Find Us On Social Media :

Lambang Sang Saka Merah Putih Sudah Ada Bahkan Sejak Zaman Adam dan Hawa

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 17 Agustus 2019 | 06:30 WIB

Bendera merah putih sudah tercipta sejak berabad-abad lampau.

Maka besarlah hatinya karena dari kejauhan tampak bendera Merah-Putih dikibarkan oleh rakyat.

Ia berkata kepada istrinya Ratnaningsih, “Peperangan sudah bermula. Kita akan pindah ke Selarong. Pergilah adinda ke sana dan berikanlah segala intan permata dan emas perakmu kepada rakyat yang mengikuti kita.”

Ketika semakin menjadi jelas tujuan perjuangan kemerdekaan ialah untuk mendirikan suatu negara yang berdaulat penuh maka semakin meluas pula kesadaran untuk melambangkan kemerdekaan dan kedaulatan kebangsaan itu dalam bendera Merah-Putih.

Para mahasiswa Indonesia di negeri Belanda pada tahun 1920 mendirikan Perhimpunan Indonesia.

Baca Juga: Dulu Ada Bendera Merah Putih yang Berlukiskan Kepala Kerbau Di Tengahnya

Perhimpunan itu menerbitkan majalah Indonesia Merdeka, suatu nama yang sekaligus merumuskan tujuan pergerakan mahasiswa-mahasiswa itu.

Panji-panji pergerakan itu tak lain bendera Merah-Putih yang berlukiskan Kepala Kerbau.

Tatkala Bung Karno mendirikan Partai Nasional Indonesia pada tahun 1928 maka pergerakan itu pun bernaung di bawah bendera Merah Putih Kepala Banteng.

Di bawah kibaran Merah-Putih pula para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 meresmikan kelahiran bangsa Indonesia, tanah air, dan bahasa yang satu.

Baca Juga: Inilah Sosok Penyelamat Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih

Merah-Putih disertai lukisan Garuda Terbang. Kemudian Garuda Terbang itu dipisahkan menjadi lambang tersendiri, sehingga bendera tinggallah berwarna Merah-Putih.

Demikian meluasnya kesadaran akan lambang kebangsaan dan kedaulatan Merah-Putih itu, sehingga para pemuka bangsa yang menyiapkan Proklamasi dan Konstitusi RI serentak seia-sekata untuk menetapkan “Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah-Putih” (UUD ps 35).

Pada akhir tahun 1944 dibentuk sebuah Panitia diketuai oleh almarhum Ki Hajar Dewantara. Tugasnya menentukan ukuran bendera serta menjelaskan arti warna Merah-Putih.

Untuk keperluan itu Panitia menyelidiki Prasasti gunung Butak di atas. Akhirnya diputuskan bendera berukuran lebar 3, panjang 2.

Baca Juga: Emak Nung, Pedagang Bendera Musiman di Bogor yang Takut Tak Punya Ongkos Pulang ke Cirebon, 'Makan Aja Kadang Dikasih'

Merah-Putih diartikan, “Keberanian atas Kesucian.”

Kata ‘bendera’ berasal dari bahasa Portugis, bendeira. Kata Indonesia lain yang dikenal ialah: tunggul, panji, ubur-ubur.

Lazimnya bendera berupa secarik kain tipis terbagi atas dua atau tiga baris dengan aneka macam warna yang berkibaran jika ditiup angin.

Arti bendera diberikan oleh lambang yang terkandung. Lambang kebangsaan dan kedaulatan negara.

Baca Juga: Penuturan Sang Ibunda Terkait Meninggalnya Calon Pembawa Baki Bendera Merah Putih Upacara 17 Agustus 2019 Mendatang, Diduga Karena 'Gemblengan' Terlalu Keras

Sang Merah-Putih lambang kebangsaan dan kedaulatan negara RI yang mengandung arti perjuangan: berani karena benar, berani karena suci.

Dalam masyarakat Indonesia warna merah-putih  dikenal sebagai warna yang mengandung makna dalam.

Dalam dunia bunga-bungaan kita kenal bunga teratai yang berwarna merah dan putih.

Dalam ada istiadat terdapat upacara selamatan hari kelahiran. Sajian pada upacara itu dodol merah dan dodol putih.

Baca Juga: Ada Bendera Merah Putih di Motor Valentino Rossi dan Maverick Vinales pada MotoGP 2017

Merah melambangkan Adam, bapa pertama manusia. Putih mengibaratkan Hawa, ibu pertama manusia.

Tetapi merah pun berarti keberanian, putih kesucian. Pada hari kelahiran, manusia diingatkan akan asal mulanya yaitu Adam dan Hawa, serta diingatkan pula akan perjuangan hidupnya yang seharusnya berdasarkan keberanian dan kebenaran.

Pada peringatan Hari Proklamasi Bendera Pusaka dikibarkan kembali di istana Merdeka. Seluruh rakyat tegak menghormatinya.

Maka lebih bermaknalah bagi kita arti penghormatan itu. Karena Merah-Putih adalah lambang kebangsaan dan kedaulatan negara kita.

Baca Juga: Arak-arakan Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih

Negara Merdeka yang terus berjuang untuk kesejahteraan yang merata atas dasar keberanian dan kebenaran. (Dari 600 Tahun Sang Merah Putih, karangan Prof. Mr. Muhammad Yamin – seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1963)