Find Us On Social Media :

Kisah Zenobia, Ratu Cantik yang Diarak sebagai Tontonan karena Kalah Perang

By Tatik Ariyani, Kamis, 4 April 2019 | 08:30 WIB

Zenobia, ratu perang Cantik dari Palmyra.

Intisari-Online.com – Tiga setengah abad sesudah Cleopatra, di gurun Siria berdirilah kerajaan Palmyra, yang diperintah oleh Odenathus dan permaisurinya Zenobia. Menurut Encyclopaedia Britannica, Zenobia “famed for her beauty" (termasyhur kecantikannya).

Selain itu ia terkenal, pula sebagai orang yang berkuasa dan cerdas sekali. Jadi kombinasi yang jarang sekali didapati.

Benar-benar tangan kanan suaminya

Palmyra semula hanya sebuah kota dagang yang maju dan makmur di sebuah oase di Siria. Kekayaan kota ini menarik kemaharajaan Romawi yang segera mengulurkan tangannya kesana. Di bawah pemerintahan Severus, Palmyra menjadi jajahan Romawi.

Baca Juga : Hati-hati, Obesitas Sebelum Usia 50 Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Kanker Pankreas

Tahun 260 Palmyra menjadi  negara yang berdiri sendiri dibawah perintah Odenathus, dan juga Zenobia. Jadi jelaslah bahwa sebelum suaminya meninggal wanita ini sudah ambil bagian secara aktif dalam pemerintahan negaranya.

Ia bukan hanya sekadar mendampingi, tapi juga aktif dengan politik suaminya. Konon sejumlah kemenangan yang diperoleh Odenathus adalah berkat taktik militer yang cerdik dari isterinya. Kemenangan-kemenangan ini antara lain melawan Persia, sehingga orang Romawi beterima kasih kepada Palmyra.

Zenobia sebagai kepala pemerintahan

Ketika Odenathus meninggal tahun 267, jadilah Zenobia pemimpin tunggal yang memegang kendali pemerintahan. Putera mereka keduanya masih dibawah umur. Salah seorang diantaranya adalah Wahab-allath yang dalam bahasa Yunani disebut sebagai Athenodorus.

Wanita cantik yang cerdas dan berkuasa ini mempunyai pula ambisi baik. Ia bercita-cita meluaskan kerajaannya. Ia ingin menguasai Romawi Timur. Memang setengah abad sebelumnya kerajaan Romawi mendapat serbuan suku-suku Goth, Vandal, dan lain-lain.

Baca Juga : Ingin Bersihkan Arteri Pembuluh Darah? Cobalah 5 Makanan Super Ini

Wanita cantik itu pun mengarahkan matanya ke Mesir. Rupanya tidak percuma Zenobia disebut Septimia Bathzabbai. Nama ini mirip nama salah seorang jenderalnya,  Septimus Zabbai. Zenobia sendiri menyerupai jenderal, karena memimpin pasukan sendiri sambil menunggang kuda di depan ataupun berjalan kaki di baris muka.

Menaklukkan Mesir.

Dengan pimpinan jenderal utamanya, Zabda, Palmyra menyerang Mesir. Tentara Mesir tidak sanggup menahannya. Alasan Zenobia menyerang Mesir ialah untuk mengembalikan wilayah itu kepada kemaharajaan Roma. Ini terjadi tahun 270.

Wahab-allath memerintah Mesir bersama-sama kaisar Cladius (Romawi). la memakai gelar raja, sedangkan Zenobia sendiri diberi gelar Mesir 'tau'. Tapi cita-cita Zenotia bukan cuma sekedar menaklukkan Mesir. Ia ingin membuat Palmyra lebih besar daripada kemaharajaan Romawi.

Zenobia mengirim tentaranya ke Asia Kecil. la membangun tangsi di seberang Byzantium, yaitu di Chalcedon disamping di Ancyra dan ala Galatia. Kaisar Roma tampaknya percaya pada kata-kata Zenobia bahwa semua ini dilakukannya untuk kebaikan kemaharajaan Romawi.

