Find Us On Social Media :

42 Tahun Pesawat Lufthansa Dibajak Kelompok Orang Bersenjata, Ketika Pilot dan 7 Anak Kecil Dieksekusi di Tempat Menyebarkan Ketakutan

By Nieko Octavi Septiana, Minggu, 13 Oktober 2019 | 12:30 WIB

Pembajakan pesawat Lufthansa

Intisari-Online.com - Pesawat maskapai Lufthansa berjenis Boeing 737 dibajak sekelompok orang bersenjata 42 tahun silam.

Pesawat yang mengangkut 86 penumpang dan lima awak itu dibajak pada 13 Oktober 1977.

Bukan tanpa alasan kelompok bersenjata itu membajak pesawat yang kala itu terbang dari Mallorca, Spanyol, ke Frankfurt, Jerman.

Mengutip pemberitaan Harian Kompas, 15 Oktober 1977, para pembajak menuntut pembebasan 11 orang tahanan yang meringkuk di penjara di Jerman Barat dan Turki.

Baca Juga: Pamer Kehidupan Super Mewah, Pria Ini Berakhir Diciduk Polisi Lantaran Sumber Kekayaanya dari Uang Haram

Menurut pemberitaan, dua orang pembajak menodongkan senjata api kepada pilot dan memerintahkan agar mereka mendaratkan pesawat di Roma kemudian di Siprus. Di kedua tempat itu, para pembajak menuntut agar bahan bakar pesawat diisi.

Kala itu, pihak Lufthansa mengatakan, kebanyakan penumpang adalah orang-orang Jerman Barat yang baru kembali berlibur dari Mallorca.

Adapun 11 orang di antaranya merupakan ratu kecantikan Jerman.

Setelah keluar dari Siprus, pesawat itu terbang ke arah timur, namun tidak diizinkan mendarat di Beirut, Damaskus, dan Kuwait. Tapi akhirnya, mendarat di Bahrain.

Baca Juga: Baru Menjabat 3 Bulan, Mantan Dandim Kendari Ikhlas Kehilangan Jabatan dan Ditahan, 'Saya Prajurit yang Setia dan Hormat Keputusan Pimpinan'

Selang satu setengah jam kemudian, pesawat terbang lagi dan mendarat di Dubai.

Selepas pendaratan, pasukan bersenjata lengkap dengan topi baja langsung mengepung lapangan terbang.

Kemudian, saat itu juga, Menteri Pertahanan Persatuan Emirat Arab, Sheik Mohammed bin Rashid al Maktoum memulai perundingan dengan para pembajak melalui radio.

Saat itu, Sheikh Mohammed meminta pembajak untuk membebaskan sandra wanita dan anak-anak.

Baca Juga: Tak Sekedar Menjaga Tradisi Kuno, Ternyata Inilah Alasan Suku Kayan Memanjangkan Lehernya dengan Cincin Leher

Akan tetapi, tuntutan tersebut tidak dikabulkan. Para pembajak juga menuntut tebusan sebesar 15 juta dollar AS.

Jika tuntutan tersebut tidak dikabulkan, mereka berencana akan meledakkan pesawat beserta dengan awak dan penumpang.

Setelah itu para pembajak mengatakan bahwa para penumpang haus dan meminta minuman.

Pemerintah setempat kemudian mengabulkan permintaan tersebut dengan mengirimkan kendaraan pengangkut minuman.

Tetapi, saat mendekat, para pembajak menyuruh supir kendaraan untuk berhenti dalam jarak 50 meter dari pesawat.

Baca Juga: Dapat Lindungi dari Penyakit Jantung: Rendam Asam Jawa 10 Menit hingga Lunak dan Saring Jusnya!

Adapun supir kendaraan disuruh turun dari kendaraan sembari mengeluarkan botol-botol minuman.

Para pembajak memberikan batas waktu hingga Minggu untuk membebaskan sembilan orang rekan mereka yang ditahan oleh Jerman Barat.

Selain itu, mereka juga menuntut agar dua orang rekan mereka yang dipenjara di Turki untuk dibebaskan juga.

Setelah itu, pesawat pergi meninggalkan Dubai sekitar satu jam sebelum batas waktu yang ditetapkan.

Baca Juga: Dari Polwan Berpangkat Bripda, NOS Diduga Calon 'Suicide Bomber' hingga Akhirnya Dipecat, 'Dia Dipersiapkan Sebagai Suicide Bomber'

Dilansir dari Washington Post, para pembajak membawa pesawat menuju ke Oman, namun saat itu, pemerintah setempat tidak mengizinkan.

Mereka kemudian menuju ke Aden di Yaman, tetapi pemerintah setempat juga melakukan hal serupa.

Namun sayang, di sini, pilot Juergen Schumann akhirnya dieksekusi di tempat termasuk tujuh orang anak kecil.

Pembunuhan itu menyebarkan ketakutan yang luar biasa kepada para penumpang yang telah dipaksa duduk di kursi selama empat hari.

Pesawat kemudian diketahui mendarat di Mogadushu, Somalia.

Di tempat ini, para pembajak memberikan batas waktu untuk tebusan dan membebaskan rekan mereka yang ditahan.

Baca Juga: Pria Ini Sukses Turunkan Berat Badan Hingga 11 Kg Hanya dalam 60 Hari, Mau Tahu Rahasianya?

Mereka juga mengumpulkan paspor penumpang untuk dibuang dengan tujuan agar para penumpang tidak dapat diidentifikasi setelah ledakan.

Tetapi, saat para pembajak lengah, Pemerintah Jerman Barat, Inggris, dan Amerika Serikat melakukan operasi penyelamatan.

Operasi yang berlangsung selama tujuh menit tersebut berakhir dengan gemilang. Para penumpang yang tersisa akhirnya dapat diselamatkan. (Rosiana Haryanti)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Hari Ini dalam Sejarah: Drama Pembajakan Pesawat Lufthansa Tahun 1977