Find Us On Social Media :

7 Mitos Umum Tentang Vaksin, dari Sebabkan Autis Hingga Vaksin Ibu Hamil

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 16 Juni 2019 | 20:30 WIB

Ilustrasi vaksin.

5. Mitos: Anda tidak harus menepati jadwal vaksin untuk melindungi anak

Salah.

CDC menerbitkan jadwal vaksin yang memberikan batas waktu kapan anak-anak harus menerima vaksin sehingga mereka memberikan perlindungan terbanyak.

Dokter biasanya memberikan MMR, misalnya, sekitar 12 bulan, dan dosis kedua ketika anak-anak sekitar 4 hingga 6 tahun.

Menunda dosis membuat anak-anak rentan.

Ketika Anda menunda mendapatkan vaksin, Anda memiliki risiko yang tidak perlu selama periode waktu Anda bisa divaksinasi.

Ketika orang menunda vaksin, mereka cenderung lupa untuk mendapatkan semua suntikan yang dibutuhkan.

6. Mitos: Anda tidak perlu divaksinasi karena orang lain.

Salah.

Orang-orang berpikir bahwa kekebalan kelompok dapat melindungi setiap orang yang tidak diimunisasi.

Tetapi Fennelly menekankan bahwa 90% dari populasi harus diimunisasi agar berfungsi. Target pemerintah AS untuk vaksinasi MMR adalah 95%.

Banyak wabah campak baru-baru ini terjadi di masyarakat dengan tingkat imunisasi rendah, yang berarti mereka rentan.

7. Mitos: vaksin membanjiri sistem anak dengan terlalu banyak antigen.

Salah.

Kadang-kadang anak-anak menerima beberapa vaksin sekaligus, pengalaman yang sering berakhir dengan air mata.

Tampaknya semua antigen dalam vaksin dapat membanjiri sistem kekebalan bayi, tetapi anak-anak dapat menanganinya.

Itu tidak membebani sistem kekebalan bayi, ya banyak orangtua bisa sangat traumatis.

Anak-anak sering berhadapan dengan banyak kuman.

Setiap kali anak Anda berhadapan dengan tanaman lalu karpet, maka mereka mendapat 1000 kali lebih banyak antigen.

Baca Juga: Orangtua, Begini Caranya Mengurangi Trauma Suntikan Vaksin Pada Anak Kita