Find Us On Social Media :

Ganti Kantong Plastik dengan Tote Bag, Ternyata Ini pun Ada Sisi Buruknya, Apa Itu?

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 11 September 2019 | 15:00 WIB

Penggunaan tote bag sebagai pengganti kantong plastik.

Intisari-Online.com – Beberapa tahun belakangan ini gencar dilakukan kampanye pengurangan sampah plastik yang membutuhkan waktu lama untuk diuraikan dalam tanah.

Bahkan di beberapa pasar swalayan pun sudah tidak menyediakan kantong plastik untuk membawa belanjaan.

Karena hal inilah maka banyak orang menggunakan alternatif penggunaan kantong.

Salah satunya tote bag yang bisa dipakai untuk berulang kali.

Baca Juga: Muncul Larangan Bungkus Daging Kurban dengan Kantong Plastik, Ini Alternatif Sehat Untuk Menggantinya

Meski lebih ramah lingkungan dibanding kantong plastik sekali pakai, tote bag, apa pun materialnya, ternyata butuh lebih banyak energi untuk memproduksi, menyalurkan, dan mendaur ulang.

Kantong plastik memang ancaman bagi lingkungan dan juga kesehatan.

Meski begitu, pemakaian tas berbahan katun, polyester, atau pun polipropilena, sebagai tas yang bisa dipakai berulang kali, ternyata juga memiliki sisi buruk.

“Tergantung pada komposisinya, tas yang dipakai berulang itu membutuhkan proses daur ulang yang lebih mahal untuk memisahkan materialnya yang berbeda-beda."

"Konsekuensinya, tas yang bisa dipakai berulang itu tidak didaur ulang,” demikian menurut laporan dari Program Lingkungan PBB.

 

Baca Juga: Inilah 3 Alasan Jangan Lagi Gunakan Kantong Plastik untuk Menyimpan Sayuran

Hal itu berarti, terlepas dari tujuannya yang baik untuk menggantikan kantong belanja plastik, kantong belanja semacam tote bag tersebut juga akan berakhir di pembuangan sampah.

Apalagi, tote bag kini dipakai sebagai bagian dari promosi atau pemasaran produk.

Itu berarti, ada banyak tas-tas itu yang dipakai satu kali (bahkan tidak dipakai sama sekali), lalu berakhir di tong sampah.

Selain itu, tidak semua tas yang bisa dipakai berulang itu setara dalam hal kemampuannya di daur ulang.

Ada beragam jenis reusable bag, mulai dari yang ukurannya besar sampai yang bisa dilipat kecil dan masuk saku.

Ada tas yang bahannya tebal dan kuat, tapi ada juga yang tipis.

Tas yang dipakai berulang itu pada umumnya terbuat dari beberapa jenis material.

Dalam siklus hidupnya, tas yang kuat dan berat, apa pun materialnya (meski katun adalah yang terburuk), akan berdampak lebih besar pada lingkungan.

Ini karena tas yang lebih berat memakai banyak sumber daya dalam pembuatannya dan juga distribusinya.

Meski begitu, tote bag yang bisa dipakai berulang itu tetap saja sedikit lebih baik dibanding tas plastik.

 

Baca Juga: Ditemukan di Dalam Kantong Plastik, Kini Lebih dari 1.000 Orang Mengantre untuk Adopsi Bayi Cantik Ini

Nah, untuk mengurangi efek buruknya bagi lingkungan, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

- Jika kita memiliki banyak tote bag dan tak ingin menyimpannya, jangan langsung dibuang. Kita bisa menyumbangkannya.

- Sesuai dengan tujuannya, seharusnya tote bag tersebut kita pakai berulang kali sebanyak mungkin.

Menurut sebuah penelitian, kita harus menggunakan tote bag katun sebanyak 327 kali untuk mencapai rasio penggunaan karbon.

Sebagai perbandingan, tas kertas hanya perlu dipakai 7 kali dan tas plastik 2 kali.

- Tote bag yang dipakai untuk berbelanja bahan makanan kemungkinan besar mengandung banyak bakteri.

Jika tas itu dipakai untuk membawa daging, ikan, buah, atau sayuran, rajin-rajinlah mencucinya.

Disarankan untuk mencucinya setiap kali kita memakainya ke pasar.

Kita juga bisa memisahkan tote bag untuk bahan makanan basah dan kering untuk mencegah kontaminasi bakteri. (Lusia Kus Anna)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sisi Buruk Tote Bag Pengganti Kantong Plastik"

Baca Juga: Kantong Plastik KFC Berusia 40 Tahun Ditemukan, Ucapan Ilmuwan Soal Sampah Plastik Terbukti Benar