Find Us On Social Media :

7 Mitos Umum Tentang Vaksin, dari Sebabkan Autis Hingga Vaksin Ibu Hamil

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 16 Juni 2019 | 20:30 WIB

Ilustrasi vaksin.

Intisari-Online.com – Ketika kasus campak terus meningkat di seluruh negeri, diusulkan undang-undang California untuk membatasi pengecualian medis dari vaksinasi.

RUU itu membuat formulir permintaan pembebasan medis standari di seluruh negara bagian, dan meminta petugas kesehatan masyarakat negara bagian untuk menyetujui atau menolak permintaan pembebasan medis berdasarkan pedoman yang disediakan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Kita sering kali mendengar mitos-mitos tentang vaksin yang sebenarnya tidak perlu.

Berikut ini dilansir dari today, beberapa mitos umum yang kita dengar tentang vaksin dan fakta di baliknya.

Baca Juga: Jangan Salah, Vaksinasi dan Imunisasi Itu Beda, Lo, Simak Penjelasannya!

1. Mitos: vaksin menyebabkan autisme

Salah.

Ini adalah mitos yang sangat penting untuk diluruskan.

Penelitian ilmiah dan ulasan ilmiah terus menunjukkan tidak ada hubungan antara vaksin dan autisme.

McGee seorang dokter anak di Rumah Sakit Helen DeVos Children di Grand Rapids, Michigan, setuju.

Vaksin tidak menyebabkan autisme, sama sekali tidak ada hubungannya.

Sebuah penelitian di Denmark mengkonfirmasi apa yang diperkuat oleh para ahli.

Penelitian ini menemukan bahwa anak-anak yang menerima vaksin campak, gondok, dan rubella (MMR) 7% lebih kecil kemungkinannya mengembangkan autisme daripada mereka yang tidak divaksinasi.

Vaksin campak, gondong, dan rubella tidak memicu autisme.

Baca Juga: Apakah Berbahaya Melakukan Vaksinasi Berulang? Ini Jawaban Dokter