Find Us On Social Media :

Hati-hati, Perubahan Iklim Tingkatkan Risiko Malaria di Daerah yang Lebih Dingin

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 29 Juni 2019 | 10:00 WIB

Nyamuk malaria.

Para peneliti menggunakan dua spesies nyamuk penampung malaria yang paling penting di dunia, Anopheles stephensi dan Anopheles gambiae, untuk melakukan percobaan mereka.

Mereka memelihara nyamuk yang terinfeksi malaria di laboratorium di bawah berbagai suhu mulai dari 16 hingga 20 derajat Celcius.

Baca Juga: Nobel Kedokteran 2015 Diberikan Kepada Tiga Ilmuwan Penemu Obat Malaria dan Cacing Gelang

Mereka mempertahankan satu set kontrol terpisah nyamuk pada 27 derajat Celcius, yang merupakan suhu di mana penularan malaria biasanya tertinggi.

Selain itu, tim memvariasikan suhu harian 10 derajat Celcius - 5 derajat Celcius di atas dan di bawah rata-rata harian, karena variasi suhu seperti itu biasa terjadi di lingkungan alami ketika dingin di malam hari dan lebih hangat di siang hari.

Model tradisional memperkirakan bahwa parasit dalam nyamuk membutuhkan waktu 56 hari untuk berkembang pada suhu tepat di atas ambang batas minimum untuk pengembangan, suhu 18 derajat Celcius yang sejuk.

Namun, penelitian saat ini menunjukkan bahwa hanya diperlukan 31 hari untuk pengembangan tersebut untuk Anopheles stephensi.