Baca Juga : Ingat, Jangan Pernah Coba-coba Berbohong Kepada Dokter Soal 12 Hal Ini!

Kaisar Romawi menyadari bahaya

Zenobia melanjutkan politiknya. Tapi ketika Aurelianus naik tahta, kaisar baru ini menyadari bahwa politik Zenobia membahayakan kemaharajaannya. Di Roma orang-orang menyadari bahwa wanita cantik dari Palinyra itu sedang asyik membangun Sebuah kerajaan yang lebih besar dari Romawi sendiri yang pada waktu itu dianggap sudah menguasai dunia.

Pada waktu itu yang dianggap dunia ialah Roma dan negara-negara yang berdampingan dengannya.

Roma mulai khawatir. Lebih-lebih  lagi ketika di Mesir Wahab-allath membuat dan mengedarkan mata uang yang tidak memakai gambar kepala kaisar Aurelianus, padahal umumnya mata uang memakai gambar kepala kaisar Romawi.

Mata uang yang dibuat oleh Wahab-allath itu pun dikeluarkan atas nama kaisar, padahal tanpa setahu dan seizin kaisar Romawi. Mata uang yang dikeluarkan oleh Zenobiapun demikian pula halnya.

Baca Juga : Gejalanya Sangat Mirip, Ini Bedanya Antara Pilek dan Flu, Jangan Sembarang Makan Obat!

Ini dipandang sebagai petanda bahwa Zenobia dan anaknya merasa sudah tidak terikat lagi kepada Roma.

Pasukan Romawi yang pertama kocar-kacir

Kaisar Aurelianus mengambil tindakan. la menjangkau senjatanya dan mengirimkan pasukan untuk menyatakan ketidaksetujuannya pada tindak-tanduk ratu Palmyra yang berani itu.  Tapi pasukannja dibuat kocar-kacir oleh Palmyra.

Aurelianus sebenarnya merasa tidak enak untuk berperang dengan wanita. Tapi disamping itu kaisar Romawi ini menyadari benar-benar bahwa wanita yang termasyhur kecantikannya itu bukanlah lawan yang bisa dipandang ringan.

Baca Juga : Punya Penyakit Paru Kronis, Pria Ini Justru Nekat Tembus Asap Rumah yang Terbakar demi Selamatkan Seorang Bayi

Jadi iapun menulis surat ke Roma: “Rakyat Romawi membicarakan aku dengan penuh penghinaan, karena memerangi seorang wanita. Tapi mereka tidak tahu sifat dan kekuatan Zenobia".

Anak Zenobia di Mesir tidak dapat mempertahankan negara itu. Menjelang akhir 270, Mesir dirampas oleh Romawi dibawah pimpinan Probus. Aurelianus sendiri mengepalai pasukan besar ke Asia Kecil.

Benteng-benteng Palmyra di Chalcedon, Ancyra, dan Tyana dihancurkan dan tibalah pasukan Romawi di Antioch.

Zenobia ikut ke medan perang.

Baca Juga : ‘Duh, Kondom Suamiku Tertinggal di Dalam’

Di Antioch ditempatkan tentara Palmyra dibawah pimpinan Zabda dan Zabbai. Zenobia pun ada disitu. Ratu Palmyra ini mengepalai tentaranya untuk menghadang Romawi, tapi sia-sia saja. Tentara Palmyra terpukul sehingga harus mundur kearah Emesa (kini Horns untuk pulang ke Palmyra).

Aurelianus menyerukan agar Zenobia menyerah, tapi dengan tegas Zenobia menolak. Di Emesa ratu Palmyra ini mengatur pula tentaranya. Pertarungan yang menentukan nasib Zenobia di Emesa berlangsung hebat sekali. Tapi Zenobia kalah juga. Mereka tidak dapat berbuat lain daripada pulang melalui gurun.

