Find Us On Social Media :

Angka Kematian Mencapai 56 dan Pasien Virus Corona Capai 2000, Beijing Konfirmasi Penggunaan Obat anti-HIV di Tiga Rumah Sakit Ini, Sementara Ketiga Negara Adidaya Ini Mulai Amankan Penduduk Mereka

By Maymunah Nasution, Minggu, 26 Januari 2020 | 13:35 WIB

Jumlah kematian corona capai angka 56, kini pasiennya sudah 2000 penderita, China lakukan hal ini

Intisari-online.com - Minggu (26/1/2020), jumlah kematian pasien virus Corona semakin meningkat.

Kini telah disinyalir dari SCMP, jumlah kematian mencapai angka 56 dengan tidak ada tanda semakin menurun.

Di pulau China, jumlah kasus terkonfirmasi dan kematian telah melonjak dua kali lipat hanya dalam waktu 36 jam.

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan total kasus terkonfirmasi telah capai 1975, dalam 24 jam capai 15 kematian dan 688 kasus baru.

Baca Juga: Bak Kiamat Sudah Dekat, Setahun Virus Corona Bisa Musnahkan 65 Juta Manusia di Dunia, Ternyata Kecerobohan China Ini Jadi Biang Keladinya

Xi Jinping, Presiden China, memerintahkan komite partai dan pemerintahan di berbagai tingkat untuk membuat pencegahan dan mengontrol merebaknya virus Corona sebagai prioritas utama pekerjaan mereka.

Kota-kota lain di China mengumumkan pembatasan jumlah kendaraan yang melintas untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Shantou, kota terakhir di China yang umumkan pembatasan kendaraan bermotor, umumkan mereka hentikan semua mobil dan orang-orang tidak boleh masuk ke kota tersebut mulai Senin besok.

Gunakan obat HIV

Baca Juga: Terlalu Malas, Tukang Pos Ini Sembunyikan 24.000 Surat Tak Terkirim di Rumahnya, Dia Justru Mengaku Telah 'Menimbun' Surat Sejak 2003: 'Terlalu Merepotkan untuk Mengirimnya'

Pemerintah Beijing selanjutnya umumkan beberapa rumah sakit memberikan pasien terinfeksi dengan pengobatan menggunakan obat yang sama digunakan mengobati HIV.

Kepala Komisi Kesehatan Beijing mengatakan, "rumor online mengatakan jika obat anti-HIV telah digunakan dan terbukti efektif untuk mengobati virus corona.

"Komisi Kesehatan Nasional telah merekomendasikan rumor tersebut untuk mengobati virus Corona sebelumnya, dan kami memiliki stock obat Lopinavir dan Ritonavir di Beijing."

Lopinavir dan Ritonavir merupakan obat yang digunakan untuk mengobati HIV.

Baca Juga: Tolong Wanita Tuna Netra yang Rambut Gembelnya Sudah Jadi Sarang Tikus dan Ulat, Ardian Ternyata Mantan Residivis yang Sering Keluar Masuk Penjara

Obat tersebut selanjutnya digunakan di tiga rumah sakit yang digunakan khusus untuk pasien virus Corona.

Ketiga rumah sakit Beijing yang digunakan untuk mengobati pasien virus Corona antara lain rumah sakit Beijing Ditan, Beijing Youan dan Rumah Sakit Medical Center of PLA.

Ketiganya kini telah menggunakan terapi tersebut untuk perawatan pasien virus Corona.

Baca Juga: Bayarannya Dipotong 60% dan Ditarget Layani 10 Pria dalam Sehari oleh Mami, Para ABG Ini Ternyata 'Dibeli' dengan Sangat Murah oleh Para Mucikari yang Beromzet Rp 2 Miliar per Bulan

Lopinavir dan Ritonavir merupakan kedua obat terapi antiretroval di pasien AIDS, yang memblokir kemampuan HIV untuk terikat dengan sel hidup dan reproduksi.

Keduanya biasa digunakan dalam kombinasi untuk mengobati penyakit AIDS.

Penelitian baru mengenai kasus virus Corona di Wuhan dipublikasi dalam The Lancet edisi Jumat, menyebutkan keuntungan klinis dari menggunakan obat yang digunakan untuk melawan SARS.

Namun penulis riset tersebut mengatakan pengobatan tersebut belum terbukti benar-benar menyembuhkan.

Baca Juga: Menyusul Dua Negara Asia Ini untuk Menambah Kesiapan Angkatan Bersenjata Demi Natuna yang Masih Panas, Prabowo 'Minta' Dibelikan 48 Jet Tempur Dassault Rafale, Ini Tanggapan Jokowi

Sabtu kemarin, ketua penanggulangan penyebaran virus COrona, Zhong Nanshan, mengatakan jika obat yang digunakan untuk mengobati pasien Corona aman dan tersedia.

Meski begitu, "tetapi efektivitasnya perlu diobservasi lebih lanjut."

Amerika, Perancis dan Rusia menjemput warga mereka

Amerika, Perancis dan Rusia mempersiapkan untuk menarik warga mereka yang sedang berada di Wuhan.

Baca Juga: Sungai dari Dua Desa Ini Tak Bisa Menyatu, Begitu Pula Warganya yang Dilarang Saling Menikahi, Ternyata Ada Sejarah Kelam Perselisihan di Antara Desa Tersebut

Negara lain juga menyiapkan langkah karantina dalam usaha untuk mencegah infeksi lebih jauh di wilayah mereka.