Find Us On Social Media :

Di Tengah atau di Sisa Waktu: Pilah-Pilih Kiat Berolahraga Kala Sibuk

By Trisna Wulandari, Jumat, 12 Juli 2019 | 18:15 WIB

Talkshow dengan tema

Sistem cicil

Perubahan kebiasaan agar tak terbeban berolahraga, pertama, dapat dimulai dengan durasi terkecil, contohnya 15 menit.

Jika sudah nyaman dengan 15 menit per hari, tingkatkan jadi 30 menit.

Sopha menuturkan, mencicil olahraga tak melulu harus dalam bentuk push up dan semacamnya.

“Contoh, aktivitas kita dalam satu hari itu harus berpindah-pindah lokasi untuk bertemu dengan klien atau rekan kerja. Nah, saat berpindah lokasi itu, cobalah untuk berjalan kaki,” ujarnya.

Gerak tubuh yang aktif ini perlahan membangunkan keinginan kita untuk nyaman berolahraga.

“Kalau sudah kebiasaan hingga kalau nggak olahraga dalam sehari, kamunya malah nggak enak, merasa ada yang kurang. Jadi bukan beban lagi kan?," kata Sophia.  

Baca Juga: Lakukan Pemanasan Statis Jika Sudah Tidak Akan Berolahraga Lagi

Mana yang olahraga, mana yang bukan

Sophia menekankan, ada perbedaan pada aktivitas fisik dan olahraga.

Mencuci mobil, membersihkan rumah, atau berkebun, misalnya, disebut aktivitas fisik.

Tidak jarang orang mengakali jatah olahraga dengan beraktivitas fisik.

Namun, Sophia menuturkan, akan lebih terasa manfaatnya jika orang yang beraktivitas fisik juga menyempatkan berolahraga.

“Olahraga itu patokannya adalah adanya peningkatan denyut jantung atau heart rate, yang berarti tubuh kita sudah bekerja lebih daripada kegiatan kita sehari-hari,” ujar Sophia.

Jenis olahraga sehari-hari

Jika sudah nyaman berolahraga, patoklah diri untuk melakukannya minimal 150 menit dalam satu minggu.

Olahraga sehari-hari di antaranya yakni aerobik, lari, berenang, menari, bersepeda, atau latihan kardio.

Padukan latihan kardio ini dengan latihan kekuatan otot.

Latihan ini tidak harus dilakukan dengan beban alat gym, namun juga dengan berat tubuh sendiri.

Jenis latihan kalistenik ini contohnya push up, squat, dan plank.

Baca Juga: Masih Muda dan Rajin Olahraga, Kenapa Bisa Kena Serangan Jantung?