Perjalanan ini sukar. Aurelianus pun tidak gentar untuk mengejarnya.

Palmyra mempunyi perbentengan yang teguh dan persediaan pangan cukup banyak. Kota itun dikurung oleh Romawi. Zenobia mempertahankannya dengan nekat. Tapi Palmyra tidak sanggup menahan gempuran-gempuran musuh.

Baca Juga : Leonarda Cianciulli, Pembunuh Sadis dari Italia, Darah Korban Jadi Kue Sementara Daging Korban Jadi Sabun

Sesudah berkeyakinan bahwa kota tidak dapat dipertahankan lagi, Zenobia dan puteranya melarikan diri. Mereka bermaksud minta pertolongan raja Persia. Tapi baru sampai S. Euphrata mereka tertangkap.

Ketika mengetahui ratunya jatuh ke tangan musuh, tentara Palmyra kehilangan semangat untuk bertempur. Perlawanan mereka dapat dipatahkan. Demikianlah tahun 272 Palmyra jatuh ke tangan Aurelianus.

Nasib kota itu baik. Pembunuhan besar-besaran tidak dilakukan, tapi kekayaannya diambil kaisar Romawi.

Zenobia menerima keruntuhan dengan agung

Zenobia yang sudah banyak menyebabkan kesulitan kepada Aurelianus tidak dibunuh oleh kaisar Romawi itu. Mungkin karena kaisar kagum pada kecantikan, keberanian, dan kepandaiannya. Tapi perwira-perwira dan penasihat-penasihatnya termasuk sarjana kenamaan Longinus dibunuh.

Baca Juga : Romulus dan Remus, 'Anak-anak' Serigala yang Membangun Keganasan Romawi

Babak hidup Zenobia sebagai pemegang kekuasaan berakhir. Bagaimana caranya Zenobia menjalani babak berikutnya, sebagai orang yang kalah perang? Pada masa itu orang-orang yang kalah perang lazimnya dibinasakan atau dijual sebagai budak.

Meskipun tentunya banyak air mata dikucurkan dan ratapan dikeluarkan tapi Zenobia memikul nasibnya dengan agung. Zenobia dibawa ke Roma. Ketika kaisar mengadakan pawai kemenangan, Zenobia diarak sebagai tontonan untuk meriahkan pesta kemenangan.

Ia didandani dengan pakaian indah, tulis Tappan. Tangannya dibelenggu, tapi dengan rantai emas. Tubuhnya digantungi permata-permata yang berkilauan dan lehernya dikalungi rantai emas pula.

Rantai itu begitu berat, sehingga rasanya terlalu berat untuk dipikul sendiri. Terpaksa seorang budak diperintahkan untuk membantu membawanya.

Baca Juga : Fabius Maximus Hanya 6 Bulan Jadi Diktator Romawi tapi Sukses Bentuk 2 Legiun Baru

Perbedaan Zenobia dengan Cleopatra

Tiga setengah abad sebelumnya, untuk menghindarkan diri dari nasib jadi barang tontonan seperti ini, Cleopatra bunuh diri dengan ular berbisa yang disembunyikan di keranjang bunga.

Tipe Zenobia lain dari Cleopatra, meskipun keduanya sama masyhur kecantikannya, dan mungkin sama besar cintanya kepada negaranya.

Cleopatra dalam hidupnya membuat lakon-lakon yang tidak begitu terpuji. Sebaliknya Zenobia menerbitkan rasa kagum sehingga dihargai lawannya.

Bagaimana nasib kota Palmyra? Rupanya orang-orang Palmyra tidak suka pada pemerintahan Romawi. Beberapa bulan sesudah Zenobia ditangkap, Palmyra berontak.

Sekali lagi Aurelianus memimpin tentaranya ke kota ini dan kali ini kota itu benar-benar dimusnahkan. (Junus Nur-Arif – Intisari Februari 1972) -