Advertorial
Intisari-Online.com – Pada Selasa (10/9/2019) kemarin waktu setempat atau Rabu dini hari WIB, Apple memperkenalkan 2 jenis iPhone terbaru di Steve Jobs Theater, Cupertino, Amerika Serikat.
Mereka adalah iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max.
Sesuai dengan embel-embel "Pro" di belakang namanya, kedua perangkat ini mengincar para profesional foto dan video.
Dan sesuai bocoran yang beredar sebelumnya, kamera belakang kedua ponsel kini berjumlah tiga buah dengan susunan zig zag.
Ketiga kamera belakang ini sebenarnya memiliki resolusi yang identik, yaitu 12 megapiksel.
Hanya saja, fitur dan lebar bidang pandangnya berbeda.
Pertama, ada kamera wide 12 megapiksel (f/1.8, 26 mm) dengan OIS. Kedua, kamera telephoto (f/2.0, 52 mm) dengan OIS. Ketiga adalah kamera ultra wide (f/2.4, 13 mm).
Namun nyatanya ketiga kamera belakang iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max ini menjadi bahan becandaan netizen di media sosial Twitter.
Beberapa mengatakan jika nantinya kamera belakang iPhone baru akan bertambah semakin banyak.
Contohnya seperti gambar di bawah ini.
Baca Juga: Bukalapak Terkena Isu PHK: Catat! Ini Bedanya Hak Pesangon Bagi Pekerja yang Resign dan di-PHK
Namun warganet mengaitkan tiga bulatan lensa kamera di ponsel tersebut mirip trypophobia.
"This picture just gave me trypophobia (Foto ini membuatku trypophobia)," tulis salah satu akun.
"Gue trypophobia, jadi kalau liat kamera xxphone terbaru rasanya geli merinding gitu," tulis akun lainnya.
Trypophobia
Apakah gambar bunga di bawah ini membuat Anda bergidik ngeri bahkan ketakutan?
Hampir 15% orang terkejut bahkan merasa takut saat melihat pola-pola lubang baik secara nyata maupun hanya gambar saja.
Secara ilmiah, keadaan ini disebut dengan trypophobia.
Sebuah jurnal ilmiah psikologi pada tahun 2013 menyebutkan bahwatrypophobiamerupakan kondisi saat seseorang merasa sangat menderita bahkan sakit ketika melihat pola.
Ia sama sekali tidak tahan dan tidak sanggup saat melihat lubang-lubang kecil yang terpola dan simetris.
Seperti sarang lebah, sarang semut, pola-pola bambu, dll. Reaksinya tidak biasa, bahkan hingga gemetar, menangis, bahkan panik.
Ketakutan terhadap lubang dan pola simetris terhadap suatu benda atau gambar ini cenderung menghasilkan rasa jijik dan ngeri.
Selain itu jantung berdegup lebih kencang, keringat dingin, bahkan hingga menangis ketakutan.
Penelitian yang dilakukan oleh Geoff Cole yang dipublikasikan dalamThe First Study of Trypophobia in 2013,menyatakan bahwa secara biologis, manusia memiliki natur yang mendapati bahwa ‘pola lubang’ itu adalah sesuatu yang berbahaya.
Untuk mengidentifikasi efek ini, peneliti melakukan sebuah perbandingan terhadap dua gambar dalam situs trypophobia dan gambar yang tidak berhubungan dengan phobia tersebut.
Ternyata, seorang penderita trypophobia dilaporkan mengalami rasa takut ketika melihat tentakel gurita.
Selidik punya selidik, ternyata alam bawah sadarnya, memberi sinyal bahwa gurita merupakan hewan yang berbahaya dan beracun. Hal ini disebut denganeureka moment.
Selanjutnya, pengujian itu berlanjut dengan menunjukkan berbagai jenis hewan beracun. Seperti ubur-ubur, laba-laba, ular, dll.
Nah, ternyata peneliti menemukan bahwa pola kulit dari semua hewan ini cenderung sama dengan pola yang ditakuti oleh para penderita trypophobia.
Sehingga secara tidak langsung, mereka berpikir bahwa ia harus menghindari apapun yang memiliki pola-pola seperti itu.
“Kemungkinan besar, ada fase evolusi kuno yang menyebabkan sistem otak mengirimkan sinyal bahwa apa yang mereka lihat adalah sesuatu yang berbahaya dan beracun,” kata Cole.
Rasa jijik yang muncul juga begitu.
Walau kita si penderita trypophobia tidak tahu betul tentang benda yang dilihatnya. Dia merasa takut dan ingin lari sejauh mungkin.
Nah, sebenarnya semua orang memiliki tendensi untuk mengalami trypophobia secara tidak sadar. Sebab hampir semua orang pasti bereaksi ketika melihat gambar-gambar itu.
Alumnus Wilkins, An Trong Dinh Le, yang merupakan penderita phobia lubang juga turut serta dalam penelitian ini, menyatakan bahwa para penderita trypophobia juga cenderung lebih takut kepada lubang-lubang yang begitu detail, natural, dan kontras.
Buktinya penderita phobia ini tidak begitu bermasalah ketika melihat pola tangga eskalator, pola wallpaper, dan pola-pola tidak natural lainnya.
Mereka juga mendapati bahwa penderita trypophobia juga tidak hanya merasa jijik dan ngeri terhadap pola lubang, mereka juga ngeri terhadap benjolan-benjolan.(Techinsider.com)