Find Us On Social Media :

Cara Manjur Musnahkan Nyamuk DBD, Bikin Mereka Mandul! Begini Caranya

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 1 Februari 2019 | 10:30 WIB

TSM diharapkan dapat memutus garis keturunan aegypti yang telanjur menjadi inang bagi virus ini.

Adanya Dengue di telur aegypti tentu fakta menarik. Fakta ini menjawab pertanyaan: mengapa wabah demam Dengue selalu datang seiring musim hujan.

Tak lain karena persinggungan dengan air hujan atau kelembapan menyebabkan telur-telur itu menetas. Ali malah berpendapat, penyebaran virus dari orang sakit ke orang sehat dengan perantaraan nyamuk seperti perkiraan orang selama ini, justru sangatlah kecil.

Di laboratorium PAIR, pembentukan pasukan nyamuk mandul ini alurnya bermula dari peternakan nyamuk. Stok telur-telur nyamuk dihasilkan dari tempat yang bikin orang merinding itu.

Baca Juga : Status ‘Waspada’ DBD di Jakarta, Yuk Cegah Penularan dengan Konsumsi 5 Olahan Makanan Ini!

Telur-telur kering ini bisa disimpan sampai enam bulan. Nanti setelah ada komando untuk beraksi, barulah telur-telur ini ditetaskan.

Dari tetasan itu kemudian diseleksi antara pupa jantan dan pupa betina. Karena hanya pupa jantanlah yang akan turun gelanggang.

Pupa-pupa ditempatkan dalam sebuah pot untuk diradiasi sinar gamma dengan dosis 70 gray. Di fasilitas nuklir PAIR, dengan alat Irradiator Gamma Cell 220 berkapasitas 10.000 curie, radiasi akan matang dalam 38 detik saja.

Tak sampai 24 jam kemudian, pupa-pupa yang sudah berumur ini akan segera menjadi nyamuk dan siap action.

Baca Juga : Fakta-fakta Seputar Nyamuk Aedes Aegypti si Penyebar DBD

Sebenarnya bukan hanya pupa saja yang bisa diradiasi. Nyamuk juga bisa, akan tetapi tidak efisien lantaran keterbatasan ruang (chamber) di alat peradiasi.

Meradiasi nyamuk hanya akan menghasilkan 18 pot sesuai kapasitas chamber atau artinya hanya untuk pelepasan di 18 rumah.  Sedangkan meradiasi pupa, bisa menghasilkan 20.000 nyamuk atau untuk 400 rumah.

Dijamin tidak nyasar

Cara melepaskan pasukan perjaka mandul ini tidaklah rumit. Buka saja tutup pot, mereka lalu akan berterbangan. Tak usah takut nyamuk-nyamuk itu akan nyasar.

Karena nyamuk sebenarnya tidak memiliki jarak terbang yang jauh. Apalagi aegypti yang dikenal sebagai nyamuk dalam ruangan (indoor) yang hidupnya mengisolir diri.

Baca Juga : Ratusan Tahun Berperang, Manusia Tetap Gagal Menaklukan Nyamuk Aedes

“Dilepas di teras sekalipun, aegypti akan segera masuk ke ruangan,” tutur Ali yang pernah melepaskan 6.000 ekor nyamuk dan tidak satupun ada yang nyasar ke rumah tetangga.

TSM tidak akan efektif jika kita hanya memberi tugas kepada nyamuk-nyamuk jantan itu untuk memikat hati para betina setempat.

Jumlah merekapun harus lebih banyak agar mampu bersaing dengan para perjaka lokal. Ingat, kesempatan kawin ini hanya berlangsung sekali!

Dengan perhitungan populasi aegypti berkisar 4-6 ekor dalam satu rumah, para peneliti mengambil angka 9 kali lipat dari populasi atau sekitar 45 ekor.

Baca Juga : Jangan Gunakan Obat Nyamuk Setiap Hari Karena Berbahaya Bagi Kesehatan. Mengapa?

Hasilnya kemudian dibulatkan menjadi 50 ekor dalam sekali lepas. Menurut Ali, pelepasan paling ideal untuk nyamuk yang terisolir seperti aegypti adalah lima kali berturut-turut dengan selang waktu seminggu.

Dari hasil pelepasan di dua kecamatan di Banjarnegara pada 2011, terbukti daerah yang semula memiliki house index 70% (artinya 70% rumah ada nyamuknya) bisa ditekan angkanya sampai 15%, setelah pelepasan ketiga.

Selain itu, keberhasilan juga tampak dari hasil 96,35% telur nyamuk yang tidak menetas. Sejumlah kecil telur tetap menetas karena di lapangan tetap ada kopulasi dengan pejantan setempat.

“Dengan house index 15% itu saja, kasus Dengue sudah hilang. Padahal itu daerah endemik  yang tertinggi,” kata Ali.

Baca Juga : Cara Mengusir Nyamuk Pakai Bahan Alami dan Menyegarkan, Begini Membuatnya!

Peneliti lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini juga mendengar, sampai 2015 lalu, daerah itu juga sudah tidak pernah melakukan pengasapan (fogging) lagi.

“Kalau ingin daerah itu terjamin bebas 100 persen dari Dengue, tentu TSM harus dilakukan serempak di seluruh areal.”

Sifat aegypti yang suka menyendiri, rupanya membawa keuntungan tersendiri. Ia mudah disasar dengan TSM bahkan bisa dihilangkan sampai nol kalau memang diniatkan. Sedangkan untuk spesies-spesies lain , seperti albopictus atau culex, menurut Ali saat ini masih diteliti.

“Tapi bukan mustahil. Sebab di luar negeri hampir seluruh nyamuk pernah dilakukan TSM, baik dengan teknik nuklir maupun teknik lain.”

Baca Juga : 7 Cara Mengusir Nyamuk di Dalam Ruangan dengan Bahan Alami, Yuk Coba!

Pengasapan apakah efektif?

Melepas paling tidak 50 ekor aegypti di dalam satu rumah, tentu bisa membuat orang menjadi parno alias paranoid. Karena itu wajar  jika ada satu dua keluarga yang menolak, karena TSM dianggap malah memperbanyak populasi nyamuk di rumah mereka.

Ali berpendapat, di sinilah peran pemerintah untuk memberi pengertian yang benar tentang penyebaran wabah Dengue.

Sayangnya, tindakan yang selama ini lebih sering dilakukan hanyalah pengasapan (fogging) di rumah-rumah. Padahal ada kemungkinan hanya rumah-rumah tertentu saja yang sebenarnya berpotensi terjangkit penyakit.

“Penanganannya bisa bersifat personal, artinya hanya rumah yang memang ada nyamuknya.” Menyambung soal fogging, masyarakat juga harus mengerti aturan mainnya. Contoh, pengasapan yang baik semestinya dua kali dalam selang waktu seminggu.

Baca Juga : Hati-hati, Bahaya Obat Nyamuk Bakar Bisa Setara dengan 75 Rokok, Ini Penjelasannya