Advertorial
Intisari-Online.com - 42kerangka telah ditemukan di kuburan dangkal tua di lokasi konstruksi dekat Milton Keynes, Inggris.
Semua kerangka yang ditemukan tampak terikat di belakang.
Mereka ditemukan di lahan pertanian tua di Buckinghamshire yang saat ini sedang dalam pengembangan.
Kerangka-kerangka itu tidak sengaja digali, terutama ketika lahan tersebut direncanakan untuk dibangun, seperti melansir Ladbible, Selasa (28/1/2020).
Lahan itu akan dibangun 72 rumah pensiun.
Brio Retirement Living Holdings, sebuah perusahaan pengembangan yang merupakan bagian dari Places for People, dikatakan telah menemukan temuan itu beberapa minggu yang lalu.
Mereka pun menugaskan penyelidikan arkeologis atas lahan pertanian untuk mendapatkan izin perencanaan.
Namun, hingga hari ini belum ada yang benar-benar melihat temuan laporan tersebut.
Saat ini, semua jasad-jasad manusia itu telah dipindahkan dan hanya meninggalkana lubang besar di tanah.
Hingga kini belum diketahui apakah ada artefak lain atau petunjuk yang membantu mengenai usia tulang di lokasi tersebut.
Itu akan membantu para arkeolog menentukan waktu yang lebih akurat ketikajasad-jasad itu mulai ditempatkan di sana.
Robin Stuchbury, seorang anggota dewan untuk Buckingham South mengatakan, "Temuan ini sangat penting bagi Buckingham dan tidak boleh ditutup-tutupi.
"Saya sadar bahwa mayat-mayat itu ditemukan pada bulan Desember. Ada lebih dari 40 dan di antaranya tangan mereka terikat di belakang, yang menyimpulkan mereka semacam tahanan.
"Mereka bisa ada sejak Anglo Saxon, ketika ada pembunuhan di Buckingham, atau dari selama Perang Saudara, yang juga melihat korban. Atau mereka bisa jadi penjahat yang digantung di tiang gantungan di kota.
"Faktanya adalah, kita memiliki hak untuk tahu. Ini adalah bagian dari sejarah kita."
Seorang juru bicara untuk Dewan Daerah Buchinghamshire mengatakan, "Kami tidak dapat mengomentari sisa-sisa arkeologis yang ditemukan di situs West End Farm saat ini, karena kami masih menunggu laporan yang merinci hasil dari arkeolog."
Penemuan kerangka misterius tak hanya kali ini saja terjadi.
Sebelumnya, di sebuah situs dekat Huanchaco, kota wisata di tepi pantai di utara ibu kota Lima, ditemukan sekitar 227 kerangka anak-anakoleh tim arkeolog Peru.
Temuan itu juga diklaim sebagai penemuan terbesar dalam kerangka anak-anak yang diduga menjadi tumbal dalam ritual kebudayaan.
Diyakini, kumpulan kerangka anak-anak tersebut merupakan tumbal untuk ritual menghormati dewa dalam kepercayaan kebudayaan Chimu pada era pra-Kolombia.
Baca Juga: Peringati Hari Gizi Nasional, Penguin Edukasi Pentingnya Air Bersih untuk Cegah Stunting
Huanchaco dikenal sebagai lokasi di mana banyak terjadi ritual dengan tumbal anak-anak, yang puncaknya terjadi antara tahun 1200 hingga 1400.
"Ini adalah situs terbesar di mana sisa-sisa anak yang dikorbankan telah ditemukan," kata kepala arkeolog Peru, Feren Castillo, dikutipAFP, Rabu (28/8/2019).
Ditambahkan Castillo, anak-anak yang dikorbankan tersebut diperkirakan berusia antara empat hingga 14 tahun.
Menurut Castillo, anak-anak itu menjadi tumbal untuk menghentikan fenomena badai El Nino. Hal tersebut terlihat melalui kondisi kerangka saat ditemukan.
"Kerangka anak-anak yang ditemukan menunjukkan tanda-tanda bahwa anak-anak itu terbunuh selama musim hujan."
"Kemungkinan besar anak-anak itu dikorbankan untuk menghentikan fenomena badai El Nino karena sebagian besar ditemukan dalam posisi menghadap ke laut," tambah Castillo.
Sejumlah kerangka yang ditemukan juga masih memiliki kulit dan rambut.
Castillo menyebut, tidak menutup kemungkinan masih akan ada kerangka jasad lain yang ditemukan di lokasi tersebut.
"Ini tidak dapat dikendalikan, hal terkait anak-anak ini. Di mana pun kami menggali, kami akan menemukan (kerangka) lainnya," ujar dia.
Peradaban Chimu diketahui merupakan salah satu peradaban paling kuat di Peru yang muncul sekitar tahun 900 dan berpusat di wilayah Chimor yang berlokasi di Lembah Peru. Peradaban itu memiliki wilayah persebaran di sepanjang garis pantai negara tersebut.
Peradaban Chimu runtuh setelah ditaklukkan oleh kekaisaran Inca pada tahun 1475.
Penemuan kerangka anak-anak tersebut juga dilaporkan bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Peru.
April tahun lalu, para arkeolog dikabarkan telah menemukan kuburan berisi 140 kerangka anak-anak, kemungkinan besar juga berusia antara empat hingga 14 tahun.
Dua bulan kemudian, sebanyak 56 kerangka lainnya ditemukan di lokasi penggalian Pampa La Cruz, yang berdekatan dengan wilayah Huanchaco.
Anak-anak tersebut juga diyakini telah menjadi tumbal untuk ritual menghentikan cuaca buruk, seperti badai El Nino.