Find Us On Social Media :

13 Metode Diet untuk Turunkan Berat Badan yang Diyakini akan Populer pada 2019, Mana yang akan Anda Pilih?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 4 Januari 2019 | 15:30 WIB

Diet ini juga mendapatkan dukungan dari konsultan pribadi selama proses berlangsung. Jenny Craig menawarkan program penurunan berat badan secara teratur dan program yang dirancang khusus untuk penderita diabetes tipe 2.

US News & World Report menilai itu aman, bergizi sehat, dan mudah diikuti, tetapi mencatat bahwa biayanya bisa menjadi hambatan bagi sebagian orang.

  1. Fertility diet

Fertility diet dikembangkan oleh Jorge Chavarro dan Walter Willett dari Harvard T.H. Chan School of Public Health sebagai cara untuk membantu perempuan yang berjuang untuk hamil.

Baca Juga : Orangtuanya Beri Pola Makan Diet Vegan, Bayi Ini Malah Alami Cedera dan Berpotensi Kembangkan Penyakit

Diet ini berdasarkan penelitian dari Nurses 'Health Study, yang mencakup 238.000 perawat wanita dan menemukan, mengonsumsi lemak "baik", biji-bijian utuh, dan protein nabati membantu pasokan telur peserta, menurut US News & World Report.

Diet ini memiliki 10 langkah yang didukung sains, tetapi perempuan yang melakukannya tidak perlu melakukan semua langkah tersebut sekaligus.

  1. Ornish Diet

The Ornish Diet, dikembangkan oleh Dr. Dean Ornish, yang menekankan konsumsi biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, dan rendah lemak, protein hewani, dan karbohidrat olahan dalam menu makanan.

Baca Juga : Ingin Turunkan Berat Badan di Tahun 2019? Ini 5 Tips Diet yang Terbukti Sukses!

Diet ini mendapat "reaksi beragam" dari panel ahli, kata laporan US News & World.

Kendati termasuk salah satu diet terbaik untuk kesehatan jantung, penelitian menunjukkan orang sulit konsisten dengan diet ini karena membutuhkan asupan lemak yang sangat rendah.

  1. Nordic Diet

Nordic diet dibuat oleh para ilmuwan nutrisi di University of Copenhagen di Denmark. Diet ini berperingkat tinggi untuk keamanan dan nutrisi.

Baca Juga : Jika Ingin Menurunkan Berat Badan, Berapa Banyak Konsumsi Karbohidrat yang Layak?