaran virus Corona, dan mereka "mau memperkuat koordinasi dan kerjasama dengan China, dan mencoba memberikan bantuan bahan obat-obatan yang dibutuhkan."

Pemerintah Inggris merencanakan mengevakuasi warganya dari Hubei dan menerbangkan mereka ke Inggris pada Kamis besok.

Negara lain termasuk Korea Selatan, Jerman, Spanyol dan India mempertimbangkan evakuasi warga mereka yang sedang di Wuhan, sedangkan Jepang dan Amerika telah mengirim pesawat untuk mengevakuasi warga mereka pada Selasa kemarin.

Menteri Luar Negeri Kang Kyung-wha telah berikrar mendonasikan suplai medis untuk membantu 'perang' dengan virus dalam telepon dengan Menteri Luar Negeri China pada selasa kemarin.

Baca Juga: Virus Corona Bukan Hal Mengejutkan, Faktanya China Penah Berhasil Ciptakan Monyet dengan Genetika Manusia Hingga Memicu Kemarahan Dunia

Respon Apple dan Perusahaan Lain

Apple, perusahaan teknologi yang memiliki pabrik di China, telah mengecek suhu tubuh pegawai mereka dan membersihkan pabrik mereka dengan menyeluruh.

Mereka menutup salah satu pabrik mereka dan mengurangi jam kerja pabrik yang lain, dilaporkan dari Bloomberg.

Pabrik tersebut ditutup sampai 10 Februari dan mereka juga membatasi perjalanan staf ke China.

Facebook mulai membatasi perjalanan staffnya ke China pada Senin, sedangkan lebih dari separuh kedai kopi Starbucks di China telah ditutup.

Baca Juga: Beredar Rekaman Mengerikan Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan Wuhan Akibat Virus Corona, Ternyata Beginilah Fakta Sebenarnya

Jaga selalu kesehatan Anda, jangan terpengaruh dengan hoax dan histeria massal. Pantau perkembangan virus Corona secara realtime di tautan ini